Riau Ega Agata Salsabilla Buka Jalan Raih Medali Panahan ”Recurve”
Pemanah Riau Ega Agata Salsabilla menunjukkan penampilan lebih baik dalam kualifikasi ”recurve” putra Asian Games 2022 dibandingkan 2018. Hal itu menumbuhkan kepercayaan diri untuk mempertahankan perunggu dari 2018.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
FUYANG, KOMPAS — Pemanah Indonesia, Riau Ega Agata Salsabilla, menempatkan dirinya di urutan kesembilan dari total 84 peserta kualifikasi panahan nomor perlombaan recurve dalam Asian Games Hangzhou 2022. Walau skor yang didapat masih di bawah rekor terbaiknya, Ega percaya diri minimal dapat mempertahankan perunggu yang diraihnya di Asian Games 2018.
”Alhamdulillah dapat peringkat atas dan lolos ke babak penentuan yang dimulai besok (Senin, 2/9/2023). Target saya, bismillah bisa menyamai atau melebihi raihan di Asian Games 2018,” ujar Ega saat ditemui seusai perlombaan di Fuyang Yinhu Sports Centre, Provinsi Zhejiang, China, Minggu (1/10/2023).
Dalam babak kualifikasi, Ega berada di urutan kesembilan dengan skor 673 poin dari 72 anak panah yang dilesatkan. Ega menjadi pemanah terbaik Indonesia pada perlombaan tersebut. Wakil Indonesia lainnya, Ahmad Khoirul Baasith, berada di urutan ke-23 dengan 660 poin, Arif Dwi Pangestu di peringkat ke-25 dengan 660 poin, dan Alviyanto Bagas Prasatyadi di tempat ke-36 dengan 646 poin.
Sementara itu, pemanah Korea Selatan menguasai papan atas klasemen, yakni Lee Woo-seok di urutan pertama dengan 690 poin dan Oh Jin-hyek di peringkat kedua dengan 681 poin. Adapun wakil Taiwan, Tang Chih-Chun, di tempat ketiga dengan 687 poin.
Secara skor, capaian saya kali ini agak menurun sekitar 10 poin dari rekor terbaik yang biasa saya cetak dalam latihan. Tadi, saya harus menyesuaikan diri lagi dengan kondisi angin yang berubah dari biasanya kanan ke kiri menjadi kiri ke kanan.
”Secara skor, capaian saya kali ini agak menurun sekitar 10 poin dari rekor terbaik yang biasa saya cetak dalam latihan. Tadi, saya harus menyesuaikan diri lagi dengan kondisi angin yang berubah dari biasanya kanan ke kiri menjadi kiri ke kanan,” kata Ega.
Dengan begitu, Ega dan Baasith akan mewakili Indonesia dalam babak perebutan medali yang dimulai dari eliminasi 32 besar, Senin (2/9/2023). Ega lebih percaya diri menatap babak penentuan kali ini dibandingkan pada Asian Games 2018. Lima tahun lalu, Ega hanya berada di urutan ke-29 dari total 79 peserta dengan skor 649 poin.
Walau skor lima tahun lalu tidak lebih baik daripada kali ini, Ega justru bisa meraih perunggu seusai menang 6-2 atas pemanah Kazakhstan, Ilfat Abdullin. Maka itu, di atas kertas, Ega semestinya minimal bisa mempertahankan perunggu tersebut pada Asian Games edisi ke-19 ini.
Dari segi peta persaingan, menurut Ega, tidak ada perbedaan antara Asian Games 2018 dan 2022. Para wakil Korea Selatan tetap menjadi unggulan, seperti Woo-seok yang meraih emas lima tahun lalu.
”Dengan modal yang lebih baik, saya pikir kami punya peluang untuk meraih medali. Tinggal kami mempersiapkan diri dengan baik agar bisa menjaga konsentrasi. Mudah-mudahan, kami bisa bermain lebih baik di babak-babak selanjutnya,” ungkap Ega yang menjadi pemanah paling senior di tim putra Indonesia.
Peluang tim ”compound” putri
Dari perlombaan di jam yang sama, Srikandi Indonesia menunjukkan performa positif dalam kualifikasi nomor perlombaan compound putri. Ratih Zilizati Fadhly berada di urutan ketujuh dari total 51 peserta dengan skor 690 poin. Syahara Khoerunisa di urutan ke-19 dengan 683 poin, Sri Ranti di peringkat ke-23 dengan skor 676 poin, dan Firstalitha Kyla Widaputri di tempat ke-36 dengan 668 poin.
Perolehan Ratih cukup bersaing dengan para pemanah terbaik babak kualifikasi, antara lain pemanah India, Jyothi Surekha, di urutan pertama dengan 704 poin; wakil Korea Selatan, So Chae-won, di peringkat kedua dengan 699 poin; dan wakil Korea Selatan lainnya, Oh Yooh-yun, di tempat ketiga dengan 697 poin.
Ratih bersama Syahara akan mewakili Indonesia dalam babak penentuan yang juga dimulai dari eliminasi 32 besar, Senin (2/10/2023). Ini menjadi momentum Srikandi Indonesia untuk menyumbangkan medali dari nomor perseorangan compound yang tidak diperlombakan di Asian Games 2018.
Secara keseluruhan, pelatih kepala pelatnas panahan Indonesia, Hendra Setijawan, puas dengan penampilan tim recurve putra dan compound putri. Memang, skor yang diperoleh para pemanah itu cenderung menurun dibandingkan saat latihan. Akan tetapi, nilainya tidak menurun terlampau jauh.
Hal itu dianggap karena adanya tekanan atau atmosfer kompetisi. ”Sejauh ini, hasil babak penyisihan recurve putra maupun compound putri masih sesuai harapan. Pemanah yang lolos ke babak berikutnya memang wakil terbaik yang kita miliki. Semoga mereka bisa menyumbangkan medali,” pungkas Hendra.