Bulu Tangkis Bertekad Lampaui Target 3 Emas di Asian Games
Bulu tangkis menjadi cabang yang diandalkan meraih medali emas di Asian Games Hangzhou 2022. Medali emas diharapkan dari beregu putra, tunggal putra, dan ganda putra.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim bulu tangkis Indonesia bertekad melampaui target tiga emas di Asian Games Hangzhou 2022 sekaligus melebihi capaian edisi 2018. Kendati persiapan kurang dari sepekan, mereka mendapatkan bekal tambahan motivasi dan kepercayaan diri dari turnamen sebelumnya.
Kementerian Pemuda dan Olahraga menargetkan kontingen Indonesia meraih delapan hingga 12 medali emas dan minimal berada di urutan ke-12 klasemen akhir perolehan medali Asian Games Hangzhou 2022. Sumbangan medali emas itu diharapkan datang dari beberapa cabang olahraga, termasuk bulu tangkis.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Rionny Mainaky mengatakan, pihaknya telah menetapkan target tiga medali emas. Meski begitu, mereka juga tetap bertekad untuk melebihi target tersebut sekaligus melampaui capaian Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Pada edisi itu, bulu tangkis menyabet dua emas dari tunggal putra dan ganda putra.
(Target tiga emas) dari beregu putra, tunggal putra, dan ganda putra. (Andalan) kita masih dari sektor itu, ya. Meskipun hasilnya beberapa waktu lalu belum maksimal, trennya naik semua sehingga bagus untuk motivasi mereka.
”(Target tiga emas) dari beregu putra, tunggal putra, dan ganda putra. (Andalan) kita masih dari sektor itu, ya. Meskipun hasilnya beberapa waktu lalu belum maksimal, trennya naik semua sehingga bagus untuk motivasi mereka,” ujar Rionny di Pelatnas Bulu Tangkis Cipayung, Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Dalam pertandingan yang akan dimulai pada 28 September 2023, bulu tangkis akan mempertandingkan nomor beregu putra dan putri. Nomor beregu akan lebih dahulu bertanding hingga 1 Oktober 2023. Setelahnya, kategori individu berlaga sampai 7 Oktober 2023.
Adapun tim beregu Indonesia diisi masing-masing 10 pebulu tangkis. Kurang dari seminggu menjelang keberangkatan, mereka mematangkan persiapan di pelatnas bulu tangkis. Mereka yang baru pulang setelah mengikuti Hong Kong Terbuka, 12-17 September 2023, pun langsung kembali berlatih.
Hasil Hong Kong Terbuka, kata Rionny, menambah motivasi dan kepercayaan diri tim bulu tangkis Indonesia yang selalu gagal dalam lima turnamen BWF World Tour terakhir dan Kejuaraan Dunia. Di Hong Kong Terbuka, yang merupakan turnamen BWF Super 500 itu, Indonesia mengukuhkan diri sebagai juara umum. Dua gelar berhasil direbut dari tunggal putra melalui Jonatan Christie dan ganda putri lewat Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Memacu semangat
Bagi Jonatan, gelar juara dari Hong Kong itu sangat berarti, terutama setelah performa naik-turunnya setelah menjuarai turnamen dengan level yang sama, Indonesia Masters, pada awal tahun. Torehan di Hong Kong juga memacu semangatnya untuk menghadapi Asian Games. Apalagi, pebulu tangkis berusia 26 tahun ini diyakini akan kembali menjadi andalan tim Indonesia.
Pada Asian Games 2018, Jonatan merupakan penyumbang emas dari sektor tunggal putra. Meski demikian, pebulu tangkis peringkat lima dunia ini tak mau terlalu terpaku dengan hasil Asian Games yang sudah lewat lima tahun itu. Dia juga tidak terbebani dengan status juara bertahan. Setiap turnamen, kata Jonatan, pasti memiliki ceritanya sendiri.
Peta persaingannya pun berbeda dengan edisi lalu. Pada Asian Games 2018, pesaing Indonesia ialah pemain-pemain senior seperti Son Wan-ho (Korea Selatan, 35 tahun), Chen Leong (Malaysia, 34 tahun), dan Kento Momota (Jepang, 29 tahun). Di Hangzhou, kata Jonatan, akan ada lebih banyak pemain muda. Walakin, kualitasnya tidak akan jauh berbeda dengan pemain-pemain senior yang tampil lima tahun lalu. Dengan demikian, setiap orang memiliki peluang.
”Akan tetapi, setiap pertandingan, kan, punya cerita dan momen sendiri. Jadi, nikmati saja momennya, dibuat lebih santai, tidak tertekan dan terbebani. Target saya lebih mencoba menikmati saja setiap harinya, tidak memikirkan harus juara, harus final, atau segala macam,” tutur Jonatan.
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, menyampaikan hal serupa. Target medali emas tidak dianggap sebagai beban atau kendala. Sebab, Anthony pun memiliki target pribadi yang tinggi, terutama setelah pada 2018 gagal melaju ke final seusai dijegal wakil Taiwan, Chou Tien-chen. Akhirnya, Anthony hanya bisa menyumbang perunggu.
”Ya pasti pengin upgrade medali, cuman memang tidak mau memikirkannya terlalu jauh. Saya ingin menjalaninya satu per satu, pertandingan per pertandingan. Apalagi mayoritas persaingan di tunggal putra itu ketat sehingga memang harus lebih siap dan lebih maksimal,” ucap Anthony.