Carlos Alcaraz mengaku kondisi fisiknya prima saat kalah di laga perdana Final ATP 2023. Ia merasa lelah secara mental.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
TURIN, SELASA — Dengan dua gelar Grand Slam dan peneguhan peringkat satu pada musim lalu, Carlos Alcaraz telah menjadi petenis muda terbaik saat ini. Namun, rentetan kekecewaan Alcaraz sejak pertengahan tahun belum juga menemui ujung. Pada debutnya di Final ATP 2023, Alcaraz gagal melewati ujian dari Alexander Zverev.
Bermain di Pala Alpitour, Turin, Italia, pada Senin (13/11/2023) malam waktu Indonesia, Alcaraz harus mengakui keunggulan Zverev dengan skor 7-6(3), 3-6, 4-6. Pertandingan pembuka Grup Merah itu merupakan duel dua petenis yang sama-sama absen pada Final ATP 2022. Alcaraz melewatkannya karena cedera perut, sedangkan Zverev lantaran cedera pergelangan kaki.
Alcaraz juga mengalami masalah kaki dan punggung bulan lalu. Sekembalinya dari cedera, Alcaraz kalah pada babak kedua ATP Masters 1000 Paris, Perancis. Final ATP 2023 menjadi kesempatannya untuk mendapatkan lagi konsistensi. Namun, dalam pertandingan yang berlangsung selama 2 jam 31 menit ini, pemain berusia 20 tahun ini masih belum kembali ke performa terbaiknya.
Saya telah berlatih dengan cukup baik dan secara fisik merasa sehat. Namun, setelah kekalahan, saya tidak merasa baik dalam hal level tenis saya. Ini merupakan tahun yang panjang dan penuh tantangan. (Carlos Alcaraz)
”Saya telah berlatih dengan cukup baik dan secara fisik merasa sehat. Namun, setelah kekalahan, saya tidak merasa baik dalam hal level tenis saya. Ini merupakan tahun yang panjang dan penuh tantangan. Saya harus berkembang untuk mencapai titik musim ini dalam kondisi yang lebih baik, terutama secara mental. Mungkin saya mengalami kelelahan mental,” tutur Alcaraz, dikutip dari laman resmi ATP.
Alcaraz juga mengatakan, ia gagal memanfaatkan beberapa kesempatan break point saat menghadapi Zverev. Padahal, itu merupakan kunci memenangi pertandingan. Petenis Spanyol ini melewatkan lima dari enam kesempatan untuk unggul melalui break point. Hanya pada set pertama, ia mampu mengonversi break point menjadi kemenangan.
Alcaraz membalikkan keadaan selepas menghadapi tekanan, akibat tiga tembakan berturut-turut Zverev, dengan drop shot gemilang yang memaksa lawan salah memukul bola. Namun, Alcaraz tidak mampu meredam konsistensi Zverev pada set kedua dan ketiga. Malah, juara AS Terbuka 2022 ini kehilangan momentum pada set kedua setelah pukulan backhand-nya membentur net. Sebaliknya, Zverev memanfaatkan kesempatan itu dengan memenangi 90 persen poin servis pertamanya dan sering bermain dari dalam baseline untuk mengejar Alcaraz.
Hasil di Turin merupakan kekalahan ketiga Alcaraz dari Zverev ketika bermain di lapangan keras seperti Pala Alpitour. Alcaraz, yang tumbuh di lapangan tanah liat berkarakter lambat, merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan kecepatan bola di lapangan tersebut.
Kekalahan dari Zverev juga menambah daftar kekecewaan Alcaraz selepas final Grand Slam Wimbledon pada Juli lalu. Kendati masih bisa menembus final ATP Masters 1000 Cincinnati, Alcaraz tak mendapat gelar juara pada enam turnamen setelah Wimbledon.
Walakin, Alcaraz menekankan, peluang masih terbuka lebar. Alcaraz masih bisa berharap untuk lolos dari babak round-robin, dengan dua petenis teratas di setiap grup yang beranggotakan empat orang akan mencapai semifinal. Pada pertandingan selanjutnya, Rabu (15/11/2023), Alcaraz akan bertemu dengan petenis Rusia, Andrey Rublev. Seperti Alcaraz, Rublev juga kalah pada laga pertama di Final ATP 2023.
”Ini satu-satunya turnamen di mana kekalahan tidak membuat Anda tersingkir. Saya masih mempunyai kesempatan untuk terus berkembang dan lolos dari babak penyisihan grup. Besok saya akan berlatih untuk memperbaiki segala sesuatu yang tidak saya lakukan dengan baik hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Zverev telah kembali ke performa terbaiknya sejak paruh kedua musim ini setelah absen selama tujuh bulan karena cedera pergelangan kaki di Perancis Terbuka. Dalam laga melawan Alcaraz, Zverev mengalami momen yang mengkhawatirkan setelah tampak terkilir pada set ketiga. Namun, juara dua kali Final ATP ini mengatakan, ia hanya terpeleset dan berharap tidak ada masalah besar yang menimpanya.
”Servis saya banyak membantu saya. Menahan break point pada gim pertama set kedua membantu saya (memenangi pertandingan). Anda tidak ingin kalah satu set dan satu break melawan petenis peringkat ke-2 dunia sehingga saya senang dengan kemenangan ini,” kata Zverev, yang akan bertemu Daniil Medvedev pada laga berikutnya.
Pembalasan terbaik
Daniil Medvedev juga meraih kemenangan pada pertandingan pertama Final ATP 2023. Medvedev menang atas rekan sesama petenis Rusia, Rublev, dengan 6-4, 6-2. Kemenangan itu menjadi pembalasan terbaik Medvedev yang kalah dari Rublev pada babak penyisihan grup Final ATP 2022.
Medvedev, yang selalu lolos ke Final ATP sejak 2019, bahkan tak meraih satu pun kemenangan pada babak penyisihan grup tahun lalu. Hal lain yang lebih menyesakkan, peringkat ketiga dunia ini selalu kalah dalam tiebreak dalam tiga set.
”Saya bermain bagus sebelum turnamen dan saya berhasil menunjukkannya di lapangan sekarang. Saya merasa sangat baik dan mampu unggul dengan cepat,” kata Medvedev, yang kian meneguhkan dominasinya atas Rublev dengan memenangi tujuh laga dari sembilan pertemuan mereka. (AP)