Ketika ”Baby Boomer” hingga Generasi Alfa Berpesta di Asian Games
Asian Games Hangzhou 2022 menjadi ajang pesta atlet dari lima generasi. Indonesia juga diwakili atlet muda, seperti Rihadatul Asyifa (14), Nyimas Bunga (17), hingga atlet tertua, Julius Anthonius George (61).
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
Pepatah lama yang berbunyi usia hanyalah angka seolah bergaung di Asian Games Hangzhou 2022. Atlet-atlet dari negara Asia saling unjuk gigi dan bersaing. Tua-muda, dari generasi baby boomer (lahir 1946-1964) hingga empat generasi di bawahnya, generasi alfa (lahir mulai 2011), semua ”berpesta”.
Gaung itu salah satunya terdengar dari cabang olahraga senam gimnastik putri nomor vault. Pesenam Uzbekistan, Oksana Chusovitina (48), tampil pada final di Huanglong Sport Centre Gymnasium, Hangzhou, Kamis (28/9/2023).
Chusovitina, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini, memang tidak berhasil meraih medali di Hangzhou. Namun, dia finis pada peringkat keempat dengan terpaut hanya 0,150 poin dari posisi medali.
Uniknya, Chusovitina tampil pada usianya yang tak lagi muda. Kehadirannya tentu mencolok karena pesenam kompetitif biasanya berusia muda. Bahkan, sering kali berusia remaja.
Para pesaing Chusovitina berusia jauh di bawahnya, bahkan bisa kurang separuh dari usianya. An Chang-ok asal Korea Utara, misalnya, yang meraih medali emas pada perlombaan itu, baru berusia 20 tahun.
”Dapatkah Anda bayangkan motivasi yang dibawa untuk terus tampil, mengetahui bahwa Anda bersaing secara setara dengan mereka? Bahkan anak saya lebih tua dari pesaing saya. Bagi saya, ini lebih merupakan motivasi bahwa saya masih bisa melakukannya,” ucap Chusovitina, dikutip dari laman resmi Olimpiade.
Chusovitina merupakan pesenam kawakan. Selain meraih emas beregu putri pada Olimpiade 1992, pesenam kelahiran 19 Juni 1975 ini punya prestasi mentereng lainnya dalam dunia senam. Pada level Asian Games, dia telah mengumpulkan delapan medali, termasuk dua emas di edisi 2002, Busan, Korea.
Sepanjang kariernya sejak 1988, dia juga pernah membela beragam negara, mulai Unified Team untuk negara-negara pecahan Uni Soviet, membela Uzbekistan, dan Jerman. Peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 nomor vault putri ini dinobatkan sebagai atlet terbaik Uzbekistan dekade ini pada tahun 2020.
Chusovitina sempat mengumumkan pensiun setelah Olimpiade Tokyo dua tahun lalu, tetapi kecintaannya pada senam membuatnya kembali. Dengan perjalanan kariernya yang panjang, dia melalui banyak hal termasuk mengelola kepercayaan diri terkait perbedaan usia antara dirinya dan sesama atlet di sasana.
Selain atlet senior seperti Chusovitina, Asian Games Hangzhou 2022 juga menjadi momen ”berpesta” atlet-atlet muda. Pemain skateboard Filipina, Mazel Alegado, salah satunya. Dengan usia baru sembilan tahun, Alegado dinobatkan sebagai atlet termuda kompetisi.
Kehadirannya bahkan bukan sekadar menjadi pelengkap. Alegado juga mampu unjuk gigi pada nomor women’s park. Kendati tak meraih medali, Alegado berhasil menembus babak final dan menempati urutan ketujuh.
”Saya senang dan bangga bisa main di sini. Saya suka main skate. Saya bisa main bersama teman-teman, saya bisa jadi apa pun. Mimpi saya ingin menjadi pemain skateboard profesional, juga bisa tampil di Olimpiade,” ujar Alegado, dikutip dari unggahan di Instagram Asian Games Hangzhou.
Kompetitor Alegado juga tidak jauh lebih tua dibandingkan usianya. Peraih medali emas women’s park, Hinano Kusaki dari Jepang, juga baru berusia 15 tahun. Adapun wakil Indonesia, Nyimas Bunga Cinta (17), juga lolos ke final dan finis pada posisi keenam.
Pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018, Nyimas sukses meraih medali perunggu pada nomor women’s park. Saat itu, dengan umurnya baru 12 tahun, Nyimas merupakan atlet termuda yang meraih medali di Asian Games.
Selain Nyimas, atlet muda lain juga kembali menghiasi kontingen Indonesia yang berangkat ke Hangzhou. Petembak Rihadatul Asyifa (14) menjadi atlet termuda Indonesia. Rihadatul turun di nomor 10 meter air pistol putri, tetapi gagal lolos ke fase final.
Adapun atlet bridge, Julius Anthonius George (61), menjadi atlet tertua yang mewakili Indonesia di Hangzhou. Di pesta olahraga se-Asia ini, atlet kelahiran 8 November 1961 ini bertanding di nomor tim campuran.
Pada akhirnya, Asian Games jadi pesta untuk semua, dan usia hanyalah angka.