Cuaca panas Surabaya kompak dikeluhkan Maroko, Ekuador, dan Panama. Amar Brkic, pemain diaspora Indonesia, juga memerlukan waktu untuk beradaptasi di ”Kota Pahlawan”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Pertandingan pertama Grup A Piala Dunia U-17 2023, Jumat (10/11/2023), menyadarkan tiga kontestan, yaitu Maroko, Ekuador, dan Panama, satu ancaman yang patut diwaspadai. Selain menghadapi lawan di atas lapangan, mereka juga harus bisa mengatasi faktor nonteknis, yakni cauca panas dan tingginya kelembaban di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Meskipun timnya mengawali petualangan di Piala Dunia U-17 2023 dengan positif, Pelatih Maroko Said Chiba menyampaikan ketidakpuasannya dengan performa anak asuhannya di laga perdana melawan Panama. Ia menganggap pemainnya masih mudah kehilangan konsentrasi dan terlalu mudah terpengaruh emosi dalam menentukan keputusan di atas lapangan.
Selain itu, Chiba mengungkapkan, pemainnya kesulitan untuk menjaga performa selama 90 menit karena cuaca panas di Gelora Bung Tomo. Ketika pertandingan dimulai pada pukul 16.00 WIB, aplikasi AccuWeather menunjukkan suhu 36 derajat celcius yang terasa seperti 40 derajat celcius di kawasan stadion saat itu.
Setelah 10 hari menjalani pemusatan latihan di Indonesia, itu nyatanya belum mampu membantu skuad ”Singa Atlas”untuk beradaptasi dengan cuaca. Chiba mengungkapkan, cuaca panas itu membuat timnya gagal menjaga intensitas permainan selama 90 menit. Di babak kedua, Maroko lebih banyak ditekan oleh Panama.
”Cuaca panas menyulitkan kami. Tingkat kelembaban tinggi membuat anak-anak mudah berkeringat banyak. Tidak mudah bermain ketika Anda bercucuran keringat,” ucap Chiba seusai laga.
Iklim Indonesia jelas kontras dengan Maroko. Negara di Semenanjung Mediterania itu tengah memasuki musim gugur dengan suhu berkisar 15-20 derajat celcius. Sebagai negara empat musim, Maroko juga memiliki tingkat kelembaban rendah. Itu membantu atlet untuk tidak terlalu cepat berkeringat.
Chiba tidak ingin memforsir kondisi fisik anak asuhannya karena baru menjalani pertandingan pertama. Pola garis pertahanan rendah dan mengandalkan serangan balik di babak kedua menjadi caranya untuk membantu skuadnya lebih baik menyimpan energi.
Ketika melewati mixed zone seusai pertandingan, pemain-pemain Maroko pun bernapas tersengal-sengal. Jersei mereka yang berwarna putih basah lepek dengan keringat.
Taktik itu berhasil. Selain menjaga keunggulan, Singa Atlasmampu mencetak gol kedua melalui proses transisi serangan balik melalui sontekan Ayman Ennair pada menit ke-90+5. Pemain Maroko terlihat mampu mengungguli kondisi fisik pemain Panama yang sudah kelelahan karena bermain dengan blok pertahanan tinggi setelah turun minum.
Ketika melewati mixed zone seusai pertandingan, pemain-pemain Maroko pun bernapas tersengal-sengal. Jersei mereka yang berwarna putih basah lepek dengan keringat.
Cuaca panas yang berimbas mudah menurunnya kondisi fisik menyebabkan Chiba tidak menurunkan kapten dan Pemain Terbaik Piala Afrika U-17 2023, Abdelhamid Ait Boudlal. Chiba mengungkapkan, kondisi Boudlal yang baru pulih dari cedera panjang tidak ideal untuk langsung bermain di pertandingan level tinggi. Boudlal baru dimainkan pada menit ke-90+2.
”Kami harus cermat mengelola kondisinya. Terpenting saat ini, saya memberikan dia menit bermain untuk perlahan mengembalikan performa terbaik,” kata Chiba.
Pelatih Ekuador Diego Martinez dan Pelatih Panama Michale Stump menganggap beradaptasi dengan cuaca panas di Surabaya bukan hal mudah. Stump, misalnya, ”nekat” mengenakan setelan jas serupa dengan pelatih di Eropa. Kondisi itu membuat jasnya basah karena keringat.
Suhu tinggi itu juga menjadi dasar wasit pada dua laga di Gelora Bung Tomo, yaitu Joao Pinheiro (Portugal) dan Espen Eskas (Norwegia), menerapkan jeda pendinginan (cooling break) pada menit ke-30 dan ke-75. Pada babak pertama duel Indonesia melawan Ekuador, jeda itu lebih cepat pada menit ke-28 atau setelah Ekuador mencetak gol.
Kondisi Amar
Masalah cuaca juga menyebabkan Pelatih Indonesia Bima Sakti tidak memainkan penyerang sayap Amar Brkic. Pemain akademi TSG Hoffenheim itu besar di Jerman sehingga sempat kesulitan mengenyam porsi latihan akibat cuaca panas di Surabaya.
Tidak hanya sempat mengeluhkan pusing ketika tiba di Surabaya, 3 November lalu, Amar juga mengalami diare pada awal pekan ini. Ia pun absen latihan bersama rekan setim. Pemain yang memiliki ibu warga Indonesia itu baru berlatih kembali pada sesi latihan resmi jelang pertandingan menghadapi Ekuador, Kamis (9/11/2023), di Stadion Gelora 10 November.
”Amar dari Eropa, jadi ketika datang ke sini harus beradaptasi dengan cuaca, begitu pun dengan makanan. Itu juga dulu dialami Welber (Jardim) ketika awal bergabung dan coach Frank Wormuth (penasihat teknis tim U-17 Indonesia),” kata Bima.
Amar langsung datang ke Indonesia untuk Piala Dunia U-17. Itu berbeda dengan Welber yang sempat ikut pemusatan latihan di Jakarta, September lalu.
Bima berencana menurunkan Amar di laga kedua Indonesia menghadapi Panama, Senin (13/11/2023). ”Di laga pertama, kami tidak ingin memaksa dia bermain agar kondisinya tidak memburuk lagi. Semoga kondisinya semakin membaik sehingga kami bisa mencoba untuk memainkannya,” ucap Bima yang mencatatkan 58 cap bersama tim nasional Indonesia.
Dukungan publik sendiri dan familier dengan suhu tinggi di Surabaya bisa menjadi modal ”Garuda Muda”unggul dalam persaingan di Grup A.