logo Kompas.id
OlahragaMendung di Langit Sepak Bola...
Iklan

Mendung di Langit Sepak Bola Putri

Sepak bola putri stagnan termajinalkan tanpa kompetisi reguler. Klub bubar, nasib pemain tak pasti, dan pembinaan keropos.

Oleh
REBIYYAH SALASAH
· 6 menit baca
Timnas sepak bola putri Indonesia berlatih di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (4/4/2023) untuk persiapan babak pertama Kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
DOKUMENTASI PSSI

Timnas sepak bola putri Indonesia berlatih di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (4/4/2023) untuk persiapan babak pertama Kualifikasi Olimpiade Paris 2024.

JAKARTA, KOMPAS — Di tengah gegap gempita sepak bola Indonesia seiring kelolosan tim nasional ke Piala Asia 2023 dan euforia Piala Dunia U-17, ada nasib sepak bola putri yang stagnan termarjinalkan. Ketiadaan kompetisi profesional nan reguler menjadi penyebabnya.

Padahal, sepak bola putri Indonesia lebih dulu mengakhiri penantian panjang tampil di level Asia pada Piala Asia 2022. Namun, federasi belum menunjukkan tekad nyata untuk menjalankan kompetisi. Kehadiran liga adalah tolok ukur berjalannya pembinaan sepak bola. Tanpa itu, mendung terus bergelayut di langit sepak bola putri.

Mendung akibat situasi sepak bola putri serba tak menentu terpancar di wajah salah satu andalan tim nasional putri Indonesia, Hanipa Halimatusyadiah Suandi. Selepas manajemen Persis Solo Women memutuskan membubarkan tim, awal Oktober 2023, Hanipa bersedih. Tangisannya pecah di kamar mes Persis, di kereta yang membawanya dari Surakarta ke Jakarta, dan di rumahnya di Sukabumi, Jawa Barat. Ia masih tak percaya harus berpisah dengan klub tempatnya bernaung selama lebih dari setahun sejak Mei 2022.

Baca Juga: Harapan Negeri dari Sepak Bola Putri

”Kalau memang kendalanya dana, aku mau dan sudah mengusulkan negosiasi gaji lagi. Penurunan gaji pun aku bersedia, asalkan tim ini enggak sampai bubar,” kata Hanipa, akhir Oktober lalu.

Pesepak bola putri, Hanipa Halimatusyadiah Suandi, menjalani pemusatan latihan bersama timnas Indonesia, di Senayan, Jakarta, (12/3/2021).
ARSIP PRIBADI

Pesepak bola putri, Hanipa Halimatusyadiah Suandi, menjalani pemusatan latihan bersama timnas Indonesia, di Senayan, Jakarta, (12/3/2021).

Namun, keputusan Persis sudah final sehingga upaya Hanipa mempertahankan tim tak berbuah hasil. Hanipa terpaksa menerima keputusan itu. Ia sadar Persis telah berinvestasi banyak bagi tim dengan skuad ”mewah” yang dihuni para pemain timnas putri itu untuk bisa mengarungi kompetisi.

Namun, setelah latihan kurang lebih 1,5 tahun, liga tak kunjung bergulir. Persis, yang latihan untuk persiapan melakoni kompetisi profesional, akhirnya cuma ikut kompetisi amatir dan kompetisi semi-amatir.

Persis, menurut Hanipa, membentuk tim putri dengan profesional. Kontrak yang jelas, program latihan terukur, dan infrastruktur latihan yang memadai menghilangkan keraguan eks pemain Tira Persikabo Kartini di Liga 1 Putri 2019 ini ketika pertama kali ditawari bergabung dengan Persis.

Keseriusan itu yang sempat menyalakan harapan Hanipa bahwa Liga 1 akan digelar kembali setelah terakhir bergulir pada 2019. Namun, setelah latihan kurang lebih 1,5 tahun, liga tak kunjung bergulir. Persis, yang latihan untuk persiapan melakoni kompetisi profesional, akhirnya cuma ikut kompetisi amatir dan kompetisi semi-amatir. Dalam usianya yang seumur jagung, tim itu memenangi Piala Pertiwi Jawa Tengah 2022 dan Piala Ratanika II 2023.

Persis Solo Women menjuarai turnamen level amatir, Ratanika Cup II, di Semarang, Jawa Tengah, Juni 2023. Kini, Persis memutuskan untuk membubarkan tim putrinya karena tak ada kejelasan soal kompetisi.
DOKUMENTASI PERSIS SOLO WOMEN

Persis Solo Women menjuarai turnamen level amatir, Ratanika Cup II, di Semarang, Jawa Tengah, Juni 2023. Kini, Persis memutuskan untuk membubarkan tim putrinya karena tak ada kejelasan soal kompetisi.

Pupus lagi

Tia Darti, pemain yang mengantarkan Persib Putri juara Liga 1 Putri 2019, juga sempat mengharapkan hal yang sama. Tia, yang bekerja di sebuah bank selepas Persib Putri bubar, berani memutuskan berhenti dari pekerjaannya demi bergabung dengan ”Srikandi Sambernyawa” dengan kontrak selama dua tahun hingga 2024. Namun, harapan itu pupus. ”Dan rasanya seperti ’nyesek’ dua kali,” kata Tia.

Baca Juga: Tim Putri Persib Bandung Cetak Sejarah Juarai Liga 1 Putri yang Pertama Digelar

Apa yang dirasakan Tia wajar mengingat pembubaran Persis Women juga seperti memupus harapan untuk berkarier sebagai pesepak bola profesional. Keberlangsungan karier para pemain kian tak pasti setelah tidak ada klub yang mewadahi dan tidak ada kompetisi.

Pemain tim sepak bola putri Jawa Barat, Tia Darti, melakukan uji coba di Stadion Moch Soebroto, Kota Magelang, Kamis (19/10/2023), untuk babak kualifikasi PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 mulai Senin (23/10/2023).
KOMPAS/REBIYYAH SALASAH

Pemain tim sepak bola putri Jawa Barat, Tia Darti, melakukan uji coba di Stadion Moch Soebroto, Kota Magelang, Kamis (19/10/2023), untuk babak kualifikasi PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 mulai Senin (23/10/2023).

Tia dan Hanipa beruntung karena ”diselamatkan” tim Jawa Barat untuk Kualifikasi PON Aceh-Sumatera Utara 2024, Oktober lalu. Selepas Liga 1 2019 rampung dan banyak klub membubarkan diri, Tia dan Hanipa juga bergabung dengan tim Jawa Barat untuk PON Papua 2021. Namun, tidak semua pemain seberuntung Tia dan Hanipa karena tidak semua provinsi membentuk tim sepak bola putri. Ada beberapa teman Tia dan Hanipa yang akhirnya menganggur atau memilih tidak bermain sepak bola lagi.

https://cdn-assetd.kompas.id/A5jI0NSSS3S4NLKXlosvtrUHgpk=/1024x2131/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F17%2F7d2a01bb-ef0b-4d18-a339-086dc33fdb92_png.png

Urgensi kompetisi

Iklan

Sebenarnya sempat ada titik terang bagi pengembangan sepak bola putri ketika PSSI mendorong tim putra peserta Liga 1 untuk memiliki AFC Club Licensing Regulation. Lisensi didapat jika memenuhi kriteria yang ditetapkan AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia). Salah satu syarat mendapatkan lisensi adalah memiliki tim putri berbadan hukum.

Persis, klub yang baru naik kasta lagi pada 2021, memenuhi persyaratan itu dengan membentuk Persis Women. Media Officer Persis, Bryan Barcelona, mengatakan, Persis juga memiliki tujuan jangka pendek, yakni mengarungi kompetisi profesional yang digelar PSSI. Atas tujuan itu, model pembinaannya pun dirancang sebagai tim profesional.

Baca Juga: Asa Pesepak Bola Putri Merintis Karier

Media Officer Persis, Bryan Barcelona, dalam wawancara daring bersama <i>Kompas</i>, 17 Oktober 2023.
TANGKAPAN LAYAR ZOOM

Media Officer Persis, Bryan Barcelona, dalam wawancara daring bersama Kompas, 17 Oktober 2023.

Karena ”hilal” bergulirnya kompetisi tak kunjung muncul, Persis mulai mempertanyakan keseriusan federasi membangun industri sepak bola putri. Persis akhirnya memilih membubarkan tim untuk mengkaji ulang model pembinaan mereka. Bryan menegaskan, sebelum pembubaran, Persis telah memastikan kewajiban terhadap pemain tetap terpenuhi sesuai kontrak. Kini, klub tersebut berharap kompetisi segera bergulir.

”Dengan kompetisi, kita bisa melihat mimpi untuk bermain sepak bola itu bukan cuma jadi milik pesepak bola putra saja. Mimpi ini bisa menjadi milik teman-teman perempuan yang juga punya ketertarikan pada sepak bola,” tutur Bryan.

Senada dengan Bryan, Deputi CEO PT Persib Bandung Bermartabat Teddy Tjahjono juga mengatakan, ketiadaan kompetisi akan menyulitkan pembinaan. Persib dengan Akademi Persib Putri tidak bisa melakukan perencanaan matang untuk mengelola bakat-bakat pesepak bola putri yang menurut Teddy berlimpah.

Baca Juga: Perbaikan Kompetisi Putri Menjadi Prioritas PSSI

Kapten timnas putri Indonesia, Shafira Ika, beraksi dalam laga FIFA Match Day menghadapi Arab Saudi di Stadion Prince Mohamed Bin Fahd, Arab Saudi, Rabu (22/2/2023) malam. Ini menjadi pertemuan perdana bagi kedua tim di semua kompetisi.
DOKUMENTASI PSSI

Kapten timnas putri Indonesia, Shafira Ika, beraksi dalam laga FIFA Match Day menghadapi Arab Saudi di Stadion Prince Mohamed Bin Fahd, Arab Saudi, Rabu (22/2/2023) malam. Ini menjadi pertemuan perdana bagi kedua tim di semua kompetisi.

Padahal, kata Teddy, sepak bola putri berpotensi dari segi komersial. Artinya, tim sepak bola putri bisa hidup dengan mandiri tanpa bergantung pada tim putra. Namun, industri sepak bola putri harus terbentuk lebih dahulu, yang salah satunya dengan kompetisi yang konsisten dan pasti.

Ketua Komite Sepak Bola Wanita PSSI Vivin Cahyani, September lalu, mengatakan, pihaknya sebenarnya sedang menyusun rencana besar kompetisi sepak bola putri. Mereka akan segera membahas rencana tersebut dan memulai kembali liga putri dengan 10 tim pada tahun depan.

Pembinaan level yunior

Di sisi lain, pembinaan sepak bola putri sebenarnya telah digalakkan pada level yunior. Kompetisi kelompok umur pun sudah bergulir. Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI), misalnya, menggelar ASBWI Cup U-15 Nasional 2023 selama satu pekan pada Agustus lalu. Sebanyak delapan tim peserta dari beragam provinsi di Indonesia mengikuti kompetisi itu. ASBWI juga berencana menyelenggarakan turnamen U-17 tahun depan.

Pada kelompok umur lebih muda, Djarum Foundation menginisiasi turnamen sepak bola putri bertajuk ”MilkLife Soccer Challenge 2023” untuk kelompok umur U-12 dan U-10. Sepanjang tahun, kompetisi ini dilaksanakan sebanyak tiga kali di Kudus, Jawa Tengah. Pada edisi ketiga, MilkLife Soccer Challenge 2023 dilaksanakan 15-17 Desember dan diikuti total 40 tim.

Pertandingan antara tim Arjuna U-10 dan tim Drupadi U-10 dalam final MilkLife Soccer Challenge 2023 di Stadion Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023). Tim Arjuna tampil sebagai juara setelah menang 4-2 atas tim Drupadi.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pertandingan antara tim Arjuna U-10 dan tim Drupadi U-10 dalam final MilkLife Soccer Challenge 2023 di Stadion Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023). Tim Arjuna tampil sebagai juara setelah menang 4-2 atas tim Drupadi.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin berharap melalui kompetisi itu muncul talenta-talenta muda pesepak bola putri yang kelak membawa Indonesia ke kancah dunia. Yoppy menuturkan, penyelenggaraan kompetisi itu merupakan upaya menumbuhkan minat anak-anak perempuan terhadap sepak bola.

Melalui kompetisi, yang diawali coaching clinic bagi para guru sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah ini, Yoppy juga berharap bakat anak-anak terasah sehingga muncul talenta-talenta muda pesepak bola putri yang kelak membawa Indonesia ke kancah dunia.

Terlepas dari itu, Timo Scheunemann, pelatih timnas putri pada 2008-2009, mengatakan, pembinaan sepak bola putri secara umum keropos apabila jenjang kompetisinya terputus. Apalagi jika tidak ada kompetisi level tertinggi. Menurut Timo, kompetisi profesional tidak hanya memudahkan pelatih mencari pemain untuk timnas. Kompetisi juga berkolerasi dengan kesuksesan pembinaan.

Kehadiran kompetisi profesional, ujar Timo, akan memudahkan pembinaan di level paling bawah. Anak-anak perempuan bisa melihat melihat permainan para pemain sepak bola putri yang membela klubnya, meneladani atau bahkan mengidolakannya, lalu terpantik untuk meneruskan jejaknya. Mereka, terutama yang punya kemampuan atletis, kemungkinan besar lebih memilih voli yang kompetisinya rutin digelar.

Timo Scheunemann, pelatih timnas putri Indonesia 2008-2009, dalam konferensi pers turnamen sepak bola putri bertajuk ”MilkLife Soccer Challenge 2023” untuk kelompok umur U-12 dan U-10 di Super Soccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (15/12/2023).
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Timo Scheunemann, pelatih timnas putri Indonesia 2008-2009, dalam konferensi pers turnamen sepak bola putri bertajuk ”MilkLife Soccer Challenge 2023” untuk kelompok umur U-12 dan U-10 di Super Soccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (15/12/2023).

”Dia tidak akan masuk ke sepak bola karena tidak ada pemicunya. Tidak ada bintang-bintang yang bisa mereka lihat dan membuat mereka berpikir, ’Aku ingin jago bermain bola seperti dia, aku ingin masuk klub profesional seperti dia, atau aku ingin masuk timnas seperti dia’,” ucap Timo.

Baca Juga: Sinar Harapan Jepang Kian Terang

Pada akhirnya, tanpa kompetisi, mendung itu masih bergelayut. Indonesia seolah jalan di tempat saat negara lain terus melesat. Prestasi terbaik Indonesia di kancah sepak bola Asia, misalnya, ialah menjadi semifinalis di The Asian Women Football (Piala Asia AFC 1977) di Taiwan.

Jepang, yang dikalahkan Indonesia 0-1 pada babak grup kompetisi itu, bahkan sukses menjadi juara Piala Dunia Putri 2011. Jangan lupakan pula, rival di Asia Tenggara, yaitu Thailand, Vietnam, dan Filipina, telah mencicipi persaingan di Piala Dunia Putri.

Editor:
PRASETYO EKO PRIHANANTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000