Ducati membebaskan Francesco Bagnaia dan Jorge Martin bersaing merebut gelar juara MotoGP musim ini tanpa diusik oleh ”team order”. Ducati memberi kesempatan setara dengan dukungan teknis dan material yang sama.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persaingan juara MotoGP musim 2023 yang mengerucut pada Francesco Bagnaia dan Jorge Martin tidak akan diusik oleh Ducati dengan mengeluarkan team order, atau perintah kepada pebalap lain untuk membantu satu pebalap meraih juara. Ducati membebaskan kedua pebalap itu bersaing secara sportif dan akan tetap memberi dukungan teknis dan material yang sama. Kondisi ini memang memberi tekanan lebih kepada Bagnaia yang berstatus pebalap tim pabrikan, tetapi juara bertahan MotoGP itu menyukai persaingan seperti ini.
”Menurut Anda, kami mengeluarkan team order? Beri tahu saya, apakah Anda melihat kami memberi team order? Tidak ada team order,” kata Direktur Olahraga Ducati Corse Paolo Ciabatti di Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Ciabatti menyampaikan itu dalam acara pabrikan pelumas dan bahan bakar Shell, yang sudah bermitra dengan Ducati Corse selama 25 tahun. Kerja sama mereka telah diperpanjang hingga 2027, tahun di mana MotoGP menargetkan balapan menggunakan bahan bakar 100 persen nonfosil.
Dalam acara di Jakarta itu, Ciabatti menegaskan, tidak ada team order untuk membantu Pecco, sapaan Bagnaia, dalam persaingan juara. Pecco dan Jorge Martin, yang membela tim satelit Prima Pramac Racing-Ducati, memiliki kesempatan yang sama untuk juara. Pecco yang memuncaki klasemen kini hanya unggul tiga poin atas Martin di posisi kedua. Mereka akan kembali bersaing meraih poin maksimal dalam balapan MotoGP seri Indonesia di Sirkuit Mandalika, 13-15 Oktober.
”Ini sangat sederhana, saya berusaha menjelaskan ini kepada semua orang. Jika kami tidak menginginkan situasi seperti ini, kami tidak akan memberi Pramac motor yang sama dengan tim pabrikan, sesederhana itu,” kata Ciabatti yang ramah.
”Jika Anda tidak menginginkan terjadi kemungkinan seperti ini, Anda akan memberi motor yang lebih tua. Namun, kami memberi motor yang sama. Anda bisa melihat, hanya Martin dan Pecco yang memiliki sayap pada shock depan. Kenapa? Karena, kami memberi mereka peluang yang sama,” ucap Ciabatti.
”Mereka dikontrak oleh Ducati, mereka pebalap Ducati, memang pebalap tim pabrikan memiliki tanggung jawab lebih, seperti kepada rekanan Lenovo dan Shell. Namun, pada akhirnya kami senang dengan risiko dalam peluang juara, kami senang menjalani itu,” kata Ciabatti.
”Ini mudah, jika Anda tidak menginginkan ini, Anda tidak akan memberi material yang sama. Jika Anda memberi material yang sama, Anda sudah menerima bahwa mungkin salah satu dari pebalap itu akan lebih baik dari yang lainnya,” ucap Ciabatti.
Jika Anda memberi material yang sama, Anda sudah menerima bahwa mungkin salah satu dari pebalap itu akan lebih baik dari yang lainnya.
”Anda tahu, Pecco kehilangan banyak poin karena kecelakaan, jika dia tidak mengalami kecelakaan seperti di Argentina, Le Mans, Texas, India, dia akan memimpin jauh di depan. Namun, itu bagian dari permainan. Kami mungkin 60, 70 poin di depan saat ini jika tanpa kecelakaan-kecelakaan itu karena dia akan (finis) di posisi kedua atau di podium,” ujar Ciabatti.
”Namun, Anda menerima akibat dari kesalahan yang Anda lakukan. Sekarang tergantung kepada dia (Pecco) untuk menunjukkan bahwa dia bisa menghadapi tekanan. Seperti yang dia buktikan tahun lalu, dengan bangkit setelah tertinggal 91 poin untuk memenangi kejuaraan,” kata Ciabatti.
Menurut Ciabatti, Jorge kini sedang dalam momen bagus. ”Dia melakukan pekerjaan yang bagus. Namun, seperti yang sudah saya katakan, mereka pebalap yang dikontrak Ducati, pebalap pabrikan Ducati. Jadi kita lihat saja di akhir musim ini. Kita lihat saja, pebalap terbaik akan menang,” kata Ciabatti.
Terkait persaingan juara dengan Martin, Pecco mengakui selalu ada tekanan, tetapi dirinya dan Ducati sudah terbiasa menghadapi itu. Bahkan, musim lalu tekanannya lebih besar dari saat ini. Musim lalu dia mengejar pebalap Yamaha, Fabio Quartararo, yang unggul 91 poin, dan kini terbalik, dirinya yang dikejar.
”Tekanan selalu ada, dan saya harus mengatakan bahwa tahun lalu kami memiliki tekanan yang lebih besar dari ini, dan menurut saya, kami bisa mengatasi itu dengan baik. Kami dalam situasi yang berkebalikan, dan mungkin lebih sulit tahun lalu, tetapi kita lihat saja. Kami cukup terbiasa dengan tekanan, dan kita lihat apa yang bisa kami lakukan. Namun, ini situasi yang bagus bagi kami dan saya menyukai ini,” ucap Pecco.
Menghadapi balapan di Mandalika, Pecco juga tidak melakukan persiapan khusus. Dia selalu menyiapkan balapan dengan maksimal untuk menghadapi semua situasi, cuaca panas ataupun hujan. Dia pun optimistis bisa tampil solid di Mandalika.
”Saya menyiapkan balapan dengan sama, setiap kali. Kami bekerja keras menyiapkan untuk setiap kondisi dan biasanya kami tidak terlalu kesulitan dengan temperatur panas. Jadi, cukup siap untuk semua kondisi, cukup siap untuk kondisi panas dan dingin. Ini akan menarik. Saya senang dengan tata sirkuit Mandalika. Menurut saya, ini sangat bagus untuk saya, bagus untuk motor kami karena ada banyak tikungan kecepatan tinggi dan saya menyukai itu. Kita lihat saja, pasti akan menarik,” ujar Pecco.