Pada debutnya di ”el clasico, Jude Bellingham langsung mencuri perhatian. Ia menggagalkan kemenangan Barcelona yang sudah di depan mata.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BARCELONA, SABTU — Barcelona menanggung malu atas kekalahan 1-2 dari tamunya, Real Madrid, di Stadion Olimpiade Lluis Companys, Barcelona, Sabtu (28/10/2023) malam WIB. Laga pada mulanya seakan terlihat mudah bagi Barca saat unggul cepat dan mendominasi di babak pertama. Namun, Jude Bellingham dengan dua gol dan selebrasinya kemudian membatalkan pesta kemenangan ”Blaugrana” di babak kedua.
Bellingham tiada henti membuat sensasi. Saat dahaga golnya memuncak, dia tidak akan mengenal waktu dan tempat untuk berburu. Panggung luhur el clasico pun ia curi untuk memperlihatkan ketajaman seraya melepas tantangan ke publik Barca. Setelah mencetak gol kemenangan Real di pengujung laga, Bellingham berlari ke arah tribune pendukung Barca untuk berselebrasi. Dengan wajah datar tanpa ekspresi, Bellingham mengangkat kedua tangannya lalu terpaku selama beberapa detik.
Selebrasi itu semakin menyayat hati sekaligus memantik emosi para pendukung Barca. Kekecewaan semakin dalam lantaran satu jam sebelumnya mereka riuh bersorak menyambut gol pembuka Barca yang dicetak Ilkay Gundogan di menit keenam. Itu adalah gol kedua tercepat dalam sejarah el clasico di abad ke-21. Rekor gol tercepat di el clasico hingga saat ini masih digenggam Neymar yang membuka skor di menit ketiga pada 2014.
Para pemain Real tertegun usai kebobolan gol cepat dengan begitu mudahnya. Organisasi pertahanan mereka seketika kacau setelah bola berbelok arah usai menyentuh kaki Aurelien Tchouameni. Mereka tidak menyangka bola bergulir ke ruang kosong yang ditinggalkan bek Real. Barisan pertahanan Real gelagapan menghentikan Gundogan yang berlari menyongsong bola liar. David Alaba mencoba menghentikannya tetapi Gundogan bergerak leibih cepat sebelum menaklukkan kiper Real, Kepa Arrizabalaga, dari jarak dekat.
Pesta bagi Barca berlanjut setelahnya. Mereka bernafsu menambah keunggulan dengan bermain menekan. Pada momen tersebut, pemain Barca begitu leluasa menembus barikade pertahanan Real. Ambisi Barca untuk menambah keunggulan nyaris tercapai andai sepakan Fermin Lopez di dalam kotak penalti tak membentur tiang. Sebagaimana gol Gundogan, peluang emas Lopez lahir dari ketidakmampuan pemain belakang Real dalam meredam pressing tinggi.
Real bukannya tanpa peluang. Mereka beberapa kali mampu menusuk ke jantung pertahanan Barca berkat kecepatan dua pemain sayap, Vinicius Junior dan Rodrygo. Namun, kurangnya dukungan dari lini kedua membuat peluang-peluang itu menguap sia-sia.
Selain itu, para pemain Barca juga sangat cepat dan bagus dalam bertransisi dari menyerang ke bertahan. Kedisiplinan ini membuat tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan para pemain Real untuk membahayakan gawang Barca. Untuk pertama kalinya, Real tidak mampu mencatatkan satu pun tendangan tepat sasaran pada babak pertama di laga el clasico sejak April 2010.
Kami lambat di babak pertama, tetapi jauh lebih baik di babak kedua. Kami tidak ingin hasil imbang. Kami ingin menang. Ini pertandingan yang sangat sulit dan Barcelona lebih baik sampai kami mulai bermain lebih agresif.
”Kami lambat di babak pertama, tetapi jauh lebih baik di babak kedua. Kami tidak ingin hasil imbang. Kami ingin menang. Ini pertandingan yang sangat sulit dan Barcelona lebih baik sampai kami mulai bermain lebih agresif,” kata Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti.
Berbalik dominan
Angin berbalik di babak kedua. Real justru berbalik dominan dengan 52 persen penguasaan bola serta empat tembakan tepat sasaran, melampaui Barca yang hanya mencatatkan dua. Itu semua tidak lepas dari keputusan Ancelotti yang menarik Ferland Mendy, Toni Kroos, dan Rodrygo.
Mendy kurang berperan dalam membantu serangan di babak pertama. Adapun umpan-umpan memanjakan dari Kroos tidak terlihat. Sementara Rodrygo beberapa kali kesulitan menembus dan membuka ruang bagi rekan-rekannya. Ketiga pemain itu digantikan Luka Modric, Eduardo Camavinga, dan Joselu. Kehadiran Camavinga membuat permainan Real lebih atraktif. Selain piawai dalam bertahan di pos bek kiri, Camavinga tidak jarang naik untuk membantu serangan.
Meski begitu, panggung justru menjadi milik Bellingham melalui gol spektakulernya dari luar kotak penalti. Melihat tidak ada banyak ruang untuk menusuk ke jantung pertahanan Barca, Bellingham memutuskan untuk melepaskan tembakan keras terukur tanpa mampu dihentikan kiper Barca Marc-Andre ter Stegen.
Kejutan Bellingham tidak berhenti sampai di situ. Di tambahan waktu, ia kembali mencetak gol usai menempatkan diri pada posisi yang tepat. Bola kiriman bek sayap Dani Carvajal mengenai Luka Modric dan memantul melewati kepala bek Barca. Bellingham yang berdiri tanpa pengawalan tidak menyia-nyiakan peluang jarak dekat tersebut.
”Bahkan, hasil imbang pun tidak adil bagi kami setelah pertandingan yang kami jalani. Mereka tampak seperti menyerah dan kemudian datang pukulan memalukan yang mengejutkan kami. Ini memalukan,” kata Pelatih Barcelona Xavi Hernandez kepada DAZN.
Tambahan tiga poin membuat Real tetap memimpin klasemen sementara Liga Spanyol dengan 28 poin dari 11 pertandingan. Real dibayangi Girona di peringkat kedua yang mengoleksi poin dan jumlah pertandingan yang sama. Adapun Barca tertahan di peringkat ketiga dengan 24 poin. (AP/REUTERS)