Tim Kanada bisa tertawa lebar di malam pembuka Piala Dunia. Tawa itu juga menular ke para penonton yang begitu menikmati suguhan pertunjukan kelas atas.
Oleh
KELVIN HIANUSA, REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Piala Dunia FIBA 2023 resmi dibuka di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (25/8/2023) malam WIB. Pembukaan meriah ditutup dengan kemenangan Kanada atas Perancis dalam duel bertajuk pertarungan para unggulan. Kanada menegaskan, pengalaman tidak lebih penting dari kemampuan.
Indonesia Arena dibangun khusus untuk menyambut Piala Dunia. Malam tadi, tujuan itu tercapai. Nyaris seluruh area tribune di stadion berkapasitas 16.000 kursi itu terisi dalam pertandingan utama di hari pembuka antara Perancis versus Kanada. Kemeriahan seisi stadion sudah sejak upacara pembukaan, sejam sebelum laga.
Seremoni dimulai dengan penampilan grup vokal GAC. Mereka menyanyikan beragam lagu daerah, diiringi puluhan penari yang mengenakan baju tradisional. Acara dilanjutkan pengenalan negara peserta yang tampil di Indonesia, yakni Spanyol, Iran, Pantai Gading, dan Brasil di Grup G, serta Kanada, Latvia, Lebanon, dan Perancis di Grup H.
Penyanyi kawakan Agnes Monica menutup acara dengan meriah. Dia membawakan lagu bertempo tinggi yang diiringi para penari energik dan permainan tata cahaya. Jumbotron, layar rakasasa di langit-langit gedung yang menjadi keistimewaan Indonesia Arena, juga memukau dengan penampilan visual.
“Ini kesempatan yang sangat baik bagi masyarakat dan dunia basket di Tanah Air menyaksikan langsung dari dekat pemain basket dan pertandingan kelas dunia. Ini akan memacu peningkatan kualitas tim nasional Indonesia ke depan,” kata Presiden RI Joko Widodo yang resmi membuka Piala Dunia lewat tayangan video.
Malam pembuka ditutup klimaks dengan kemenangan Kanada atas Perancis, 95-65. Duel tim unggulan itu berlangsung sengit sejak tepis mula. Perancis unggul di kuarter pertama, 18-14, lalu dibalikkan Kanada di kuarter kedua, 40-43. Namun, “angin” berubah drastis setelah jeda paruh pertama.
Kanada menegaskan, keunggulan individu mereka bukan hanya di atas kertas. Tim asuhan pelatih Jordi Fernandez datang dengan tujuh pemain NBA, beberapa di antaranya sedang naik daun. Shai Gilgeous-Alexander, misalnya, termasuk lima pemain terbaik di musim reguler NBA 2022-2023.
Shai mendominasi dengan sumbangan 27 poin, 13 rebound, dan 6 asis meski hanya bermain kurang dari 28 menit. "Masih banyak yang bisa dicapai di laga selanjutnya, tetapi ini awal yang sangat baik. Saya hanya terus berusaha menembak dari posisi paling nyaman," kata Shai, yang hanya memasukkan 1 dari 6 lemparan di awal laga.
Pengalaman dan kebersamaan Perancis hanya pemanis. Finalis EuroBasket 2022 dan Olimpiade Tokyo 2020 itu diperkuat pemain veteran seperti Evan Fournier (30) dan Rudy Gobert (31), yang sudah bermain bersama sejak Kejuaraan Eropa U-20 2011. Namun, Fournier dengan 21 poin dan Gobert dengan 9 poin gagal mengangkat performa tim.
Shai baru pertama kali berlaga di turnamen resmi FIBA bersama Kanada. Namun, guard klub Oklahoma City Thunder itu justru mengubur asa Perancis dalam debutnya. Di kuarter ketiga, dia menjajah area dalam lawan untuk membantu Kanada unggul 68-48. Selain Shai, forward Kelly Olynyk juga tampil apik dengan catatan 18 poin.
Masih banyak yang bisa dicapai di laga selanjutnya, tetapi ini awal yang sangat baik.
Terlepas dari kualitas individu, Kanada sangat kompak dalam bertahan. Mereka memainkan sistem “bola kecil” atau tanpa center murni. Namun, semua pemain bisa bertukar untuk menjaga siapa pun. Perancis pun kewalahan, sempat hanya mencetak 4 poin dalam 9 menit kuarter ketiga.
Perancis juga kehilangan bola atau turnover sebanyak 17 kali, lebih banyak dibandingkan dengan Kanada tujuh kali. Dari turnover tim asuhan pelatih Vincent Collett itu, Kanada mengubahnya jadi raihan 20 poin. Perancis seolah memberikan poin gratis untuk Shai dan rekan-rekan.
Terlepas dari laga, pemenang sebenarnya adalah seluruh penonton yang datang ke Indonesia Arena. Mereka disuguhkan langsung aksi-aksi menawan, seperti dunk-dunk eksplosif dari Gobert dan forward Kanada Dillon Brooks. Mereka juga terus berdecak-kagum setiap Shai memegang bola karena selalu ada hal ajaib setelahnya.
Founier berkata, kekalahan telak di laga pembuka memang sangat buruk. Namun, itu bukan kiamat. “Intinya jangan kehilangan percaya diri. Kami kalah 30 poin, tetapi tim ini hebat. Kami pernah sukses dan tahu apa yang harus dilakukan. Kami akan bangkit dari kekalahan ini,” ujar pemain New York Knicks itu.
Terkait antusiasme penonton yang memadati tribune, anggota Central Board FIBA Erick Thohir mengatakan, hal itu menunjukkan pada dunia bahwa masyarakat Indonesia sudah kelas dunia. ”Sudah waktunya Indonesia menghadirkan tim kelas dunia, di cabang olahraga apapun,” ujarnya.
Euforia Latvia
Piala Dunia sukses mengundang antusiasme para penggemar bola basket dari luar negeri. Ribuan pendukung Latvia datang ke Indonesia Arena untuk menyaksikan laga versus Lebanon, Jumat sore. Mayoritas pendukung datang langsung dari Latvia untuk menonton Piala Dunia, menempuh penerbangan selama sekitar 20 jam.
Predig (35) salah satunya. Dia datang ke Jakarta bersama rombongan teman-teman dan saudara. “Saya datang untuk menonton Kristaps Porzingis, tetapi dia tidak bermain karena cedera kaki. Saya cukup kecewa, tetapi tidak apa-apa. Kami masih punya pemain hebat lainnya,” ujarnya.
Tanpa Porzingis, Latvia tetap mampu menaklukkan Lebanon dengan mudah, 109-70. Guard Latvia Dairis Bertans menjadi pemain terbaik laga dengan sumbangan 20 poin dan 4 asis. Dukungan penonton membuat mereka seolah bermain sebagai tim tuan rumah.
Lebanon datang dengan status finalis Piala Asia 2022, yang juga berlangsung di Jakarta. "Most Valuable Player" Piala Asia Wael Arakji memberikan segalanya dengan catatan 14 poin dan 8 asis, tetapi tetap gagal mengangkat performa tim keseluruhan. Perbedaan timpang kualitas tim benua Eropa dan Asia jelas terasa. (SUT)