Menguji Perkembangan ”Garuda Muda” Menuju Piala Dunia U-17
Setelah menjalani pemusatan latihan sejak Juli, Indonesia U-17 akan menjalani ujian sesungguhnya pada duel melawan Korea Selatan, Rabu ini. Antisipasi bola mati menjadi titik lemah yang harus dibenahi ”Garuda Muda”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jelang 73 hari memulai debut di Piala Dunia U-17 2023, tim Indonesia U-17 akan menguji kemampuan pada laga uji coba menghadapi Korea Selatan U-17, Rabu (30/8/2023) pukul 19.00, di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat. Duel itu bakal menentukan untuk melihat hasil pemusatan latihan yang telah dijalani skuad ”Garuda Muda” sekitar satu bulan terakhir.
Tak hanya itu, pertandingan melawan Korsel, runner-up Piala Asia U-17 2023, juga menjadi ajang Pelatih Bima Sakti melakukan seleksi guna menentukan skuad final untuk menjalani persiapan akhir di Jerman, September nanti. Kini, tim Indonesia U-17 berkekuatan 32 pemain, sedangkan hanya 21 pemain yang bisa didaftarkan untuk Piala Dunia U-17 yang dimulai 10 November mendatang di Indonesia.
Dalam konferensi pers, Selasa (29/8/2023), di Jakarta, Bima menuturkan, laga kontra Korsel adalah kesempatan bagi dirinya untuk melihat hasil persiapan yang telah dilakukan anak asuhnya sejak pertengahan Juli lalu. Atas dasar itu, menurut Bima, hasil akhir bukan menjadi patokan yang ingin dicapai oleh tim pelatih.
Kami sudah berdiskusi dengan Frank Wormuth (Konsultan Pelatih Indonesia U-17) dan tim pelatih bahwa kami tidak hanya ingin menang, tetapi paling penting melihat pemain bisa menerapkan apa yang sudah dilatih selama ini di dalam pertandingan melawan Korsel.
”Kami sudah berdiskusi dengan Frank Wormuth (Konsultan Pelatih Indonesia U-17) dan tim pelatih bahwa kami tidak hanya ingin menang, tetapi paling penting melihat pemain bisa menerapkan apa yang sudah dilatih selama ini di dalam pertandingan melawan Korsel,” ujar Bima.
Dalam latihan sepekan terakhir, Bima telah memfokuskan timnya untuk mempersiapkan diri menghadapi Korsel. Selain mempelajari permainan Korsel, pemilik dua gelar Piala Asia U-17, Bima juga melatih anak asuhannya untuk meningkatkan kekompakan dan pemahaman satu sama lain.
Pasalnya, Bima melihat skuad Indonesia U-17 masih mudah melakukan salah operan dan buruknya komunikasi antarpemain pada dua laga uji coba menghadapi Barcelona dan Kashima Antlers di Bali, awal Agustus lalu. Dalam dua laga itu, Indonesia dilibas, 0-3, oleh Barcelona, lalu tumbang, 2-3 dari Kashima.
Permainan menyerang Indonesia tidak optimal karena pemain masih kesulitan keluar dari pressing lawan ketika menguasai bola di sepertiga permainan sendiri. Alhasil, alih-alih melakukan transisi cepat, pemain ”Garuda Muda” justru mudah kehilangan bola yang membuat lawan berpeluang menciptakan peluang untuk mengancam gawang.
Sepak pojok
Selain itu, kelemahan utama Indonesia U-17 dari dua laga di Bali adalah buruknya koordinasi pertahanan dalam menghadapi bola mati lawan. Empat dari enam gol yang tercipta ke gawang Indonesia berawal dari sepak pojok.
Barcelona mencetak gol kedua melalui tendangan sudut, sedangkan Kashima membobol tiga kali gawang Indonesia berkat peluang sepak pojok. Gol-gol itu tercipta karena pemain Indonesia gagal melakukan penjagaan yang baik terhadap pemain lawan yang berada di kotak penalti sendiri sehingga mereka bisa melakukan sundulan tanpa gangguan berarti.
Padahal, kemampuan memanfaatkan bola mati adalah kekuatan utama Korsel di Piala Asia U-17. Dari empat gol yang mereka cetak pada fase gugur Piala Asia U-17 di Thailand, tiga gol di antaranya tercipta melalui bola mati.
Muhammad Iqbal Gwijangge, bek tengah sekaligus kapten Indonesia U-17, mengungkapkan, tim pelatih selalu memberikan catatan di setiap penampilan yang menjadi bekal semua pemain untuk membenahi diri. Ia menekankan, pemain Garuda Muda siap untuk menghadapi tantangan di laga melawan Korsel.
”Kami sudah mempelajari cara bermain Korsel. Yang terpenting, kami fokus pada tim sendiri. Evaluasi setiap selesai latihan telah kami lakukan agar bisa memberikan hasil maksimal di laga nanti,” kata Iqbal.
Lebih lanjut, Iqbal menganggap duel kontra Korsel adalah pertandingan penting yang menjadi bekal berharga untuk melakukan persiapan akhir menghadapi Piala Dunia U-17. Selain melawan Korsel, Garuda Muda juga diagendakan melakukan dua atau tiga uji coba selama berlatih di Jerman pada September hingga Oktober mendatang.
Indonesia akan tergabung ke dalam Grup A Piala Dunia U-17 edisi ke-19 karena bestatus tim tuan rumah. Stadion Internasional Jakarta (JIS) akan menjadi ”kandang” skuad Garuda Muda selama menjalani tiga laga penyisihan. Adapun pengundian babak penyisihan akan berlangsung September.
Sementara itu, Korsel U-17 bermaterikan 24 pemain untuk menjalani pemusatan latihan di Jakarta sejak Senin (28/8/2023) kemarin. Selain menghadapi Indonesia, mereka juga akan melawan Bhayangkara Presisi U-17 pada 3 September.
Pelatih Korsel Byun Sung-hwan mengungkapkan, latih tanding di Jakarta menjadi kesempatan bagi dirinya untuk melakukan seleksi pemain. Sebab, ia hanya membawa 13 pemain dari skuad Piala Asia U-17, sedangkan 11 pemain lainnya adalah pemain-pemain yang baru bergabung. Rata-rata anggota baru Korsel U-17 lahir dalam rentang 2007 dan 2008.
”Pertandingan di Indonesia merupakan upaya kami untuk melakukan adaptasi lebih dini sebelum menjalani turnamen di sini. Saya juga akan memaksimalkan pemain-pemain baru untuk melihat kemampuan mereka sebelum menentukan tim di Piala Dunia U-17,” kata Byun.
Piala Dunia U-17 Indonesia 2023 adalah partisipasi ketujuh Korsel. Pada enam edisi sebelumnya, penampilan terbaik Korsel adalah menembus babak perempat final.