Febriana/Amalia tersingkir pada perempat final turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka. Mereka disingkirkan dua kali juara dunia asal Jepang, Matsumoto/Nagahara meski bisa memberi perlawanan selama 1 jam 23 menit.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
ODENSE, JUMAT — Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi tampil lebih baik ketika untuk kedua kalinya berhadapan dengan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang). Namun, ganda putri Indonesia itu baru bisa memberi perlawanan ketat pada dua kali juara dunia tersebut dan kalah pada perempat final turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka.
Perlawanan selama 1 jam 23 menit diberikan Febriana/Amalia pada pertandingan di Jyske Bank Arena, Odense, Denmark, Jumat (20/10/2023). Namun, pasangan Indonesia peringkat ke-18 dunia itu kalah dengan skor 21-17, 14-21, 17-21.
Laga ini berlangsung lebih lama dibandingkan ketika mereka bertemu pada babak pertama Singapura Terbuka, empat bulan lalu, yang juga dimenangi Matsumoto/Nagahara dalam tiga gim. Saat itu mereka menang 21-16, 14-21, 21-14 setelah bertanding selama 1 jam 2 menit.
Seperti permainan ganda putri pada umumnya, laga Febriana/Amalia melawan Matsumoto/Nagahara didominasi reli panjang dalam setiap perebutan poin. Ketika smes dalam reli lebih dari 30 pukulan tak juga menembus pertahanan, kedua pasangan beradu daya tahan sambil membuka atau menunggu celah untuk mendapat poin.
Febriana/Amalia berusaha mengombinasikan smes dengan dropshot yang menukik ke dekat net, tetapi Matsumoto/Nagahara sangat tangguh dalam bertahan. Pasangan Jepang juara dunia 2018 dan 2019 itu bisa menjangkau kok yang jatuh jauh dari mereka hingga Febriana/Amalia membuat kesalahan.
Kami merasa permainan kami berkembang, sudah tahu harus memakai pola seperti apa, tapi kadang kami terlalu terburu-buru. Kami memang tidak ingin selalu bermain reli, ingin mencari poin yang lebih cepat, tetapi posisinya kadang kurang pas. Akibatnya, pengembalian dari kami kurang akurat.
”Kami merasa permainan kami berkembang, sudah tahu harus memakai pola seperti apa, tapi kadang kami terlalu terburu-buru. Kami memang tidak ingin selalu bermain reli, ingin mencari poin yang lebih cepat, tetapi posisinya kadang kurang pas. Akibatnya, pengembalian dari kami kurang akurat,” tutur Febriana.
Dengan peringkat ke-18 dunia, Febriana/Amalia menjadi ganda putri nomor dua Indonesia di bawah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang berada di posisi ketujuh. Berdasarkan posisi tersebut, Apriyani/Fadia akan menjadi ganda putri Indonesia yang diprioritaskan untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Febriana/Amalia bisa mendampingi Apriyani/Fadia jika memenuhi syarat untuk mendapat jatah maksimal, yaitu dua tiket, untuk setiap negara dari masing-masing nomor. Syarat tersebut adalah dengan menempatkan dua wakil pada posisi delapan besar pada daftar peringkat 30 April 2024. Daftar tersebut disusun dari masa kualifikasi yang berlangsung 1 Mei 2023 hingga 28 April 2024. Adapun dua tiket untuk nomor tunggal bisa didapat jika dua pemain menempati peringkat 16 besar.
Untuk membuka peluang menempatkan dua wakil di Paris 2024, dua ganda putri Indonesia menjalani jalur berbeda pada periode kualifikasi. Apriyani/Fadia, yang absen di Denmark Terbuka karena cedera betis kanan yang dialami Apriyani, akan menjadi prioritas untuk mendapat poin ranking dari turnamen BWF World Tour level 750 dan 1000. Turnamen Super 500 juga akan masuk agenda sesuai kebutuhan.
Namun, jalan berbeda disiapkan pelatih ganda putri pelatnas utama Eng Hian untuk Febriana/Amalia. Mereka “diwajibkan” mendapat poin maksimal dari level menengah, yaitu Super 300 dan 500, sementara ajang yang lebih tinggi dijadikan untuk mendapat poin tambahan.
Prosedur berbeda ditetapkan berdasarkan kemampuan masing-masing. Selain itu, turnamen Super 750 dan 1000 menjadi ajang yang tak wajib diikuti Febriana/Amalia karena mereka tak menempati peringkat sepuluh besar dunia pada akhir November 2022. Peringkat pada pekan ketiga November setiap tahunnya selalu dijadikan patokan BWF untuk menentukan pemain top yang wajib mengikuti turnamen tertentu pada tahun berikutnya. Top committed players nomor tunggal adalah mereka yang menempati ranking 15 besar, adapun pemain ganda adalah pemain dengan peringkat sepuluh besar.
Apriyani/Fadia dan Febriana/Amalia, dinilai Eng Hian, memiliki kemampuan teknis berbeda. Pada sebuah sesi latihan di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, Eng Hian menjelaskan, kemampuan teknis yang dimaksud bukan sekadar teknik memukul.
”Kalau untuk memperbaiki teknik pukulan, saya bisa memberikan latihan drilling. Faktor teknis yang saya maksud adalah kemampuan pemain dalam membaca permainan lawan dan mengantisipasinya dengan cepat. Kemampuan Febriana/Amalia dalam faktor ini belum sebaik Apriyani/Fadia,” tutur Eng Hian.
Kekurangan itu membuat Febriana/Amalia beberapa kali kalah, justru, setelah memiliki peluang besar untuk menang, salah satunya seperti yang terjadi pada babak pertama China Terbuka, 5-10 September. Saat berhadapan dengan pasangan Malaysia berperingkat ke-249, Anna Ching Yik Cheong/Teoh Mei Xing, mereka kalah dengan skor 21-19, 15-21, 20-22 setelah unggul 18-9 pada gim ketiga.
Selain Febriana/Amalia, wakil Indonesia lainnya pada perempat final Denmark Terbuka yang berlangsung Jumat tengah malam hingga Sabtu dini hari waktu Indonesia adalah Anthony Sinisuka Ginting yang berhadapan dengan wakil China, Weng Hong Yang. Ini menjadi pertemuan ketiga mereka setelah dua laga sebelumnya dimenangi Weng.
Pada ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berhadapan dengan Jin Yong/Na Sung-seung (Korea Selatan), adapun Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri melawan Lee Jhe Huei/Yang Po Hsuan (Taiwan).