Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia lagi-lagi mendapat hasil buruk. Tiga pasangan tersingkir pada babak pertama turnamen Denmark Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
ODENSE, RABU — Indonesia kembali kehilangan pemain ganda campuran pada babak pertama turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka BWF World Tour Super 750. Saat sulit bersaing dengan pemain top dunia, kemampuan pemain idealnya dipertajam lebih dulu di turnamen level menengah. Akan tetapi, hal itu sulit dilakukan ketika berada pada masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Pada babak pertama di Jyske Arena, Odense, Denmark, Rabu (18/10/2023), Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari disingkirkan ganda China peringkat ketiga dunia, Feng Yanzhe/Huang Dongping. Ganda campuran nomor satu Indonesia itu kesulitan mengimbangi kekuatan dan kecepatan Feng/Huang hingga kalah dengan skor 13-21, 12-21.
”Kami terus ditekan dan tidak bisa keluar dari situasi itu sehingga tidak bisa mengembangkan permainan terbaik. Kami kalah tenaga dari lawan,” ujar Rinov yang juga kalah dua gim dari Feng/Huang pada pertemuan pertama, yaitu di babak kedua Indonesia Masters, Januari lalu.
Feng/Huang, yang berpasangan sejak Oktober 2022 (sebelumnya Huang berpartner dengan Wang Yilyu dan meraih emas Olimpiade Tokyo 2020), adalah salah satu ganda campuran top dunia. Dengan lima gelar juara pada tahun ini, Feng/Huang hanya berada di bawah senior mereka yang menjadi ganda campuran nomor satu dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang).
Adapun peringkat keempat dunia ditempati Seo Seung-jae/Chae Yu-jung (Korea Selatan). Selain itu, masih ada pasangan lain yang sulit dikalahkan, yaitu Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand).
Kekalahan dari pemain-pemain terbaik inilah yang sering membuat dua ganda campuran pelatnas Indonesia, Rinov/Pitha (ranking ke-16 dunia) dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (17), kandas di turnamen.
Dari 16 kekalahan yang dialami Rinov/Pitha pada tahun ini, sembilan di antaranya diderita dari lima ganda campuran tersebut. Adapun Rehan/Lisa hanya tiga kali kalah dari mereka dari 18 kekalahan. Akan tetapi, semifinalis All England itu banyak kalah dari pasangan lain yang rankingnya berada di bawah mereka.
Pada tunggal putra, Jonatan Christie kalah untuk kedua kali dari Chou Tien Chen dalam jeda 15 hari.
Maka, Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis utama, harus membenahi banyak hal. Sejak bekerja menangani ganda campuran pada September, Herry memanfaatkan jeda pendek di antara turnamen untuk memperbaiki faktor terpenting, yaitu menambah kekuatan lengan guna memperkuat pukulan.
Caranya adalah dengan berlatih menggunakan raket yang berbobot lebih berat dari raket yang digunakan untuk bertanding. ”Raket juga digunakan saat latih tanding sambil memperbaiki kekurangan teknis. Peningkatan kekuatan itu harus dilakukan perlahan. Kalau dilakukan ekstrem, tubuh atlet bisa kaku. Mereka akan kesulitan bertanding, sedangkan jadwal turnamen sangat padat,” tutur Herry di Jakarta.
Pelatih yang telah melahirkan banyak ganda putra Indonesia menjadi pemain nomor satu dunia itu juga bercerita pentingnya memilih turnamen dengan target bertahap. Berdasarkan kemampuan saat ini, Rinov/Pitha dan Rehan/Lisa idealnya lebih banyak tampil dalam turnamen menengah, yaitu Super 500 yang berada satu level di bawah Super 750.
Kemampuan mereka harus dipertajam lebih dulu dengan melawan pemain berkemampuan setara agar konsisten mendapat hasil baik. Jika konsisten mencapai babak-babak akhir, bahkan juara, pemain akan lebih percaya diri.
Saat ini, kedua ganda itu mengikuti semua level BWF World Tour, yaitu Super 300, 500, 750, dan 1000. Mereka lebih sering tersingkir pada dua babak awal pada level di atas Super 500.
”Idealnya, turnamen untuk Rinov/Pitha dan Rehan/Lisa memang harus diturunkan dulu. Akan tetapi, pada masa kualifikasi Olimpiade ini, rencana itu sulit dilakukan. Apalagi, berdasarkan daftar ranking kualifikasi, Rinov/Pitha berada di posisi lolos dan itu harus dipertahankan,” tutur Herry.
Ganda campuran Indonesia lainnya yang tersingkir pada babak pertama di Denmark adalah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Juara All England 2020 ini kalah dari Cheng Xing/Chen Fanghui (China), 21-11, 18-21, 14-21.
Jonatan langsung tersingkir
Pada tunggal putra, Jonatan Christie kalah untuk kedua kali dari Chou Tien Chen dalam jeda 15 hari. Setelah disingkirkan Chou pada babak kedua tunggal putra Asian Games Hangzhou 2022, kali ini Jonatan kalah pada babak pertama Denmark Terbuka. Tunggal putra Indonesia ranking ketujuh dunia itu kalah dengan skor 17-21, 12-21.
Jonatan mengalami kekalahan itu setelah unggul 15-10 pada gim pertama. Tajamnya serangan dan uletnya performa Chou membuat situasi berbalik setelah skor berimbang 15-15. Pada gim kedua, Jonatan kian kesulitan mengimbangi permainan Chou.
Hasil ini menambah hasil buruk Jonatan selama tiga pekan terakhir. Setelah menjuarai Hong Kong Terbuka, dia selalu kalah pada penampilan pertama, yaitu di babak kedua Asian Games (setelah mendapat bye pada babak pertama) dan babak awal Denmark Terbuka.
”Tidak mudah untuk melewati momen-momen seperti ini. Jujur, saya memang harus banyak berbenah, teknis maupun nonteknis. Saya pasti mau bangkit secepatnya,” ucap Jonatan.
Sementara ganda putra Fajar Alfian/M Rian Ardianto lolos ke babak kedua. Mereka mengalahkan Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan), 21-19, 21-14.