Prosedur tak biasa ditempuh FIFA dalam membantu Indonesia menyiapkan stadion untuk Piala Dunia U-17. PSSI menargetkan renovasi stadion tuntas paling lambat pada Oktober 2023
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sedikitnya waktu yang tersisa untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur Piala Dunia U-17 membuat konsultan lapangan dari FIFA bergerak cepat melihat langsung delapan stadion yang diajukan sebagai arena pertandingan. Poin-poin perbaikan yang perlu dilakukan Indonesia telah dikirimkan FIFA melalui surat bahkan sebelum inspeksi resmi dimulai. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI menargetkan proses renovasi stadion tuntas sebelum Oktober 2023.
Surat berisi poin-poin catatan yang harus ditindaklanjuti Indonesia diterima PSSI pada 20 Juli 2023. Catatan-catatan yang ada di dalam surat menjadi bekal bagi PSSI untuk mulai memperbaiki sejumlah kekurangan dari delapan stadion yang diajukan sebagai arena pertandingan Piala Dunia U-17 pada November-Desember.
Delapan stadion itu antara lain dua stadion di Jakarta yaitu Stadion Gelora Bung Karno dan Stadion Internasional Jakarta, Stadion Pakansari (Kabupaten Bogor), Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali), dan Stadion Si Jalak Harupat (Bandung).
Langkah FIFA yang mengirim surat sebelum proses inspeksi dijalankan ini di luar kebiasaan. FIFA biasanya mengirimkan surat berisi poin-poin perbaikan setelah inspeksi berlangsung. Adapun inspeksi FIFA terhadap delapan stadion direncanakan berlangsung pada 28 Juli-2 Agustus.
Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha, menjelaskan, sebelum inspeksi dimulai, FIFA telah mengirimkan konsultan untuk meriset sendiri kesiapan delapan stadion tersebut. Hasilnya, catatan perbaikan mayor harus dilakukan di Stadion Internasional Jakarta (JIS). Menurut Tisha, JIS mendapat sejumlah catatan karena tergolong baru diajukan PSSI sebagai arena pertandingan utama.
“Karena JIS ingin ditujukan sebagai arena utama, dari PSSI mengusulkan agar Jakarta dipakai sebagai ibu kota. Maka FIFA mengirimkan konsultannya, mereka kemudian meminta untuk hal-hal teknis. Jadi surat tadi adalah hal-hal teknis apa yang harus diperbaiki terkait dengan JIS,” ujar Tisha di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Proses “memotong jalan” dari FIFA ini diakui Tisha sangat membantu Indonesia karena bisa segera memperbaiki kelemahan-kelemahan dari delapan stadion tersebut. Bila menunggu surat berisi catatan-catatan perbaikan keluar sehabis inspeksi resmi pada 2 Agustus, maka ada waktu dua pekan yang terbuang.
Langkah FIFA mengirimkan konsultan untuk meriset kesiapan stadion sebelum proses inspeksi resmi membantu Indonesia mempercepat proses perbaikan. Dengan begitu, diharapkan hanya ada perbaikan minor dari hasil inspeksi resmi.
Jadi surat tadi adalah hal-hal teknis apa yang harus diperbaiki terkait dengan JIS.
“Pastinya setelah kunjungan (inspeksi selesai) pada 2 Agustus, kita berharap sudah ada tournament footprint dari FIFA seperti apa arena yang dipakai, karena tahap selanjutnya itu akan kita jalankan untuk (menyusun) jadwal pertandingan dalam waktu dekat,” ucap Tisha.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan, PSSI telah mengirimkan surat kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) setelah menerima surat FIFA. Surat dari PSSI ke Kemenpora dikirimkan pada 24 Juli. Dari surat tersebut, Kemenpora akan bersurat ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) untuk mengerjakan poin-poin perbaikan seperti tertera dalam surat FIFA.
“Di sini jelas FIFA bilang karena current hybrid system bahwa ada majeure risk. Disebutkan jelas bahwa salah satunya ini memang harus diperbaiki. Kalau tidak ini akan jadi majeur risk saat pelaksanaannya. Jadi memang mesti diganti,” kata Erick tanpa menjelaskan lebih detail perbaikan yang harus dilakukan di JIS.
Lebih lanjut, Erick mengungkapkan, sejumlah hal yang dinilai FIFA dalam inspeksi nanti antara lain menyangkut kesiapan arena pertandingan, kualitas lapangan, dan kesiapan layanan tim yang mencakup akomodasi dan manajemen tim.
Pengundian babak grup menurut rencana akan dilakukan pada Agustus. Sedangkan, tim-tim peserta diperkirakan tiba pada Oktober atau sebulan jelang sepak mula Piala Dunia U-17. Untuk itu, PSSI menargetkan proses renovasi stadion bisa tuntas pada September atau paling lambat pada Oktober.
Sementara itu, pendamping jajaran pelatih tim U-17, Frank Wormuth, dijadwalkan tiba di Jakarta pada Agustus. Wormuth akan mendampingi tim pelatih U-17 dalam pemusatan latihan di Jakarta selama sekitar satu hingga dua pekan. Dari pendampingan selama pemusatan latihan itu, Wormuth akan mendapat gambaran karakteristik dan kondisi pemain. Ini dimaksudkan agar tim U-17 Indonesia tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi satu sama lain.
Di Jerman, Wormuth bertugas menyiapkan fasilitas latihan dan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan para pemain tim U-17. Wormuth juga bertanggung jawab dalam menentukan lawan tanding “Garuda Muda” selama di Jerman. Proses seleksi tetap berlangsung, dalam artian ada pemain-pemain yang akan dicoret atau dimasukkan tim selama pemusatan latihan di Jerman.