Piala Dunia 2030 di Enam Negara, Jalan Pintas FIFA Kembali ke Asia?
Ada tujuan tersirat FIFA menunjuk enam negara menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Arab Saudi kandidat terkuat menyelenggerakan Piala Dunia 2034, tetapi ASEAN juga punya kans.
Banyak pihak yang bertanya-tanya tentang keputusan FIFA menyelenggarakan Piala Dunia 2030 di enam negara yang meliputi tiga konfederasi. Dengan memahami asas keadilan yang FIFA pegang teguh untuk kesempatan menjadi penyelenggara pesta sepak bola terakbar itu, maka jawabannya hanya satu: FIFA ingin segera mengembalikan Piala Dunia ke Asia.
Setelah duta Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Qatar, sukses menyelenggarakan Piala Dunia 2022, FIFA telah bersiap menyambut Piala Dunia 2026 di tiga negara anggota Konfederasi Sepak Bola Amerika Tengah dan Utara (Concacaf), yaitu Amerika serikat, Kanada, dan Meksiko. Alhasil, tuan rumah Piala Dunia selanjutnya berasal dari Afrika, Eropa, dan Amerika Selatan.
Jika masih tetap mengandalkan urutan itu, Asia baru kembali menjadi panggung bagi persaingan pesepak bola terbaik di muka bumi pada Piala Dunia 2042. Artinya, Piala Dunia kembali ke Tanah Asia setiap dua dekade. Sebelumnya, Korea Selatan-Jepang menggelar Piala Dunia edisi 2002.
Dengan kesuksesan Qatar yang dianggap FIFA sebagai Piala Dunia terbaik, baik dari sisi penyelenggaraan, pembangunan infrastruktur sepak bola, hingga pendapatan komersial, menanti selama 20 tahun untuk ”pulang” ke Asia adalah periode yang terlalu lama. Apalagi, Asia tengah memiliki pusat-pusat perekonomian baru yang berlomba-lomba membangun citra positif di dunia olahraga, seperti China, Arab Saudi, India, hingga negara kawasan Asia Tenggara.
Baca juga : Tiga Negara Mediterania Gelar Piala Dunia FIFA Edisi 100 Tahun
Kondisi perekonomian dan fanatisme besar Asia terhadap sepak bola adalah pasar yang besar bagi FIFA. Terlebih lagi seiring penambahan jumlah peserta Piala Dunia 2026 yang mulai melibatkan 48 peserta, AFC memiliki slot lolos langsung delapan tim yang hanya kalah dari UEFA (16 tim) dan Konfederasi Sepak Bola Afrika (9 tim).
Dalam pengumuman tuan rumah Piala Dunia 2030, Rabu (4/10/2023), FIFA menunjuk Spanyol, Portugal, dan Maroko sebagai tuan rumah, lalu Uruguay, Argentina, dan Paraguay menyelenggarakan tiga laga pembuka yang diberi tajuk perayaan pertandingan seabad atau centenary. Itu menunjukkan FIFA langsung menggabungkan jatah tuan rumah tiga konfederasi dalam satu edisi Piala Dunia.
Tak ayal, putaran giliran Piala Dunia pada edisi 2034 kembali ke Asia. Itu membuat FIFA juga mengumumkan telah membuka pendaftaran tuan rumah Piala Dunia 2034 dari AFC dan Konfederasi Sepak Bola Oceania (OFC).
Pembukaan pendaftaran Piala Dunia 2034 langsung disambut oleh Arab Saudi. Sebelumnya, Saudi sempat tertarik menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 dengan bermitra bersama Mesir dan Yunani, tetapi rencana itu urung terjadi karena Presiden FIFA Giannia Infantino enggan mengubah aturan agar anggota AFC bisa menjadi tuan rumah dengan jarak delapan tahun dari Qatar 2022.
Baca juga: Akhir Cerita Qatar dan Kejutan pada Piala Dunia 2026
Sebagai gantinya, Arab pun fokus mengubah citra sebagai magnet baru pesepak bola dunia. Sejak mendatangkan Cristiano Ronaldo awal 2023, kini Liga Saudi telah dihuni pemain-pemain terbaik, di antaranya Neymar Jr dan Karim Benzema.
Pangeran Abdulaziz bin Turki al-Faisal, Menteri Olahraga Saudi sekaligus Presiden Komite Olimpiade dan Paralimpiade Saudi, mengungkapkan, negaranya telah mengirimkan pengajuan resmi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.
Menyelenggarakan Piala Dunia FIFA di 2034 akan menolong kami mencapai mimpi kami menjadi negara unggul di dunia olahraga dan menjadi tonggak signifikan bagi transformasi negara.
”Menyelenggarakan Piala Dunia FIFA di 2034 akan menolong kami mencapai mimpi kami menjadi negara unggul di dunia olahraga dan menjadi tonggak signifikan bagi transformasi negara,” ujar Abdulaziz dilansir Saudi Gazette, Kamis (5/10/2023).
Hal serupa juga disampaikan Presiden Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) Yasser al-Misehal. ”Kami percaya (2034) adalah masa yang tepat bagi Arab Saudi menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA. Pengajuan kami didorong oleh kecintaan kepada permainan dan hasrat untuk melihat sepak bola tumbuh di setiap sudut dunia,” kata Yasser.
Baca juga: Durasi Turnamen Piala Dunia 2026 Kembali Normal
Dukungan AFC
Pencalonan Saudi juga telah mendapat dukungan dari Presiden AFC Shaikh Salman al-Khalifa. Ia menuturkan, AFC optimistis Saudi bisa menjadi negara penyelenggara Piala Dunia yang luar biasa. Sebelum menggelar Piala Dunia, Saudi menjadi tuan rumah Piala Asia 2027.
”Kami penuh percaya diri SAFF akan menyajikan Piala Asia yang luar biasa dan mendorong keyakinan yang sama untuk mewujudkan Piala Dunia yang tak terlupakan,” ucap Salman dilansir laman AFC.
Saudi dianggap tidak akan kesulitan untuk menyediakan 14 stadion sepak bola kelas wahid dengan kapasitas 40.000-80.000 kursi. Selain itu, FIFA juga menginginkan negara tuan rumah Piala Dunia 2034 memiliki 72 fasilitas latihan sepak bola elite serta puluhan hotel bintang lima di sekitar stadion dan lokasi latihan.
Selain Saudi, China juga memiliki kans mencalonkan diri untuk menggelar Piala Dunia 2034. Tetapi, Pemerintah China belum pernah menunjukkan ketertarikan menjadi tuan rumah Piala Dunia, baik itu dalam forum formal maupun informal, bersama AFC.
Duet Australia dan Selandia Baru, yang mencetak rekor sebagai tuan rumah tersukses Piala Dunia Putri 2023 merujuk jumlah penonton langsung, juga berpeluang untuk mencalonkan diri. Di sisi lain, empat negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam, juga sempat membahas wacana bermitra untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 pada rapat dewan AFF 2018 lalu.
Baca juga : Kuartet Amerika Selatan Ajukan Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2030
”Kesempatan kami (ASEAN) untuk mengajukan diri memiliki kekuatan karena tiga hingga empat negara bisa mendaftar bersama. Untuk itu, perlu konsolidasi infrastruktur dan kekuatan sepak bola negara-negara ASEAN,” kata mantan anggota Komite Eksekutif FIFA, Tengku Abdullah Sultan Ahmad Shah, yang kini menjabat Raja Malaysia, dilansir The Strait Times beberapa waktu lalu.
Spanyol paling siap
Dari enam tuan rumah Piala Dunia 2030, Spanyol adalah satu-satunya negara yang paling siap untuk menyambut Piala Dunia edisi ke-24 itu. Maroko dan Portugal masih perlu mendapat inspeksi penilaian dari FIFA untuk merenovasi stadion yang telah ada hingga menentukan berapa stadion baru yang dibutuhkan.
Kesiapan Spanyol itu tak lepas dari inisiatif klub-klub besar untuk merenovasi kandang mereka. Real Madrid, misalnya, telah merampungkan proses renovasi Stadion Santiago Bernabeu. Begitu pun Valencia yang mengemas wajah baru Stadion Mestalla.
Barcelona tak mau ketinggalan. Mereka telah memulai peruntuhan Stadion Camp Nou untuk hadir dengan desain lebih modern dan kapasitas lebih besar yang diharapkan rampung pada 2025. Spanyol pernah menggelar Piala Dunia 1982.
”Kegembiraan dirasakan oleh seluruh warga Spanyol karena bisa menyelenggarakan kembali Piala Dunia setelah hampir 50 tahun. Saya yakin bersama Maroko dan Portugal, kami akan menggelar Piala Dunia terbaik dalam sejarah,” tutur Presiden Interim Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dilansir laman federasi.
Baca juga : Warisan Dongeng Qatar untuk Piala Dunia 2026
Merujuk laporan berbagai sumber, kegagalan trio Amerika Selatan, yaitu Uruguay, Argentina, dan Paraguay, mencalonkan diri secara resmi untuk tuan rumah Piala Dunia 2030 disebabkan mereka gagal memenuhi kuantitas standar stadion dan lapangan latihan yang dicanangkan FIFA. Untuk mengenang sejarah Piala Dunia perdana 1930 yang digelar di Uruguay, FIFA memberikan kehormatan kepada tiga negara itu menggelar pertandingan pembuka Piala Dunia edisi seabad.
Selain terkait infrastruktur, FIFA juga berhati-hati menunjuk negara Amerika Selatan dan Afrika untuk menggelar Piala Dunia secara tunggal. Itu didasari sejumlah proyek stadion yang terbengkalai setelah Afrika Selatan 2010 dan Brasil 2014.
Presiden Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) Claudio Tapia mengakui, negara-negara Amerika Selatan gagal mengajukan diri untuk Piala Dunia 2030 akibat tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah dan kepastian investasi pembangunan infrastruktur.
Dalam hasil penilaian FIFA, tiga negara, yakni Uruguay, Argentina, dan Paraguay, masing-masing hanya memiliki satu stadion yang memenuhi syarat menggelar Piala Dunia meskipun harus pula melalui tahap renovasi. Ketiadaan infrastruktur itu telah lebih dulu membuat Chile menarik diri dari paket pencalonan itu.
”Saya tetap berterima kasih kepada Alejandro Dominguez (Presiden Conmebol) dan FIFA yang memahami situasi kami dan tetap memberikan kepercayaan agar Piala Dunia kembali ke tempat turnamen dimulai,” ucap Tapia seperti dikutip TyC Sports.