Tim Indonesia U-17 Siapkan Cara Hadapi ”Pressing” Tinggi
Tim Indonesia U-17 kesulitan menghadapi permainan ”pressing” tinggi. Kesulitan itu coba diatas selama masa pemusatan latihan di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
Para pemain tim U-17 sedang berlatih di Stadion Sriwedari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023). Tim itu yang nantinya akan berlaga dalam Piala Dunia U-17 di Indonesia.
SURAKARTA, KOMPAS — Tim Indonesia U-17 masih memiliki kelemahan ketika menghadapi tim dengan gaya bermain menekan, atau pressing, yang tinggi. Kekurangan itu coba diatasi selama pemusatan latihan di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Kerangka skuad mulai terbentuk meski proses seleksi pemain terus berlangsung.
Pemusatan latihan itu berlangsung sejak Selasa (8/8/2023) dan akan berakhir Senin (14/8/2023). Lokasi latihannya bertempat di Stadion Sriwedari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Latihan itu bertujuan untuk mengevaluasi hasil sejumlah uji coba yang dilakoni tim yang kelak akan berlaga pada Piala Dunia U-17.
Uji coba terakhir dilakoni tim U-17 kontra tim-tim kuat, seperti Barcelona Juvenil A dan Kashima Antlers U-18. ”Garuda Muda” dipaksa menelan kekalahan pada dua laga tersebut dengan skor 0-3 dari Barcelona Juvenil A dan 2-3 dari Kashima Antlers U-18. Hasil analisis tim pelatih menunjukkan anak-anak asuhnya masih cukup lemah menghadapi permainan intens dan menekan dari dua klub tersebut.
”Kami agak kesulitan ketika menerima pressing (tekanan). Maka, kami latihan mulai Selasa, itu sampai hari ini, ada beberapa topik untuk membenahi hal tersebut,” kata Pelatih U-17 Bima Sakti saat ditemui di Stadion Sriwedari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023).
Selama beberapa hari ini, Bima mengaku, para pemain menunjukkan perkembangan. Mereka mulai membenahi cara bermainnya. Semua hasil latihan nanti bakal dilihat lagi melalui laga uji coba melawan Persis Youth pada Sabtu (12/8/2023).
Segenap tim pelatih, sebut Bima, juga terus-menerus melakukan evaluasi setiap harinya. Materi latihan dipersiapkan secara matang. Lebih-lebih mereka dipantau langsung oleh Frank Wormuth, manajer sepak bola asal Jerman, yang kini ditunjuk PSSI sebagai direktur teknik mereka. Selama menjadi manajer, Frank pernah melatih klub-klob Eropa, seperti Union Berlin (Jerman) hingga FC Groningen (Belanda). Dalam ranah tim, Frank pernah memanajeri tim U-20 pada 2008 hingga 2018.
”Banyak ilmu yang bisa kami serap dari beliau. Tadi bisa lihat, beliau memantau terus. Jadi, pelatih benar-benar fokus kerja. Setiap hari dilihat apa saja kekurangannya. Lalu, kami bikin bersama latihan-latihan, esok hari harus seperti apa,” kata Bima.
Bima menuturkan, ada sebanyak 34 pemain yang dibawanya setiap kali pemusatan latihan. Hingga Jumat, pemain yang bergabung tinggal tersisa 29 pemain. Ia tak membeberkan perihal pencoretan lima pemain lain dari skuad tersebut. Sebagian besar pemain merupakan skuad U-16 yang menjuarai Piala AFF U-16 2022 lalu.
Meski demikian, lanjut Bima, penambahan anggota tim masih cukup dimungkinkan. Pasalnya, PSSI juga melakukan seleksi terbuka di 12 kota. Pemain yang ditemukan dalam seleksi tersebut bakal latihan bersama dengan skuad yang ada, di Jakarta, pada 15 Agustus 2023-17 Agustus 2023. Nantinya hanya akan dipilih 26 pemain, termasuk empat kiper, yang bakal ikut serta dalam gelaran Piala Dunia U-17.
”Yang pasti kami sudah punya kerangka timnya. Ini tinggal mencari tambahan-tambahan dari luar. Ada satu sampai tiga pemain tambahan sudah luar biasa. Karena, kami memang butuh pemain yang siap untuk turnamen besar,” kata Bima.
Bima tak memungkiri banyak pemain yang mempunya prospek apik ditemukan sewaktu seleksi terbuka. Akan tetapi, para pemain itu belum siap seutuhnya. Sebab, ia membutuhkan pemain yang setidaknya kuat dari tiga aspek, mulai dari mental, fisik, dan skill.
Para pemain U-17 beristirahat setelah selesai latihan, di Stadion Sriwedari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023). Tim itu yang nantinya akan berlaga dalam Piala Dunia U-17 di Indonesia.
Lebih lanjut, Bima menyampaikan, sebanyak empat pemain diaspora juga masih bertahan bersama skuad tersebut. Keempat pemain itu ialah Welber Halim Jardim, Igor Arungbumi Sanders, Althaf Fawwaz Khan, dan Aaron Liam Suitela. Pihaknya tak akan membeda-bedakan antara pemain diaspora dan pemain lainnya. Para pemain akan dimasukkan ke dalam tim jika benar-benar berkualitas.
”Mereka memang punya kualitas. Tetapi, ada beberapa pemain yang kualitasnya sama saja dengan pemain-pemain lainnya. Kalau dia (pemain diaspora) kualitasnya jauh di atas, dan kontribusinya besar, akan kami beri kesempatan,” kata Bima.
Fullback U-17, Habil Akbar, termasuk bagian dari skuad juara AFF U-16 yang masih dipertahankan oleh Bima. Ia merasa bersyukur dengan keputusan pelatihnya tersebut. Selama masa pemusatan latihan, pihaknya berusaha terus meningkatkan kemampuan. Tak dimungkirinya sektor pertahanan masih perlu ditingkatkan lagi. Lebih-lebih saat menghadapi lawan dengan gaya bermain menekan intens.
”Dari hari pertama, kami belajar defend. Mungkin nanti akan ada yang lain-lain. Memang sulit hadapi pressing tinggi. Ini kami akan berusaha lebih baik mengambil keputusan. Kapan menahan dan melepas bola harus benar-benar tepat,” kata Habil.