”Laga panas" babak pertama turnamen bulu tangkis China Terbuka ”memakan korban" tiga ganda putra Indonesia. Dua wakil yang lolos dari babak pertama pun harus bertemu pada babak kedua.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
CHANGZHOU, RABU — Indonesia mengirim lima wakil ganda putra pada turnamen bulu tangkis China Terbuka BWF World Tour Super 1000. Jumlah itu berkurang dengan cepat hingga hanya akan menyisakan satu wakil pada perempat final.
Pengurangan itu terjadi setelah tiga pasangan tersingkir pada babak pertama. Mereka adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Adapun dua pasangan yang melewati babak pertama, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, harus berhadapan di babak kedua, Kamis (7/9/2023).
Hal itu membuat hanya tersisa satu wakil ganda putra pada perempat final pada turnamen yang berlangsung di Changzhou Olympic Sports Centre, Hangzhou, tersebut. Bagas/Fikri unggul 2-1 atas rekannya, tetapi mereka belum pernah bertemu dalam setahun terakhir.
”Lawan teman sendiri, siapa yang paling siap yang akan menang. Kami latihan bersama setiap hari, pernah bersaing di pertandingan resmi. Jadi, saling tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing,” tutur Pramudya yang menang atas Ayato Endo/Yuta Takei (Jepang) dengan skor 22-20, 19-21, 21-17 pada babak pertama, Rabu.
Adapun Bagas/Fikri menjadi satu-satunya ganda putra Indonesia yang ”selamat” dari lawan berat pada babak pertama. Mereka menyingkirkan unggulan kedua asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, 21-17, 11-21, 21-17.
Tiga pasangan lainnya menjadi korban ”laga panas”, salah satunya Hendra/Ahsan yang berhadapan dengan juara dunia, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan). Hendra/Ahsan sebenarnya tampil lebih baik dibandingkan ketika kalah dari Kang/Seo pada perempat final Kejuaraan Dunia di Denmark, dua pekan lalu. Namun, permainan mereka kalah solid pada gim ketiga hingga kalah 18-21, 15-21, 12-21.
”Kang/Seo mempunyai kecepatan dan tenaga yang besar, itu kelebihan mereka yang membuat kami kesulitan. Di gim kedua kami banyak menyerang dan pertahanan mereka lebih mudah ditembus. Saat akan melakukan hal yang sama pada gim ketiga, tetapi mereka selalu berhasil menekan lebih dulu,” tutur Hendra.
Ahsan mengatakan, setelah tersingkir di China, mereka akan bersiap untuk turnamen Hongkong Terbuka, 12-17 September. Kami sudah berkomitmen untuk terus jadi dijalani apapun hasilnya,” kata Ahsan.
Sehari sebelumnya, Fajar/Rian dan Leo/Daniel juga kalah saat bertemu lawan dengan kemampuan berimbang. Fajar/Rian, yang bertatus ganda putra nomor satu dunia, kalah dari finalis Kejuaraan Dunia, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), sedangkan Leo/Daniel disingkirkan pasangan peringkat ketiga dunia, Liang Wei Keng/Wang Chang (China).
Meski memiliki lima wakil yang bisa mendapat tempat pada turnamen BWF World Tour level Super 500 ke atas, sektor ganda putra mengalami penurunan prestasi sejak pertengahan tahun. Pelatih ganda putra Aryono Miranat mengatakan, banyak faktor yang harus diperbaiki dari Fajar dan kawan-kawan, di antaranya kepercayaan diri saat bertanding dan akurasi pukulan.
Kami latihan bersama setiap hari, pernah bersaing di pertandingan resmi. Jadi, saling tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pada ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, harus bermain selama satu jam 20 menit saat mengalahkan unggulan kedelapan asal Thailand, Rawinda Prajongjai/Jongkolphan Kititharakul, 17-21, 21-12, 21-19. Apriyani/Fadia menjalani turnamen ini setelah menjadi finalis Kejuaraan Dunia. China Terbuka pun menjadi tes bagi kemampuan mereka untuk menjaga kondisi dan fokus dalam dua ajang besar beruntun.
Ketika ganda putri peringkat kedelapan dunia itu bisa bertahan dalam persaingan ketat, rekan mereka, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, gagal memanfaatkan kesempatan besar untuk melangkah ke babak kedua. Pasangan peringkat ke-15 dunia itu kalah dari pemain Malaysia dengan ranking ke-249, Anna Ching Yik Cheong/Teoh Mei Xing, 21-19, 15-21, 20-22, meski unggul 18-9 pada gim ketiga.
Lawan tak membuat satu kesalahan pun pada perebutan sembilan poin beruntun hingga skor menjadi 18-18. Setelah momen itu, Ana/Tiwi hanya bisa menambah satu poin.
”Saat lawan bisa menambah poin menjadi 12, saya sudah mengingatkan Ana/Tiwi untuk mengubah cara main. Akan tetapi, mereka belum bisa mengubah pola pikir,” komentar pelatih ganda putri Eng Hian.
Kekalahan juga dialami Anthony Sinisuka Ginting yang menjadi unggulan kedua tunggal putra. Anthony kalah dari pemain Jepang, Kanta Tsuneyama, 11-21, 21-18, 17-21 pada turnamen pertamanya dalam sebulan terakhir.