Turnamen tenis Final ATP 2023 menjadi persaingan dan tontonan yang semakin menarik. Empat petenis tunggal putra terbaik dunia akan bersaing di semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
TURIN, JUMAT — Turnamen tenis Final ATP 2023 di Turin, Italia, adalah panggung persaingan delapan petenis putra dengan performa terbaik di sepanjang musim. Tahap semifinal akan menjadi kompetisi lebih ”panas” dengan lolosnya empat petenis terbaik dari yang terbaik.
Carlos Alcaraz, Daniil Medvedev, Jannik Sinner, dan Novak Djokovic adalah empat petenis yang akan bersaing pada babak empat besar di Stadion Pala Alpitour, Sabtu (18/11/2023), setelah menempati peringkat dua besar di grup masing-masing. Alcaraz dan Medvedev lolos dari persaingan Grup Hijau, sementara Sinner dan Djokovic menjadi yang terbaik dari Grup Merah.
Tak hanya menjadi yang terbaik dalam fase penyisihan yang berlangsung dalam format round robin, faktanya, mereka adalah empat petenis berperingkat terbaik dunia. Djokovic, di puncak ranking, telah memastikan menjadi petenis nomor satu dunia hingga akhir 2023. Dia menjadi petenis ranking terbaik akhir tahun untuk kedelapan kalinya.
Dalam perebutan tiket final, Djokovic akan berhadapan dengan Alcaraz sebagai petenis ranking kedua. Semifinal lain mempertemukan petenis ranking ketiga, Medvedev, dan Sinner (4). Persaingan empat besar itu berlangsung antara juara dengan peringkat kedua dari grup berbeda.
Djokovic dan Alcaraz bisa bertemu pada pertandingan yang akan berlangsung Minggu (19/11/2023) dini hari waktu Indonesia setelah lolos dari lubang jarum di fase penyisihan. Format round robin, yang diikuti empat petenis dalam setiap grup, berlangsung lebih rumit dibandingkan sistem gugur yang langsung menyingkirkan petenis yang kalah.
Pada round robin, setiap petenis bertemu dengan petenis lain pada grup yang sama. Selain kemenangan dan kekalahan, setiap gim hingga skor diperhitungkan untuk menentukan posisi peserta dalam klasemen. Nasib petenis tak hanya ditentukan diri sendiri, tetapi tergantung dari hasil petenis lain.
Djokovic, misalnya, lolos ke semifinal sebagai peringkat kedua Grup Merah karena pengaruh tiga kemenangan Sinner. Sementara, Alcaraz bisa menjadi juara grup meski kalah pada pertandingan pertama melawan Alexander Zverev.
Kemenangan straight sets pada dua pertandingan berikutnya menaikkan posisi Alcaraz dari peringkat ketiga menjadi yang teratas di Grup Hijau. Dia menikung Medvedev yang memenangi dua pertandingan awal. Momen ini menjadi lebih dramatis karena penentu lolosnya Alcaraz, bahkan menjadi juara grup, adalah ketika mengalahkan Medvedev dengan skor 6-4, 6-4 pada Jumat.
Hal terpenting yang saya lakukan hari ini adalah berusaha tetap kuat secara mental. Saya berusaha tenang pada momen sulit agar bisa memberi kesempatan pada diri sendiri untuk menang.
”Hal terpenting yang saya lakukan hari ini adalah berusaha tetap kuat secara mental. Saya berusaha tenang pada momen sulit agar bisa memberi kesempatan kepada diri sendiri untuk menang,” tutur Alcaraz dalam laman resmi turnamen.
Kekuatan mental itu pula yang harus dipertahankan Alcaraz ketika berhadapan dengan Djokovic. Dari empat pertemuan sebelumnya, Alcaraz bisa menunjukkan itu dengan dua kali mengalahkan sang senior. Namun, Final ATP menjadi panggung baru bagi Alcaraz, sementara Djokovic sudah enam kali menjuarainya.
”Melawan Novak adalah tantangan paling sulit yang akan saya lakukan. Dia enam kali menjadi juara di sini. Dia hanya enam kali kalah pada tahun ini. Novak adalah Novak. Saya harus bermain pada level tinggi dan berusaha melakukan seperti yang saya lakukan pada beberapa pertemuan sebelummya dengan dia. Saya sangat antusias bertemu Novak,” tutur Alcaraz.
Meski baru empat kali terjadi, persaingan Djokovic dengan Alcaraz selalu menjadi laga menarik. Tak ada pertandingan yang berlangsung straight sets dan skor selalu menunjukkan selisih yang tipis.
Potensi bahwa Alcaraz akan menjadi petenis yang menyulitkan terjadi ketika dia pertama kali bertemu Djokovic. Alcaraz mengalahkannya pada semifinal ATP Masters 1000 Madrid 2022. Setelah itu, mereka bergantian saling mengalahkan di panggung besar, yaitu pada semifinal Perancis Terbuka 2023, final Wimbledon 2023, dan final Cincinnati Masters 2023.
Faktor penonton
Petenis tuan rumah, Sinner, memerlukan kembali suntikan semangat dari penonton saat melawan Medvedev, seperti ketika memenangi tiga pertandingan penyisihan grup. Dia menjadi harapan publik tuan rumah untuk melihat petenis Italia pertama yang menjuarai Final ATP.
”Tampil di negara sendiri tentu saja menambah tekanan, tetapi itu adalah tekanan yang positif. Penonton memberi saya banyak kekuatan. Saya berharap perjalanan saya bisa berlanjut dengan sisa dua pertandingan lagi,” kata Sinner.
Selain penonton, Sinner bisa membawa bekal positif, yaitu kemenangan pada dua pertemuan terakhir dengan Medvedev. Sinner selalu kalah pada enam pertemuan hingga akhirnya dia mengalahkan Medvedev pada dua pertandingan menjelang Final ATP, yaitu dalam final ATP 500 Beijing dan Vienna, September dan Oktober.
”Saya harus segera melupakan kekalahan dari Carlos. Setelah keluar dari ruangan ini, saya harus berpikir, ’Bagaimana caranya mengalahkan Jannik?’” ujar Medvedev pada acara konferensi pers.
Medvedev menilai, performa Sinner semakin berkembang pada 2023. Dia bisa melakukan berbagai hal di lapangan. ”Dia bisa melakukan servis dan voli, tetapi dia juga bisa bermain solid dari baseline. Dropshot, slice, pukulan silang, dan down the line dia pun bagus. Itu sebabnya, dia menjadi salah satu petenis top dunia,” kata juara Final ATP 2020 tersebut. (AP/AFP)