Masa Depan Cemerlang Rico Lewis di Tangan Guardiola
Guardiola belum berhenti menemukan hal-hal baru nan ajaib dari para pemainnya. Setelah suskes dengan Stones musim lalu, kali ini giliran Lewis.
LEIPZIG, KAMIS – Gelandang 18 tahun asal Inggris, Rico Lewis, menjadi penampil terbaik dalam kemenangan Manchester City atas RB Leipzig 3-1 di Stadion Red Bull Arena, Kamis (5/10/2023) dini hari WIB. Masa depan sang remaja tampak cerah di bawah rencana besar dan baru dari Manajer Josep Guardiola.
Jelas, Leipzig memang bukan lawan sepadan untuk tim juara bertahan Liga Champions itu. Terakhir kali bertemu di babak gugur musim lalu, Erling Haaland dan rekan-rekan meremukkan Leipzig tujuh gol tanpa balas. Belum lagi, bek Josko Gvardiol yang merupakan andalan Leipzig sebelumnya sudah berseragam ”The Citizens” dini hari tadi.
Namun, skuad asuhan Guardiola tampak belum kembali ke performa terbaik setelah dua kali kalah beruntun. Mereka mendominasi permainan, dari penguasaan bola 68,2 persen, jumlah tembakan 18-3, hingga kualitas peluang 2,09-0,24 expected goals (xG). Namun, City kurang tajam di sepertiga akhir dan sering kecolongan dalam transisi.
Laga masih imbang 1-1 hingga menit ke-84, sampai penyerang Julian Alvarez dan Jeremy Doku menyumbang gol dari bangku cadangan. Dengan catatan, gol Alvarez berbau keberuntungan karena bola berbelok arah setelah mengenai pemain bertahan lawan. Gol Doku tercipta saat Leipzig sudah putus asa mencari gol penyeimbang.
Di antara performa kurang bertaji, City dihibur dengan penampilan apik nan inspiratif dari Lewis. Dia bermain selama 90 menit penuh dan menyumbang satu asis untuk gol pembuka Phil Foden di paruh pertama. Lewis membuat kehilangan gelandang kreatif Kevin De Bruyne, yang masih cedera, tidak begitu terasa.
”Dia (Lewis) adalah pemain yang luar biasa. Saya telah menjadi manajer selama bertahun-tahun, termasuk melatih pemain terbaik dunia di Barcelona (Lionel Messi). Untuk menemukan pemain yang punya pergerakan sangat baik di ruang sempit seperti dia sangatlah sulit. Dia salah satu yang terbaik yang pernah saya latih,” puji Guardiola.
Hal paling menarik, Lewis ditempatkan di posisi gelandang serang dalam formasi 3-4-2-1. Guardiola menugaskannya untuk menciptakan sebanyak mungkin peluang untuk Haaland. Tugas itu dijawab tuntas. Dia menciptakan lima umpan kunci atau yang terbanyak di antara seluruh pemain, termasuk Foden (tiga kali).
Sayangnya, Haaland sedang tidak setajam biasanya. Tidak seperti terakhir bertemu Leipzig, saat mencetak 5 gol sekaligus. Dia menembak 6 kali, tetapi selalu gagal mencetak gol. Termasuk umpan matang Lewis yang gagal dikonversi. Jika lebih ganas, City mungkin akan menang lebih mudah.
Dengan tubuh kurus setinggi 169 sentimeter dan lari kurang cepat, Lewis sering kali dieksploitasi para penyerang sayap di Liga Inggris.
Peran Lewis terbilang baru. Musim lalu, dia lebih banyak dimainkan sebagai bek sayap yang berperan inverted. Ketika penguasaan bola, pemain tim nasional Inggris U-21 itu akan naik ke posisi gelandang. Dia sudah memperlihatkan potensinya di peran tersebut, tetapi masih kurang begitu cocok.
Baca juga: Harga Mahal Kesempurnaan Manchester City
Dengan tubuh kurus setinggi 169 sentimeter dan lari kurang cepat, Lewis sering kali dieksploitasi para penyerang sayap di Liga Inggris. Dia tidak banyak mendapatkan tugas bertahan pada dini hari tadi, kecuali saat City menekan dengan blok tinggi. Di sistem tekanan City yang kompak, dia menciptakan 3 tekel dengan kesuksesan 100 persen.
Menurut Guardiola, salah satu faktor Lewis bisa bersaing di City dengan usia masih sangat muda adalah kemampuan beradaptasi di banyak posisi. Musim ini, Guardiola sudah memainkannya di posisi bek sayap kiri dan gelandang bertahan. ”Dia masih 18 tahun dan bisa bermain di 4-5 posisi, juga memiliki karakter kuat,” tuturnya.
Baca juga: Target Realistis Para Pemburu Manchester City
Menarik untuk dilihat rencana Guardiola untuk gelandang masa depan timnas Inggris tersebut. Seperti diketahui, sang manajer merupakan sosok revolusioner. Dia sering kali sukses menemukan potensi terbaik dari pemainnya. Seperti musim lalu, dia memainkan bek tengah John Stones sebagai gelandang bertahan dan terbukti sukses besar.
Modal City
Kemenangan itu sangat berarti untuk City. Mereka saat ini kokoh di puncak klasemen Grup G dengan 6 poin. Leipzig membuntuti di peringkat kedua (3 poin). Selain itu, ”The Citizens” juga bisa mengembalikan percaya diri jelang bertandang ke markas Arsenal, Stadion Emirates, Minggu nanti.
”Penguasaan kami sangat baik. Peluang juga banyak. Seharusnya kami bisa mencetak lebih banyak sejak awal. Terlepas dari semua itu, saya sangat puas dengan hasil ini. Sangat penting bagi kami untuk kembali ke jalur kemenangan setelah dua kali kalah beruntun,” ujar Foden.
City, sebelum bertandang ke Leipzig, kalah beruntun dari Wolverhampton Wanderers 1-2 (Liga Inggris) dan Newcastle United 0-1 (Piala Liga). Di dua laga itu, gelandang jangkar Rodri tidak bisa tampil karena sanksi larangan bertanding. Adapun Rodri kembali tampil sejak menit awal di laga tadi.
Kekalahan berturut-turut itu diakibatkan problem transisi bertahan City. Problem tersebut kembali diekspos di paruh kedua oleh Leipzig. Adapun gol penyeimbang Lois Openda dicetak lewat serangan kilat hanya 3 menit setelah turun minum. Leipzig beberapa kali bisa memecah pertahanan lawan, tetapi kurang tajam di sepertiga akhir.
”Di babak kedua, kami mengubah segalanya. Kami tahu harus menekan lawan dan mencari gol agar lebih baik dari (pertemuan) sebelumnya. Kami berhasil melakukan itu. Kami memang kalah 1-3, tetapi permainan tim cukup baik. Sekarang kami hanya harus fokus memenangi laga selanjutnya,” ujar Openda. (AP/REUTERS)