Filosofi Menembak Bulan Pedro Acosta
Pedro Acosta mengunci gelar juara Moto2 dengan finis di posisi kedua dalam balapan seri Malaysia di Sirkuit Internasional Sepang. Gelar ini mengantar langkah Acosta ke kelas MotoGP musim 2024 membela Gasgas Tech3.
SEPANG, MINGGU —Pedro Acosta melangkah ke kelas elite MotoGP dengan elegan setelah mengunci gelar juara Moto2 dalam balapan seri Malaysia di Sirkuit Internasional Sepang, Minggu (12/11/2023). Gelar ini juga melengkapi raihan juara di kelas Moto3 pada 2021 dan Red Bull Rookie Cup pada 2020. Acosta musim depan akan membela tim MotoGP Gasgas Factory Tech3 pada musim 2024.
Acosta dinilai sebagai anak ajaib karena mampu langsung kompetitif dalam musim pertamanya di kelas Moto3 dan juara pada musim debutnya itu, pada 2021. Acosta kemudian promosi ke kelas Moto2 pada musim 2022 membela tim Red Bull KTM Ajo. Di kelas dengan motor lebih besar ini, dia harus beradaptasi lebih gigih untuk bisa kompetitif. Pebalap muda Spanyol itu mengakhiri musim perdananya di Moto2 dengan meraih tiga kemenangan dan finis di posisi kelima dengan 177 poin.
Dalam musim keduanya di Moto2, Acosta semakin kompetitif dengan mengawali persaingan 2023 dengan kemenangan di Portimao. Dia kemudian meraih enam kemenangan lain serta tujuh podium lainnya untuk mengunci gelar juara Moto2 2023 dengan menyisakan dua seri, Qatar dan Valencia. Acosta mengumpulkan 320,5 poin, unggul 77 poin dari pesaing terdekatnya, pebalap tim Elf Marc VDS Racing Tony Arbolino.
Baca juga: Kemenangan Fantastik Enea Bastianini di Sepang
Dalam balapan di Sepang, Acosta start dari posisi keenam dan finis di posisi kedua. Dia tidak bisa mengejar pebalap tim GT Trevisan SpeedUp Fermin Aldeguer yang melesat sendirian di depan, unggul 7,128 detik dari Acosta. Podium ketiga diraih oleh Marcos Ramirez yang merupakan podium pertama pebalap American Racing itu.
Acosta mengakui dirinya sempat merasakan tekanan dan mengalami kesulitan untuk bisa balapan dengan tenang. Namun, kemudian dirinya bisa mengatasi itu dengan fokus pada setiap balapan, bukan memikirkan gelar juara.
”Saya merasa kesulitan supaya tidak merasakan tekanan, dan akhirnya kami memahami bahwa kami dalam 'situasi mudah' karena kesempatan meraih gelar juara sekarang sangat terbuka. Pada hari pertama, saya mengatakan, jika itu tidak terjadi di sini, akan terjadi di Qatar atau Valencia. Akhirnya saya menjalani akhir pekan seperti biasa, saya berusaha kompetitif dalam balapan Minggu, dan seperti yang kami lakukan di sini,” ungkap Acosta dalam konferensi pers.
Musim ini, Acosta juga melakukan beberapa kesalahan sehingga kehilangan banyak poin. Namun, itu bagian dari pembelajaran untuk bisa mengatasi kesulitan di sepanjang musim.
”Di Sachsenring sepertinya saya memiliki selisih 83 poin dengan pebalap di peringkat dua. Tetapi, saya cukup gila (di Jerman), dan di Portimao saya agak grogi. Saya menjalani balapan-balapan di mana saya kehilangan banyak poin dalam bagian terakhir kejuaraan,” ungkap pebalap muda Spanyol itu.
Tahun lalu, saya juga melakukan banyak kesalahan, sepertinya saya mengalami 20 kecelakaan, itu sangat banyak. Dan, tahun ini kami mengawali dari nol, memasukkan seluruh kesalahan dalam satu peti, dan mengatakan, 'tidak ada yang boleh keluar dari peti itu’.
”Tahun lalu, saya juga melakukan banyak kesalahan, sepertinya saya mengalami 20 kecelakaan, itu sangat banyak. Dan, tahun ini kami mengawali dari nol, memasukkan seluruh kesalahan dalam satu peti, dan mengatakan, 'tidak ada yang boleh keluar dari peti itu'. Benar, saya melakukan kesalahan dalam musim ini, seperti di Le Mans dan Australia, tetapi menurut saya itu bagian dari kejuaraan yang normal, karena tidak ada yang mudah,” lanjut Acosta.
Baca juga: Martin dan Pecco Intip Data Marquez
”Musim lalu, kami kesulitan menemukan setelan motor yang tepat, juga saya terlalu ringan untuk motor Moto2, dan kami melakukan langkah maju selama musim dingin, pra musim, dan kami banyak membaik. Kami meraih banyak pengalaman tahun lalu, dan kami memainkan itu,” jelas Acosta terkait peningkatan musim ini.
”Sekarang, kami bagus sejak FP1, kami melakukan kemajuan untuk balapan, dan hanya dua balapan di mana kami tidak bisa bersaing meraih podium, yaitu di Argentina dan Barcelona. Tetapi, kami melakukan langkah besar karena sebelumnya saya kesulitan di trek seperti Assen, Silverstone, di sini (Sepang), untuk bisa kompetitif, karena ini bukan trek saya. Jadi, tidak mudah bagi saya untuk mengalir dengan motor,” lanjut Acosta.
”Tetapi, saya senang, karena target sejak awal musim adalah bisa kompetitif bukan berada di podium. Ini seperti saat Anda menembakkan pistol, saat menembak bulan, maka peluru akan melesat lebih jauh, kami berusaha melakukan seperti itu,” ujar pebalap yang baru berusia 20 tahun itu.
Terkait dengan penilaian bahwa dirinya merupakan Dani Pedrosa baru atau Marc Marquez baru, Acosta menilai dirinya tidak bisa dibandingkan dengan mereka.
Baca juga:Marquez Panaskan Persaingan Pecco-Martin
”Saya berusaha untuk tidak memikirkan itu. Saya merupakan Pedro Acosta baru bukan Marc Marquez baru. Ini era yang berbeda, juga motor yang berbeda, Anda tidak bisa membandingkan itu. Memang menyenangkan berada di antara nama-nama itu dalam kejuaraan, tetapi ini bukan saatnya memikirkan itu. Saat ini saya harus menikmati di atas motor, menikmati berada di paddock dan bergembira dengan orang-orang yang bekerja di sini,” ungkap Acosta.
Dia juga tidak ingin terlalu memikirkan musim depan di MotoGP. Dia akan mengalir saja menikmati musim terakhirnya di Moto2, dan kemudian menjalani tes MotoGP seusai balapan seri Valencia.
”Saya tidak memikirkan tentang itu. Mungkin benar bahwa saat saya menjuarai Moto3, saya berpikir terlalu cepat di Moto2, dan saya sangat menikmati kelas ini, dan kini saatnya untuk menyelesaikan kelas Moto2 sebaik mungkin, serta berjuang untuk meraih gelar juara tim. Dan, MotoGP akan tiba pada Selasa setelah balapan Valencia, dan saya memiliki waktu cukup panjang selama musim dingin untuk memikirkan itu,” ungkap Acosta.
Dia bertekad menjadikan pengalaman di Moto3 dan Moto2 untuk beradaptasi secepat mungkin di kelas MotoGP musim depan.
Baca juga: ”Pole Position” Bagnaia Setelah 70 Hari
”Saya memetik banyak pengalaman untuk tidak memberi diri saya tekanan. Jika harus begitu, saya akan begitu, maksud saya kami tidak perlu menciptakan harapan pada diri sendiri karena itu tidak nyata,” ujar Acosta.
”Kami harus melakukan pendekatan seperti di Moto2 di mana memerlukan satu tahun untuk mengetahui bagaimana untuk menang, dan di kelas ini Anda harus tahu bagaimana bisa kencang dan tidak (terjatuh),” lanjut Acosta.
”Saya akan berusaha kalem, dan tim yang selalu mengatakan kepada saya supaya kalem, dan mereka tidak pernah memberi beban di pundak saya. Dan, di Gasgas tahun depan adalah tahun untuk belajar, tahun untuk dinikmati, tahun untuk melakukan kesalahan, karena dari hal-hal itu kita bisa mulai berkembang. Itu saja,” pungkas Acosta.