Tanpa Pencak Silat, Asian Games 2022 Jadi Ujian Riil Indonesia
Tanpa pencak silat di Asian Games 2022, kontingen Indonesia dipastikan tidak akan bisa mendulang total 31 emas seperti di Asian Games 2018. Maka itu, pada Asian Games 2022, Indonesia hanya berharap meraih 12 emas.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH, REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Atlet, pelatih, dan ofisial kontingen Indonesia untuk Asian Games Hangzhou, China 2022 mencium bendera seusai upacara pengukuhan kontingen di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Dengan tidak dipertandingkannya cabang olahraga pencak silat di Asian Games Hangzhou, China 2022 pada 23 September-8 Oktober 2023, kontingen Indonesia dipastikan tidak akan bisa mendulang medali emas ataupun berjaya seperti saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Maka itu, 30 cabang yang diberangkatkan ke Asian Games 2022 diharapkan bisa berjuang untuk mengangkat perolehan medali ”Merah Putih” di pesta olahraga Asia edisi ke-19 tersebut.
”Selain bisa menunjukkan sikap-sikap keindonesiaan, yang paling penting kita fokus untuk meraih medali emas sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, saya mengingatkan kepada masyarakat bahwa di Asian Games terakhir (edisi sebelumnya), kita berstatus sebagai tuan rumah. Hari ini, kita akan diuji sebagai penantang atau peserta di negeri asing,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo seusai Pengukuhan Tim Indonesia untuk Asian Games 2022 di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Dito mengatakan, perbedaan nyata untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2022 adalah tidak dipertandingkannya pencak silat. Padahal, di Asian Games 2018 cabang olahraga itu menyumbangkan 14 medali emas dan satu perunggu. Jumlah medali emas itu hampir separuh dari total perolehan emas Indonesia saat itu yang mencangkup 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu sehingga membawa Merah Putih berada di urutan keempat klasemen akhir perolehan medali.
”Itu yang membuat target perolehan medali emas kita ada perubahan (dari hasil Asian Games 2018 ke target perolehan Asian Games 2022). Kali ini, kita tetapkan target 12 medali emas. Saya rasa persiapan atlet sudah maksimal untuk mencapai target tersebut dan saya rasa atlet juga prima karena baru saja tampil di SEA Games Kamboja 2023 (5-17 Mei) yang jaraknya pendek dengan Asian Games 2022,” kata Dito.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Pejabat serta atlet, pelatih, dan ofisial kontingen Indonesia untuk Asian Games Hangzhou, China 2022 berfoto bersama seusai upacara pengukuhan kontingen di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Dalam pengukuhan itu diketahui ada perubahan jumlah kontingen Indonesia dari sebelumnya 415 atlet dari 31 cabang menjadi 413 atlet dari 30 cabang. Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari menuturkan, pengurangan itu terjadi karena dua atlet dari cabang golf mengundurkan diri dari Asian Games 2018.
Semula, dua pegolf itu akan didaftarkan untuk nomor pertandingan beregu, tetapi belakangan beralih didaftarkan ke nomor perorangan. Namun, setelahditinjau ulang, ternyata potensi medali Indonesia ada di nomor beregu tersebut. Ketika ingin beralih daftar dari nomor perorangan ke beregu, ternyata nomor beregu telah melakukan pembagian grup sehingga tidak mungkin menambah tim lagi.
Akhirnya, pengurus federasi golf berbesar hati untuk batal mengikuti Asian Games 2022 karena sadar pegolf itu tidak ada peluang medali di nomor perorangan. ”Kami belum tahu bagaimana perhitungan tim review (Kemenpora) sehingga terjadi persoalan tersebut. Yang jelas, namanya manusia tidak ada yang sempurna. Kita kasih dahulu kesempatan kepada semuanya untuk fokus ke Asian Games 2022. Setelah itu, barulah kita evaluasi semuanya,” tegas Okto.
Kontingen
Ketua Kontingen (Chef de Mission/CdM) Indonesia untuk Asian Games 2022 Basuki Hadimuljono merincikan, Indonesia mengutus 413 atlet yang terdiri dari 235 putra dan 178 putri untuk mengikuti 202 nomor pertandingan dari 41 disiplin olahraga dari 30 cabang. Mereka diharapkan bisa mewujudkan target meraih 12 emas dan sedapatnya berada di urutan ke-12 klasemen akhir perolehan medali. Selain atlet, kontingen Indonesia juga terdiri dari 135 ofisial, 31 anggota CdM, dan 22 petugas Rumah Indonesia di Perkampungan Asian Games 2022.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Kontingen Indonesia untuk Asian Games Hangzhou, China 2022, Basuki Hadimuljono menghadiri upacara pengukuhan kontingen di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Mereka bertolak ke Hangzhou dalam beberapa tahapan, mulai rombongan yang berangkat pada 16 September hingga rombongan terakhir pada 30 September. Delapan cabang sudah berada di China sejak lama dalam rangka pemusatan latihan, yakni kano, rowing, judo, taekwondo, wushu, atletik, sepeda BMX, dan panahan.
Lima cabang lainnya bertolak dari Jakarta ke Hangzhou sebagai rombongan perdana, antara lain kriket, sepak bola, voli, dan modern pentathlon. Pada Selasa (19/9/2023) malam, cabang hoki menyusul terbang ke Hangzhou. Adapun 23 cabang lain belum berangkat. Sebanyak 100 atlet dan ofisial yang dipimpin oleh CdM akan mewakili tim Indonesia dalam defile pembukaan Asian Games 2022 pada Sabtu (23/9/2023).
”Misi saya melaksanakan apa yang ditugaskan kepada tim CdM. Saya kira semua cabang sudah menyiapkan diri masing-masing. Jadi, saya hanya mengoordinasi untuk menciptakan suasana yang lebih baik untuk para atlet bertanding,” tutur Basuki.
Motivasi
Sebanyak 12 medali emas yang ditargetkan itu diharapkan berasal dari bulu tangkis, dayung, jujitsu, kuras, karate, sepak takraw, panjat tebing, wushu, dan angkat besi. Terkait hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Agung Firman Sampurna mengatakan, pihaknya tengah menggodok pembahasan untuk menentukan jumlah target medali emas dari cabang mereka. PBSI memilih untuk berhati-hati menyampaikan target itu mengingat bulu tangkis akan selalu jadi sorotan dalam perhelatan besar olahraga.
”Saat SEA Games 2023, target medali emas itu tiga, tetapi dapatnya bisa lebih banyak. Kami berharap yang sama (di Asian Games), tetapi pada saat ini kami sedang ada yang namanya Road to Olympic. Olimpiade itu yang sangat-sangat kami utamakan sehingga pertempuran-pertempuran Road to Olympic ini bisa kami menangi semua,” ucap Agung.
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Komang Ayu Cahya Dewi dan Ester Nurumi Tri Wardoyo, memilih menatap target emas dengan cara berbeda. Alih-alih sebagai beban, Komang dan Ester menjadikannya sebagai motivasi untuk meraih prestasi tertinggi di Asian Games pertama mereka. ”Semua pasti ingin juara, ingin pulang membawa emas. Namun, kembali lagi ke diri kita. Saya akan berusaha semaksimal mungkin dan mencoba bermain lepas,” ujar adik dari pebulu tangkis putra Chico Aura Dwi Wardoyo ini.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Ketua Kontingen Indonesia untuk Asian Games Hangzhou, China 2022, Basuki Hadimuljono mengibarkan bendera ke arah para atlet untuk membakar semangat seusai upacara pengukuhan kontingen di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Hal serupa disampaikan atlet panjat tebing, Kiromal Katibin, yang memiliki ambisi pribadi untuk meraih medali emas Asian Games. Menurut Kiromal, sebagai atlet, sudah seharusnya memiliki tekad untuk meraih prestasi tertinggi. Sementara itu, target dari pihak luar dijadikan penambah motivasi.
Karateka Indonesia, Ceyco Georgia Zefanya Hutagalung, bertekad meraih medali emas untuk menebus kegagalan pada debutnya di Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Kala itu, Ceyco yang turun di nomor pertandingan kumite -68 kilogram tersingkir dalam penyisihan babak delapan besar.
Kini, Ceyco menatap Asian Games keduanya dengan percaya diri. Terlebih, pada Juli lalu, dia meraih medali emas di Kejuaraan Asia Karate 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia. Menurut karateka berusia 24 tahun tersebut, peta persaingan di Hangzhou mendatang kurang lebih sama dengan Kejuaraan Asia.
Dengan demikian, dia telah memiliki gambaran tentang pesaingnya. ”Aku yakin, aku dan teman-teman punya potensi untuk meraih medali emas. Kita punya peluang untuk itu. Apalagi, karate, kan, bukan olahraga terukur. Artinya, siapa pun bisa jadi juara,” katanya.