Petenis Amerika Serikat berusia 19 tahun, Cori ”Coco” Gauff, akan tampil untuk pertama kalinya di semifinal Grand Slam AS Terbuka. Coco memelihara peluang menjuarai Grand Slam untuk pertama kalinya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
NEW YORK, SELASA — Petenis remaja, Cori ”Coco” Gauff menjaga asa diri sendiri dan publik tuan rumah untuk menjuarai Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Petenis berusia 19 tahun itu lolos ke semifinal di Flushing Meadows, New York.
Semifinal pertama Coco di AS Terbuka itu akan dijalani setelah dia menghentikan langkah Jelena Ostapenko pada perempat final. Di Stadion Arthur Ashe, Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, pada Selasa (5/9/2023) siang waktu setempat atau Rabu dini hari waktu Indonesia, Coco menjadi tembok tebal bagi hunjaman forehand keras Ostapenko.
Power game Ostapenko itu menyingkirkan petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek, pada babak keempat, tetapi Coco bisa bertahan dan menang telak, 6-0, 6-2. Durasi pertandingan pun cukup singkat, yaitu 1 jam 8 menit.
Saya sangat senang. Tahun lalu, saya kalah di perempat final dan bertekad mendapat hasil yang lebih baik pada tahun ini.
”Saya sangat senang. Tahun lalu, saya kalah di perempat final dan bertekad mendapat hasil yang lebih baik pada tahun ini. Saya senang bisa mewujudkan keinginan itu, tetapi ini saatnya bekerja lebih keras lagi untuk tantangan berikutnya,” ujar Coco yang kalah dari Caroline Garcia pada perempat final AS Terbuka 2022.
Di semifinal, Coco akan berhadapan dengan Sorana Cirstea atau Karolina Muchova yang bersaing di perempat final pada Rabu pagi waktu Indonesia. Cirstea adalah petenis yang menyingkirkan salah satu favorit juara, Elena Rybakina, pada babak ketiga. Sementara Muchova adalah petenis yang performanya naik pada tahun ini, di antaranya dengan menjadi finalis Grand Slam Perancis Terbuka.
Dalam persaingan di tengah panasnya New York dengan suhu 32 derajat celsius, Coco enam kali mematahkan servis Ostapenko dari tujuh kesempatan. Adapun servis Coco hanya satu kali dicuri oleh juara Perancis Terbuka 2017 tersebut.
Coco pun bisa mengontrol permainan sejak awal hingga akhir dengan kecepatannya dalam menutup lapangan untuk mengembalikan setiap pukulan Ostapenko. Dia banyak mengarahkan pukulan ke sudut lapangan yang membuat Ostapenko kesulitan mengembalikannya. Coco tak memberi kesempatan pada lawannya itu untuk berkembang hingga Ostapenko hanya mendapat tujuh poin. Set pembuka dimenangi Coco hanya dalam waktu 20 menit.
Ostapenko akhirnya bisa mematahkan servis Coco untuk membalas yang dilakukan finalis Perancis Terbuka 2022 itu pada servisnya di gim pertama. Dia pun mendapat skor untuk pertama kalinya setelah bermain selama 49 menit. Namun, Coco tak terbendung untuk membalas kekalahannya dari Ostapenko pada babak keempat Australia Terbuka pada awal tahun ini.
Coco bercerita bahwa saat berhadapan dengan Ostapenko yang bisa bermain agresif sepanjang pertandingan, meski sering membuat banyak unforced error dibandingkan winner, dia tak boleh mengimbanginya dengan cara yang sama. Ketika taktik yang sama diterapkan, Ostapenko justru semakin nyaman, seperti yang terjadi saat melawan Swiatek.
”Jadi, saya hanya bermain agresif pada saat peluang itu ada. Selebihnya, saya berusaha mengarahkan bola ke dekat garis atau ke sudut lapangan,” katanya.
Coco membuat penonton yang memenuhi Stadion Arthur Ashe bersukacita. Publik tuan rumah menantikan momen AS Terbuka dijuarai petenis sendiri sejak terakhir kali Sloane Stephens menjuarai tunggal putri pada 2017. Di tunggal putra, momen itu terjadi lebih lama lagi, yaitu saat Andy Roddick menjadi juara pada 2003.
Djokovic ke semifinal
Pada tunggal putra, Novak Djokovic menjadi petenis pertama yang lolos ke semifinal tahun ini setelah mengalahkan salah satu idola tuan rumah, Taylor Fritz. Petenis AS peringkat kesembilan dunia itu bahkan tak berkutik dan kalah untuk delapan kali beruntun dari Djokovic dengan skor 1-6, 4-6, 4-6.
Djokovic menghentikan sejenak ”pesta” petenis AS yang meloloskan tiga tunggal putra ke perempat final. Kebetulan, ketiganya berada di paruh undian yang sama dengannya. Selain Fritz, dua petenis lain berhadapan pada perempat final, Rabu siang, yaitu Frances Tiafoe dan Ben Shelton. Salah satu di antara mereka akan menjadi lawan Djokovic pada semifinal.
Dengan kemenangan itu, Djokovic akan tampil pada semifinal Grand Slam untuk ke-47 kali. Dia unggul satu kemenangan atas Roger Federer yang sebelumnya berbagi tempat sebagai tunggal putra dengan penampilan terbanyak di semifinal Grand Slam.
”Setiap kali melangkah ke lapangan untuk bertanding, saya menilai itu sebagai kesempatan. Dalam usia seperti saat ini, saya tidak tahu berapa banyak lagi kesempatan yang akan saya dapat. Jadi, saya selalu berusaha menikmati setiap momen itu,” kata Djokovic yang berusia 36 tahun.
Dengan usia itu, Djokovic telah membuat banyak rekor, di antaranya menjadi satu-satunya petenis yang menjuarai setiap turnamen ATP Masters 1000 minimal dua kali. Di ajang Grand Slam, dia menjadi tunggal putra dengan gelar terbanyak, yaitu 23, yang tampaknya belum akan bisa dilewati petenis lain. (AP/AFP)