Performa Gregoria Mariska Tunjung naik turun saat melawan Pusarla V Sindhu pada babak kedua turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka. Gregoria pun kalah karena penampilannya menurun pada momen penentuan gim ketiga.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
ODENSE, KAMIS — Kecerdikan Gregoria M Tunjung menjauhkan kok dari posisi siap Pusarla V Sindhu pada gim pertama babak kedua Denmark Terbuka 2023 sempat menumbuhkan harapan untuk melihat tunggal putri Indonesia itu lolos ke perempat final. Asa itu lantas tidak terwujud karena performanya naik turun, bahkan terus menurun, pada akhir gim ketiga.
Dalam laga selama 1 jam 11 menit di Jyske Arena, Odense, Denmark, Kamis (19/10/2023), itu, Gregoria kalah dari Sindhu dengan skor 21-18, 15-21, 13-21. Gregoria berstatus sebagai unggulan ketujuh, sedangkan Sindhu tidak termasuk dalam delapan pemain unggulan.
Meskipun demikian, Sindhu bukanlah pemain sembarangan. Atlet India itu adalah peraih medali dalam dua edisi Olimpiade beruntun, yaitu perak di Rio de Janeiro 2016 dan perunggu di Tokyo 2020. Ia juga berstatus juara dunia 2019. Postur tubuh yang tinggi, yaitu 1,79 meter, menjadi kelebihan Sindhu. Ia bisa menjangkau kok yang dilambungkan tinggi untuk dismes. Kelebihan itu diantisipasi Gregoria dengan baik pada gim pertama. Dia selalu berupaya menjauhkan kok dari posisi Sindhu.
Setelah mengarahkan pukulan ke sekitar garis belakang lapangan, misalnya, Gregoria melakukan drop shot silang yang membuat kok jatuh di dekat net. Gregoria pun berkali-kali mendapat poin saat mengarahkan kok ke sudut lapangan. Persaingan di gim pembuka menjadi adu taktik kedua pemain.
Akan tetapi, situasi berubah pada gim kedua. Cara bermain Gregoria bisa diantisipasi Sindhu dengan permainan cepat. Ketika grafik perfoma Sindhu naik, Gregoria justru menurun. Persaingan di gim ketiga pun menjadi kesimpulan dari dua gim sebelumnya yang bagaikan roller coaster bagi Gregoria. Dia unggul hingga pertengahan gim dengan selisih terjauh lima poin. Setelah itu, performa Gregoria menurun.
Tanpa ada perpindahan servis sejak unggul 13-10, Gregoria berbalik kalah ketika Sindhu bisa mendapatkan 11 poin secara beruntun. Sebagian besar poin untuk Sindhu didapat karena kesalahan Gregoria. ”Pada saat tertekan, saya seharusnya tidak banyak membuat kesalahan. Saya kesal dengan diri sendiri karena tidak cepat sadar setelah kehilangan 3-4 poin beruntun, terutama setelah interval gim ketiga. Pada momen itu, saya tidak bisa memberi tekanan yang lebih untuk dia,” tutur Gregoria.
Semula, tunggal putri peringkat ketujuh dunia itu ingin menjadikan Denmark Terbuka sebagai momen untuk bangkit dan memupus kekecewaan di Asian Games Hangzhou 2022 lalu. Ketika itu, ia sangat menyesali akhir perjalanannya di perempat final. Padahal, ia hanya membutuhkan satu kemenangan untuk meraih medali.
Kekalahan pada babak-babak awal terjadi karena dia memang langsung bertemu pemain unggulan. Bagi saya, yang lebih penting adalah cara bermain Putri.
Namun, di Denmark pun, dia masih harus belajar bermain konsisten dan membangun mental yang lebih tangguh dalam situasi apa pun. Dengan kekalahan Gregoria, Indonesia tak punya lagi wakil tunggal putri di Denmark setelah Putri Kusuma Wardani tersingkir pada babak pertama, Rabu. Tidak bisa keluar dari tekanan sepanjang laga melawan Chen Yu Fei, Putri pun kalah telak, 9-21, 9-21.
Kekalahan itu menjadi yang kesepuluh bagi Putri pada babak pertama atau kedua dalam turnamen BWF World Tour level Super 500 ke atas dari 13 turnamen yang diikutinya tahun ini. Meskipun berhak tampil di turnamen BWF World Tour level tinggi, yaitu Super 750 (seperti Denmark Terbuka) dan Super 1000, karena berada di peringkat ke-31 dunia, Putri kesulitan melewati dua babak awal.
Capaian tiga perempat final pada tahun ini didapatnya dari turnamen level Super 300, yaitu di Swiss, Orleans, dan Taiwan Terbuka.
Menurut Indra Widjaja, pelatih tunggal putri pelatnas utama Indonesia, Putri dimainkan di level Super 750 dan 1000 karena berhak tampil pada turnamen itu.
”Kekalahan pada babak-babak awal terjadi karena dia memang langsung bertemu pemain unggulan. Bagi saya, yang lebih penting adalah cara bermain Putri,” kata Indra yang akan mendampingi Putri dan Gregoria dalam Perancis Terbuka Super 750 pada 24-29 Oktober.
Setelah terpuruk, terutama seusai kekalahan di babak pertama Australia Terbuka pada awal Agustus, Indra mengajak Putri berdiskusi, terutama tentang faktor nonteknis. Setelah itu, dia bisa memberikan perlawanan dengan baik kepada pemain-pemain top dunia di Kejuaraan Dunia, China Terbuka, dan Hong Kong Terbuka meski kalah pada babak-babak awal.
Laga tiga gim versus He Bing Jiao pada babak kedua Kejuaraan Dunia adalah momen yang membuat Indra memberi Putri kesempatan untuk tampil pada ajang besar. Putri bisa memperlihatkan daya juangnya yang tinggi ketika melawan He, Akane Yamaguchi, dan Han Yue sebelum kalah dengan mudah dari Chen di Denmark.
”Kalau di Kejuaraan Dunia bermain jelek, mungkin level turnamen untuk Putri diturunkan. Akan tetapi, permainan yang baik sejak Kejuaraan Dunia tidak terlihat saat melawan Chen. Cara bermain seperti ini tentunya tidak boleh terjadi. Kami sudah berdiskusi setelah kekalahan itu dan dia berjanji akan bermain lebih baik,” tutur Indra.
Hendra/Ahsan kalah
Pada ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kesulitan mempertahankan performa solid di gim pertama saat menghadapi Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) pada babak kedua Denmark Terbuka 2023. Hendra/Ahsan pun akhirnya kalah, 21-16, 5-21, 15-21.
Di gim pertama, ganda Indonesia berjuluk ”The Daddies” itu tampil memukau meskipun tak lagi punya karakter permainan cepat seperti para pemain muda. Mereka bisa membuat lawan kesulitan dengan kejelian menempatkan kok ke area kosong. Hendra/Ahsan bisa mendapat poin dari pengembalian smes ke arah yang tak diduga Chia/Soh. Steen Pedersen, komentator untuk BWF, bahkan menyebut Hendra/Ahsan banyak melakukan ”pukulan ajaib”. Namun, situasi berubah 180 derajat pada gim kedua.
Namun, situasi berubah 180 derajat pada gim kedua ketika lawan menempati sisi lapangan yang membuat mereka lebih mudah untuk melancarkan smes karena bantuan embusan angin. Ditambah dengan faktor sangat jarang membuat kesalahan, Chia/Soh tak memberi Hendra/Ahsan kesempatan untuk mendapat angka hingga skor 17-0.
”Setelah interval pada gim ketiga, kami banyak membuat kesalahan. Kami seharusnya bisa lebih sabar saat menyerang karena lawan memiliki pertahanan yang baik,” ujar Hendra yang kehilangan gim ketiga setelah selalu unggul tiga poin sebelum interval.
Kekalahan mereka membuat skuad ganda putra Indonesia berkurang dengan cepat di Denmark Terbuka meskipun turnamen itu belum memasuki perempat final. Indonesia kehilangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan pada babak pertama. Setelah itu, Hendra/Ahsan, yang mengalahkan Pramudya/Yeremia di babak pertama, tersingkir pada babak kedua.
Dua wakil lainnya, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, memainkan pertandingan babak kedua pada Kamis tengah malam waktu Indonesia.