Laga Pertama Tim Indonesia di Hangzhou bagaikan Final
Tim putra dan putri Indonesia akan menghadapi lawan berat pada laga pertama nomor beregu bulu tangkis Asian Games Hangzhou 2022. Tim putri akan melawan China, sementara putra akan berhadapan dengan Korea Selatan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
HANGZHOU, KAMIS — Pertandingan melawan Korea Selatan dan China menjadi laga pertama tim bulu tangkis putra dan putri Indonesia pada Asian Games Hangzhou 2022. Meskipun baru laga pembuka, kedua laga itu terasa layaknya pertandingan final mengingat beratnya lawan yang akan dihadapi.
”Semua pemain dalam kondisi bagus, fit, dan siap untuk diturunkan. Laga pertama ini akan seperti laga final. Jadi, kami akan menurunkan kekuatan terbaik,” kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Rionny Mainaky di Hangzhou, China, Kamis (28/9/2023).
Dengan status mendapat bye pada babak pertama, tim putra dan putri Indonesia langsung tampil pada fase perempat final dalam persaingan dengan sistem gugur. Sejak undian, Rabu (27/9/2023), tim putri telah dipastikan bertemu China yang menjadi unggulan teratas dan juga mendapat bye. Adapun tim putra akan menghadapi Korsel yang mengalahkan Malaysia dengan skor 3-1. Kedua pertandingan Indonesia itu akan berlangsung di Binjiang Gymnasium, Hangzhou, China, Jumat (29/9/2023).
Kunci kemenangan Korsel pada persaingan dua tim dengan materi pemain yang seimbang itu ada pada partai pertama dari nomor tunggal. Jeon Hyeok-jin membuat kejutan dengan mengalahkan Lee Zii Jia, 21-14, 14-21, 21-18, setelah selalu kalah pada dua pertemuan sebelumnya.
Malaysia lalu mengamankan nomor ganda putra dari kemenangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik atas juara dunia, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae, 21-7, 21-9. Namun, Korsel merebut dua partai berikutnya melalui Lee Yun-Gyu dan Sung Seung-na/Kim Won-ho.
Bagi tim putra Indonesia, baik Korsel maupun Malaysia adalah lawan yang tak akan mudah dikalahkan. Namun, saat melawan Korsel, Indonesia setidaknya memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan poin dari nomor tunggal. Indonesia punya empat tunggal putra dengan peringkat yang lebih baik dibandingkan dengan Korsel, yaitu Anthony Sinisuka Ginting (peringkat kedua), Jonatan Christie (5), Chico Aura Dwi (22), dan Shesar Hiren Rhustavito (37). Adapun Jeon, sebagai tunggal putra terbaik tim lawan, berada pada ranking ke-47.
Shesar bahkan memiliki performa yang baik dalam kejuaraan beregu. Pada Piala Thomas 2022 di Thailand, dia selalu menang dalam tiga pertandingan. Salah satu kemenangan didapatnya saat Indonesia mengalahkan Jepang 3-2 pada semifinal. Saat itu, Shesar mengalahkan Kodai Naraoka pada partai kelima ketika skor kedua tim 2-2.
Jangan sampai hasil bagus tahun ini membuat saya puas. Saya harus terus meningkatkan performa. (Gregoria M Tunjung)
Posisi ini seharusnya bisa dimanfaatkan pemain-pemain tunggal putra mengingat persaingan pada nomor ganda akan lebih sulit dimenangi. Kang/Seo berada pada performa terbaik sebelum tampil di Hangzhou. Sementara ganda putra terbaik Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, berada pada kondisi sebaliknya. Fajar/Rian pun kalah pada pertemuan terakhir dengan Kang/Seo, yaitu pada perempat final Australia Terbuka, Agustus lalu.
Ganda kedua Indonesia, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, juga kalah dalam satu-satunya pertemuan sebelumnya dengan ganda kedua Korea Selatan, Choi Sol-gyu/Ki Won-hoo. Mereka bertemu pada babak kedua Jepang Terbuka 2022.
Anthony memastikan siap memberikan performa maksimal jika diturunkan saat melawan Korsel. Peraih medali perunggu tunggal putra Asian Games Jakarta-Palembang 2018 itu akan berperan sebagai tunggal pertama.
”Puji Tuhan, kondisi saya baik dan persiapan sampai hari ini juga baik dari teknis dan nonteknis. Saya akan fokus menyiapkan diri sendiri dulu, lalu melihat sedikit gambaran untuk lawan besok,” ujar Anthony.
Berdasarkan pengalamannya tampil dalam kejuaraan beregu, termasuk mengantarkan Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020, Anthony menilai, hasil dalam persaingan beregu tak hanya ditentukan diri sendiri. Ada faktor lain yang memberikan pengaruh sangat besar, yaitu kekompakan tim.
Tak gentar lawan China
Pada beregu putri, dengan materi kekuatan Indonesia yang terbatas, siapa pun bisa menjadi lawan sulit, apalagi China. Tim tuan rumah memiliki pemain-pemain berperingkat lima besar dunia di tunggal dan ganda putri. Mereka ditempatkan sebagai unggulan teratas. Statistik pertemuan pun memperlihatkan keunggulan China.
Gregoria Mariska Tunjung, yang akan diturunkan pada laga pertama, akan berhadapan dengan Chen Yu Fei. Gregoria tujuh kali kalah dari sembilan pertemuan dengan Chen. Akan tetapi, seperti dikatakannya sebelum bertolak ke Hangzhou, dia memiliki bekal kepercayaan diri.
”Kepercayaan diri merupakan modal terbesar. Selain itu, saya juga harus mempertahankan performa bagus. Jangan sampai hasil bagus tahun ini membuat saya puas. Saya harus terus meningkatkan performa,” kata Gregoria menyatakan tekadnya.
Ganda putri nomor satu Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, juga mempunyai motivasi besar, salah satunya berkat menjadi finalis Kejuaraan Dunia dan gelar juara dari Hong Kong Terbuka. Jejak positif tersebut akan menjadi bekal mereka untuk berhadapan dengan ganda putri terbaik dunia saat ini, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, yang lima kali mengalahkan mereka dari enam pertemuan.
Putri Kusuma Wardani dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, masing-masing tunggal dan ganda kedua Indonesia, sama-sama tertinggal 0-3 dari He Bing Jiao dan Zhang Shu Xian/Zheng Yu. Adapun Ester Nurumi Twi Wardoyo belum pernah bertemu Han Yue.
Dalam kondisi ini, hanya ada dua pilihan bagi pemain Indonesia yang akan diturunkan, yaitu takut pada lawan atau justru bermain tanpa beban. ”Pemain sudah tahu melawan China tidak akan mudah, tetapi ada keyakinan untuk memberikan perlawanan yang ketat. Saya rasa, kekompakan di tim putri juga sangat bagus,” kata Indra Widjaja, pelatih tunggal putri Indonesia.