Pecco Bergadang Mencari Peluang pada MotoGP Seri Jepang
Francesco Bagnaia terbang ke Jepang membawa tanda tanya besar terkait perilaku motornya yang menjadi liar saat pengereman keras. Dia pun sampai bergadang mencermati video-video balapan untuk mencari peluang perbaikan.

Pebalap Ducati, Francesco Bagnaia, memacu sepeda motornya pada balapan MotoGP seri India di Sirkuit Buddh, Greater Noida, India, Minggu (24/9/2023).
MOTEGI, KAMIS – Francesco Bagnaia akan memacu dua motor dengan setelan berbeda dalam sesi latihan MotoGP seri Jepang, Jumat (29/9/2023), untuk menentukan arah perbaikan terkait pengereman yang akan diikuti. Kendala itu membuat pebalap tim pabrikan Ducati tersebut sangat kesulitan di Misano dan India, karena kekuatan berkendaranya ada pada pengereman terlambat. Bagnaia pun rela bergadang untuk mencermati perilaku motor saat pengereman dalam balapan di Barcelona, Misano, dan India, untuk mengurai masalah janggal itu.
"Pada Senin malam saya masih terbangun menyaksikan sejumlah video titik-titik pengereman dalam beberapa balapan terakhir, Buddh, Barcelona, Austria, Misano. Menyaksikan itu bisa mempermudah untuk memahami apa yang salah. Satu-satunya hasil yang muncul adalah, dalam beberapa balapan terakhir, perilaku ban belakang cukup aneh. Biasanya, yang terjadi adalah tergelincir wajar, yang bisa saya kendalikan, tetapi akhir pekan lalu ban belakang tergelincir melebihi limit," ujar Bagnaia dalam konferensi pers di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang, Kamis (28/9/2023).
"Kami memahami itu, kami mengerjakan itu, terima kasih kepada para insinyur yang berada di rumah yang bekerjasama dengan tim kami. Jadi kami memutuskan untuk melakukan cara yang berbeda akhir pekan ini. Kami akan memulai dengan dua setelan yang berbeda, untuk memahami jalan mana yang akan diikuti. Ini sudah jelas bagai kami untuk memperbaiki area itu," lanjut pebalap yang akrab disapa Pecco itu.
Pecco mulai merasakan ban belakang tergelincir lebih dari biasanya sejak balapan di Misano, dan kemudian semakin parah di India. Kondisi itu membuat dia tidak bisa memacu motor dalam potensi maksimal karena ada risiko terjatuh jika melakukan pengereman keras. Pecco hanya bisa finis ketiga di Misano, tetapi ini juga karena kakinya masih cedera setelah kecelakaan di Barcelona. Kemudian saat balapan di India, masalah itu semakin parah, bahkan menyebabkan Pecco terjatuh di tikungan lima dalam lap ke-14.

Pebalap tim Prima Pramac Racing Jorge Martin (kanna) bersaing melawan pebalap tim Ducati Lenovo Francesco Bagnaia pada MotoGP seri India di Buddh International Circuit, di Greater Noida, Minggu (24/9/2023)
Pecco pun bertekad menemukan solusi masalah aneh itu, sehingga bisa kembali bersaing meraih kemenangan. Jika kendala itu tidak terselesaikan di Motegi, posisinya di puncak klasemen akan semakin rawan.
"Target maksimal adalah menemukan rasa saat pengereman. Saya yakin kami akan melakukan itu. Rasa saya adalah, saya melakukan pengereman yang sama tetapi saya tidak bisa menghentikan motor. Jadi, ini cukup sulit, karena ban belakang tidak membantu saya saat pengereman," ujar Pecco.
"Juga, ketika saya kecelakaan (di India) itu terjadi begitu ban belakang segaris dengan ban depan. Biasanya, saya bisa mengendalikan itu. Tetapi saat saya tergelincir, pekan lalu, di titik masuk tikungan sudah sangat tidak stabil dan sulit mengendalikan motor," tegas pebalap asal Italia itu.
Pecco berharap akhir pekan ini dia bisa mendapati balapan yang solid, karena persaingan juara semakin ketat. Saat ini, dia hanya unggul 13 poin atas pebalap Prima Pramac Racing Jorge Martin di posisi kedua, serta 44 poin atas pebalap Mooney VR46 Marci Bezzecchi di posisi ketiga. Trio Ducati itu diprediksi akan kembali bersaing meraih podium, seperti di Misano dan India.
Baca juga : Bagnaia Ungkap Penyebab Kecelakaan di India
Kami akan memulai dengan dua setelan yang berbeda, untuk memahami jalan mana yang akan diikuti.

Pebalap tim Ducati Lenovo Francesco Bagnaia merayakan keberhasilannya finis di posisi kedua pada balapan sprint dalam MotoGP seri India di Buddh International Circuit, Greater Noida Sabtu (23/9/2023)
Bagnaia, musim ini berada di Motegi sebagai pemuncak klasemen yang diburu oleh para pebalap lain. Ini kontras dengan musim lalu, di mana dia memburu pebalap Yamaha Fabio Quartararo di puncak klasemen.
"Saya sekarang buruan. Saat ini masih ada 14 balapan (termasuk sprint). Saya tidak merasa memiliki tekanan. Tahun lalu lebih intens, karena gelar juara tidak diraih (Ducati) selama 15 tahun. Sekarang saya tahu persis, jika semuanya oke kami bisa bertarung untuk meraih kemenangan. Dalam momen sulit pun kami masih bisa finis di posisi kedua atau ketiga. Kami harus fokus untuk menjadi sempurna, kami selalu bisa kompetitif. Jadi, saya tidak terlalu khawatir," ungkap Bagnaia.
Ancaman Jorge Martin
Situasi yang dialami oleh Bagnaia bisa berubah jika akhir pekan ini Martin kembali solid dan terus memangkas selisih poin. Pebalap asal Spanyol itu sedang dalam momentum positif, dan optimistis akan kembali solid di Motegi.
"Saya perlu menikmati momen ini. Ini momen terbaik dalam karier saya. Saya perlu berusaha meraih hasil bagus, memenangi banyak balapan, berada di depan saat latihan, itu caranya. Dengan menikmati momen, semua hal lainnya akan datang," ujar Martin.
Baca juga : Kejutan Marquez Setelah 182 Hari

Pebalap tim Prima Pramac Racing Jorge Martin memenangi MotoGP seri Misano di Sirkuit Marco-Simoncelli, Misano Adriatico, Minggu (10/9/2023).
"Saya sangat percaya diri menghadapi balapan ini, karena saya memiliki paket terbaik yang bisa saya miliki dengan motor ini. Saya merasa sangat kuat, karena dengan motor yang sama di Barcelona, Misano, hasilnya sama (naik podium). Jadi ini sangat penting. Dan, podium pertama saya di Moto2 juga di sini, jadi itu penting. Musim lalu saya juga finis di posisi ketiga, jadi saya senang karena dua kali saya podium di sini, jadi saya percaya diri. Saya pikir, kami bertiga dalam momen bagus, dan akan berusaha di podium lagi," ungkap Martin.
Persaingan meraih gelar juara juga masih terbuka bagi Bezzecchi. Namun, dia merasa persaingan sesungguhnya antara Pecco dan Martin, karena dirinya tidak pernah bisa cukup dekat untuk berada di puncak klasemen. Oleh karena itu, dia hanya akan menikmati balapan demi balapan, termasuk di Motegi yang sangat dia sukai. Dia pun berusaha mengulang performa brilian di India, di mana dia menang dengan selisih 8,6 detik.
"Jelas, kami meraih akhir pekan positif di India, dan datang ke sini dengan rasa yang bagus selalu menjadi hal yang baik. Ini trek yang sangat saya sukai dan ini istimewa karena saya pertama kali meraih podium di sini dalam kejuaraan dunia (Moto3). Saya pun ingin berusaha lagi di sini, juga setelah tahun lalu yang tidak terlalu jelek, jadi kita lihat apa yang bisa saya raih tahun ini," ujar Bezzecchi.
Performa Bezzecchi saat ini semakin solid karena dia terus memperbaiki teknik pengereman, yang merupakan kunci untuk memaksimalkan potensi Desmosedici GP. Di India, dia mencapai level baru yang membuat dirinya bisa mengerem sangat terlambat untuk memangkas waktu putaran.
Baca juga : Balapan Pembebasan Bezzecchi

Pebalap Mooney VR46, Marco Bezzecchi, merayakan keberhasilannya memenangi balapan MotoGP seri India di Sirkuit Buddh, Greater Noida, India, Minggu (24/9/2023).
"Saya mempelajari Pecco, Jorge, dan para pebalap Ducati lainnya sejak saya berada di MotoGP. Menurut saya, ini langkah paling sulit dan saya masih harus terus melakukan langkah lain supaya bisa selalu kuat dalam pengereman, karena saat ini masih ada beberapa trek di mana saya kuat, dan beberapa trek di mana saya sedikit kesulitan. Tetapi dalam gaya berkendara dan setelan motor, Matteo (Flamigni, kepala mekanik) melakukan pekerjaan yang luar biasa, dan itu membuat saya nyaman dan memiliki kepercayaan tinggi untuk berusaha keras dalam pengereman," ujar Bezzecchi.
Bezzecchi kini masih memiliki kekurangan lain dibandingkan pebalap pabrikan Ducati dan Pramac, yaitu tidak mendapat launch device yang sangat membantu saat start. Dia berharap memiliki alat itu, sehingga bisa start dengan lebih baik lagi.
"Jelas saya meminta itu," ujar Bezzecchi diiringi senyum.
Dia kemudian menoleh ke Pecco yang tersenyum, dan kemudian melontarkan candaan.
"Dia cemburu, karena saya bisa dekat dengan dia tanpa itu, ha, ha, ha. Tidak, saya bercanda," ujar Bezzecchi yang merupakan adik tingkat Pecco di Akademi VR46.
"Menurut saya dukungan dari Ducati sudah sangat bagus, tentu jika mereka memiliki peluang membantu saya, mereka akan melakukan itu. Saya tidak memiliki paket (motor) pabrikan, jadi wajar saya mendapat lebih sedikit dibandingkan dengan mereka," ujar Bezzecchi yang menggunakan Desmosedici GP22.
Terkait dengan persaingan juara, Bezzecchi mengaku dirinya rileks menyikapi itu, dan hanya fokus menikmati setiap balapan akhir pekan.
"Saya sangat rileks saat ini, karena pertarungan sesungguhnya di antara mereka (Pecco dan Martin), saya hanya dekat dengan mereka, tetapi tidak pernah cukup dekat. Namun, jika saya bisa mendekat, maka saya akan melakukan yang terbaik untuk bertarung meraih itu. Saat ini saya hanya ingin menikmati setiap akhir pekan, berusaha tetap dekat, paling tidak dalam tiga, empat akhir pekan lagi, dan kemudian kita lihat yang terjadi," pungkas Bezzecchi.