Pertahanan menjadi kunci kemenangan Senegal atas Argentina. Padahal, bek andalan mereka tidak mengetahui pemain kunci lawan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
Jika gelandang serang Argentina Claudio Echeverri (17) dijuluki ”si setan kecil”, maka bek sekaligus kapten Senegal Fallou Diouf (16) pantas disebut sebagai ”si penakluk setan”. Kemenangan Senegal atas Argentina 2-1 berawal dari pertahanan yang begitu kuat, termasuk keberhasilan Fallou mematikan pergerakan Echeverri.
Argentina sangat bergantung pada Echeverri. Dia hampir selalu terlibat di setiap serangan. Wajar saja, dia adalah sosok yang digadang-gadang sebagai penerus Lionel Messi. Namun, magis Echeverri tidak terlalu berdampak malam itu, Sabtu (11/11/2023), di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Echeverri pun ditarik keluar pada menit ke-77 saat Argentina tertinggal 0-2. Dia hanya membawa kartu kuning dari laga itu. Semua berkat penampilan solid dari pertahanan Senegal. Terutama Fallou yang ditugaskan untuk memantau pergerakan sang gelandang. Fallou dengan tubuh atletis setinggi 1,91 meter terlalu tangguh.
Yang menarik, Fallou ternyata tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi Echeverri. Jangankan itu, dia bahkan tidak mengetahui siapa pemain yang bernama Echeverri. ”Saya tidak tahu siapa dia,” kata pemain yang mengidolakan bek Arsenal William Saliba tersebut sebelum sesi latihan, sehari menjelang laga.
Di era sepak bola modern yang kaya informasi, meriset lawan sudah jadi hal mutlak. Bukan hanya secara umum. Setiap pemain bahkan dibekali pengetahuan cara bermain lawan, terutama pemain yang akan sering berhadapan di lapangan. Mulai dari cara bergerak, mendribel, hingga menembak bola.
Fallou sungguh istimewa. Tanpa pengetahuan tentang pemain andalan lawan saja, dia bisa meredamnya. Pelatih Senegal Serigne Dia turut memuji sang bek. Menurut Dia, duel Fallou dan Echeverri serta pertahanan secara keseluruhan yang mengantar mereka menang. ”Saya bangga dengan pertahanan kami. Bukan hanya Fallou, melainkan juga semua pemain,” ujarnya.
Kemenangan Senegal atas Argentina dan Fallou atas Echeverri memberikan makna lain. Turnamen remaja seperti Piala Dunia U-17 penuh ketidakpastian. Tidak ada tim yang dominan unggul dari sisi kualitas pemain. Mereka semua masih dalam fase pembinaan awal dan belum terpisah jauh dari sisi pengalaman.
Saat bersamaan, kemampuan teknik dan taktik belum akan terlihat signifikan karena tidak didukung fisik sepadan. Di sisi lain, bakat mentah seperti kecepatan, kekuatan, dan atribut fisik lainnya justru bisa lebih berguna. Hasil laga mengejutkan pun akan lebih banyak dan bisa datang dari mana saja.
Lihat saja di Grup C, Sabtu kemarin. Tim Brasil, berstatus juara bertahan, takluk dari Iran, 2-3. Brasil merupakan tim penguasa dunia di level senior dengan trofi Piala Dunia terbanyak (lima kali). Berbeda jauh dengan Iran yang bahkan masih kesulitan untuk menguasai Asia. Perbedaan itu melebur di laga kemarin, dalam level remaja.
Keunggulan fisik sangat penting. Terbukti dari dominasi tim-tim Afrika di Piala Dunia U-17. Peraih gelar terbanyak sejak turnamen digelar pada 1985 adalah Nigeria (lima kali). Nigeria di peringkat kedua dalam empat edisi terakhir. Padahal, di level senior, prestasi terbaik Nigeria hanya lolos babak 16 besar Piala Dunia.
Pemain-pemain dari tim Afrika terlihat sangat dominan dari sisi fisik. Mereka lebih tinggi, kekar, dan cepat dibandingkan dengan pemain remaja negara lain, seperti Fallou. Orang-orang akan percaya jika dia disebutkan berusia 20 tahun lebih. Presensi fisiknya seperti orang dewasa, bukan remaja pada umumnya.
Pelatih Senegal tidak memungkiri, tim-tim Afrika memang sangat berbakat dari sisi fisik. ”Namun, kami sulit bersaing di level senior karena kompetisi. Di Senegal, hanya beberapa pemain terbaik kami yang bisa mencicipi kompetisi level tinggi di Eropa. Semoga pemain muda kami bisa mendapat lebih banyak kesempatan,” ujar Dia.
Jadi, jangan terkejut jika Senegal atau tim-tim yang tidak bisa berbicara banyak di level senior tiba-tiba lolos ke final dan jadi juara di turnamen remaja itu. Bukan para penguasa sepak bola dunia, seperti Argentina yang saat ini menduduki peringkat pertama dunia versi FIFA.