Titik Kebangkitan Pecco di Mandalika
Francesco Bagnaia akhirnya mendapatkan titik kebangkitan di Mandalika setelah mengalami momen sangat sulit sejak kecelakaan di Barcelona. Kemenangan dalam MotoGP seri Indonesia ini mengembalikan kepercayaan dirinya.
PRAYA, KOMPAS — Francesco Bagnaia meraih titik kebangkitan di Sirkuit Mandalika dengan memenangi balapan MotoGP seri Indonesia. Kemenangan pertama sejak seri Austria ini sangat krusial karena memulihkan kepercayaan dirinya yang sempat goyah sejak kecelakaan horor dalam seri Catalunya. Ini juga balapan pertama, di mana dia tidak merasakan sakit apa pun dampak cedera retak tulang engkel di Le Mans, serta hematoma di Barcelona.
”Ini jelas bermakna sangat, sangat penting. Kami senang meraih kemenangan ini, kami memerlukan kemenangan ini untuk mengakhiri perasaan setelah kecelakaan di Barcelona. Itu bukan periode yang mudah, tetapi akhirnya kami bisa menang lagi dalam balapan yang sangat sulit, dan ini memberi kami suntikan motivasi,” ucap Bagnaia.
Pebalap tim pabrikan Ducati itu memenangi balapan utama di Mandalika, Minggu (15/10/2023), dari posisi start ke-13. Dia melakukan start dengan bagus dan sudah di posisi kesembilan selepas tikungan pertama. Pada lap kedua, dia sudah naik ke posisi keenam, dan akkirnya menempati posisi ketiga memanfaatkan senggolan antara dua pebalap di depannya, Luca Marini dan Brad Binder.
Baca juga: Balapan Epik di Mandalika Kembalikan Pecco ke Puncak
Kebangkitan pebalap berjuluk Pecco itu mencapai momentum puncak saat Jorge Martin yang memimpin balapan terjatuh di tikungan 11 dalam lap ke-13 dari 27 putaran. Saat melihat pebalap Prima Pramac Racing itu kecelakaan, dalam benak Pecco muncul motivasi besar untuk menang. Dia pun mengejar pebalap Aprilia, Maverick Vinales, yang memimpin balapan. Perburuan Pecco tuntas pada lap ke-20 saat dia dengan mudah mendahului Vinales dan meraih kemenangan pertama sejak seri Austria, Agustus lalu.
Tambahan 25 poin ini mengembalikan posisi Bagnaia ke puncak klasemen, yang pada Sabtu direbut oleh Martin. Pecco kini mengumpulkan 346 poin, unggul 18 poin atas Martin yang kembali turun ke posisi kedua, serta 63 poin atas peringkat ketiga pebalap tim VR46, Marco Bezzecchi.
Bagi juara MotoGP 2022 itu, kemenangan di Mandalika ini bermakna sangat banyak. Ini mengakhiri masa suram, baik karena lama tidak menang maupun kembali ke puncak klasemen setelah 24 jam.
”Keduanya. Karena dari sisi saya, kemenangan ini bermakna sangat banyak. Artinya, kami kembali sangat kompetitif. Saya sedikit kehilangan itu karena sering mengalami kesulitan. Jadi, bisa merasakan performa itu lagi sangat penting,” ucap Pecco.
Menang selalu sangat penting, dan ketika Jorge terjatuh, yang terpenting adalah meraih poin lebih, dan kami melakukan itu.
”Menang selalu sangat penting, dan ketika Jorge terjatuh, yang terpenting adalah meraih poin lebih, dan kami melakukan itu,” ucap pebalap Italia itu.
Baca juga: Martin Gusur ”Pecco” Bagnaia dari Puncak Klasemen MotoGP
”Bagi saya, setelah kecelakaan di Barcelona, itu bukan periode yang mudah, dan kemenangan hari ini memberi kami sangat banyak motivasi, tidak hanya bagi saya, tetapi juga bagi tim saya karena mereka selalu berusaha memberi saya semaksimal mungkin. Dan, hari ini kami bisa melakukan itu. Juga akhir pekan ini kami bisa mengatasi kesulitan kami, pagi ini kami bisa menjadi lebih baik, dan dalam balapan lebih baik lagi,” kata Bagnaia.
Pecco juga menjelaskan bahwa sebenarnya masa sulit yang dia alami sudah dimulai sejak kecelakaan di Le Mans, Mei lalu, akibat senggolan dengan Vinales. Insiden itu menyebabkan dia cedera retak tulang engkel kaki serta pergelangan tangan. Cedera itu, serta hematoma akibat kecelakaan di Barcelona, baru terasa pulih total di Mandalika.
”Setelah Le Mans, saya mengalami cedera pada kaki dan pergelangan tangan, dan jujur cukup sulit untuk berkendara. Ketika Anda menggunakan penghilang rasa sakit, Anda tidak merasakan apa pun, tetapi sehari setelah itu Anda akan merasakan tidak enak,” ujar Pecco.
”Kemudian saya beristirahat, dan di Mugello semuanya oke. Tetapi, kemudian kami tiba di Sachsenring, dan semuanya tikungan ke kiri membuat pergelangan tangan tertarik dan saya mulai merasakan masalah dengan ligamen pada tangan,” kata Pecco.
”Dan, ketika kami tiba di Barcelona, kondisi sudah oke. Namun, kemudian saya terjatuh dan hematoma pada kaki saya sangat parah, perlu waktu untuk menghilangkan nyeri. Dan, saat saya mengawali akhir pekan di sini, ini merupakan akhir pekan pertama di mana saya tidak merasakan masalah pada kaki, dan akhirnya semuanya oke, itu pasti,” ucap Bagnaia yang siap menyambut lima seri terakhir musim ini.
Baca juga: Martin Tanpa Tekanan Melawan Pecco
Pecco masih akan bersaing ketat dengan Martin yang sempat memuncaki klasemen dengan selisih tujuh poin dari Pecco setelah memenangi sprint di Mandalika, Sabtu. Martin juga tampil solid dalam balapan utama, tetapi kesalahan kecil membuat dia kehilangan 25 poin yang sudah di depan mata. Posisinya pun kini kembali ke peringkat kedua klasemen sementara.
”Ya, sempurna. Start terbaik, dan kemudian saya mencoba membuat jarak lebih besar. Kemudian saat saya melihat 2,8 (detik keunggulan), saya mengatakan, oke, mungkin saatnya untuk lebih kalem. Namun, saya sedikit melebar di tikungan 10 dan sepertinya masuk area yang kotor, dan kemudian saat saya memasuki tikungan 11 saya kehilangan cengkeraman ban depan,” kata Martin.
”Itu karena saya masih tancap gas karena masih ada 14 lap lagi, jadi saya masih fokus untuk tetap kencang. Dan, menurut saya, saya menjalani balapan dengan luar biasa hingga titik itu, saya menjadi yang tercepat di sepanjang waktu,” kata pebalap muda Spanyol itu.
”Saya harus tetap kalem karena masih ada lima balapan (putaran) yang harus dijalani, jadi jalan masih panjang,” ucap Martin terkait persaingan juara melawan Bagnaia.
Martin menilai, tikungan 11 yang juga membuat rekan setimnya, Johann Zarco, kecelakaan, sebenarnya tidak terlalu licin. Dia terjatuh karena masuk area trek yang kotor di tikungan 10 dan itu menyebabkan ban depan tergelincir saat memasuki tikungan 11.
Lihat juga video: Peningkatan Kualitas Ajang Beri Kepuasan Paripurna Penonton MotoGP Mandalika
”Bagi saya tidak (licin), saya merasa sangat bagus, dan saya tidak mengerem terlalu keras pada saat itu. Anda tahu saya unggul 3 detik, jadi jelas saya melakukan pekerjaan dengan sangat keras. Namun, inilah yang terjadi. Memang tidak mudah berada di depan dengan keunggulan tiga detik untuk mempertahankan konsentrasi, itu pasti, tetapi saya terjatuh saat dalam mode aman, kita sebut saja begitu,” ujar Martin.
”Namun, saya senang karena saya memiliki kecepatan, saya bisa cepat di semua sirkuit, saya tidak melakukan kesalahan dalam tiga, empat balapan, tetapi kesalahan akan datang cepat atau lambat, dan itu terjadi di sini. Tetapi, masih ada balapan lain dan saya percaya diri akan bisa kembali bertarung untuk menang lagi,” kata Martin.
Dia pun optimistis bisa kembali kompetitif di Phillip Island, Australia, dengan kondisi cuaca dingin.
”Ya, kami akan memiliki ban yang berbeda. Menurut saya, kami akan baik-baik saja, dan, ya, coba untuk bangkit lagi,” ucap Martin.
Dalam balapan di Mandalika, podium kedua diraih oleh Vinales, dan podium ketiga diraih oleh pebalap Yamaha, Fabio Quartararo, yang menilai podium yang diraihnya ini merupakan yang terbaik musim ini.
Lebih baik
Penyelenggaraan balapan MotoGP seri Indonesia di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika pada tahun ini dinilai lebih baik dari sebelumnya. Cuaca panas yang ekstrem tidak sampai mengganggu jalannya balapan kelas dunia itu.
Baca juga: MotoGP di Mandalika Picu Kenaikan Penumpang di Bandara Lombok hingga 20 Persen
Saat balapan utama, Minggu (15/10/2023), suhu permukaan trek Sirkuit Mandalika diperkirakan 60 derajat celsius. Suhu setinggi itu, ditambah debu yang terus berdatangan dibawa angin, menjadi tantangan besar para pebalap. Suhu tinggi itu bahkan memaksa Michellin, produsen ban MotoGP, mengeluarkan ban belakang khusus yang lebih tahan panas dan degradasi.
Tahun lalu, kondisi panas itu mengakibatkan aspal terkelupas di sejumlah titik. Banyak pebalap saat itu yang mengeluhkan kondisi tersebut. Namun, aspal sudah diperbaiki dan dilapis ulang dengan melibatkan konsultan ternama, Dromo. Daya cengkeraman ban di trek itu pun kini jauh lebih baik, termasuk saat suhu tinggi.
”Sejauh ini, setahu saya, tidak ada komplain dari pebalap. Kami pun rutin membersihkan debu di trek,” ujar Vice President & Motorsport Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Muhamad Wahab ditemui seusai balapan.
Loris Capirossi, pengarah balapan MotoGP, mengakui, kualitas Sirkuit Mandalika terus meningkat. Setahun terakhir, selain pengaspalan ulang, pembenahan juga dilakukan pada kerbs atau pembatas trek.
Baca juga: Sensasi Menumpang ”Safety Car” MotoGP
”Mandalika adalah salah satu trek teraman di dunia. Run off, misalnya, ideal jika terjadi kecelakaan,” ujar mantan pebalap MotoGP itu dalam wawancara.
Meskipun demikian, diakuinya, masih ada sejumlah hal yang perlu ditingkatkan, antara lain soal masalah debu dan belum cukup ”lengketnya” trek karena masih minimnya racing line. ”Selalu ada pembangunan di kawasan (sirkuit) ini. Itulah mengapa trek ini tidak sepenuhnya bisa bersih,” ujar Capirossi kemudian.
Persoalan debu juga sempat disampaikan Jorge Martin, pebalap tim Pramac Ducati, yang terjatuh saat tengah memimpin balapan. Ia tergelincir di tikungan 11 pada putaran ke-13 akibat kehilangan kendali ban depan motornya setelah melintasi sisi berdebu setelah tikungan 10. ”Ya, apes saja,” ujarnya.
Kecelakaam serupa dialami rekan setimnya, Johan Zarco, di titik yang sama. Total tujuh (sepertiga dari seluruh pebalap yang tampil) gagal menyelesaikan balapan.