Performa tim sepak bola Indonesia U-23 di fase grup cukup mengecewakan. Menghadapi tuan rumah Thailand di semifinal Piala AFF, ”Garuda Muda” diharapkan bisa menemukan momentum kebangkitan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Setelah memastikan diri lolos ke semifinal Piala AFF U-23 dengan predikat tim peringkat dua terbaik, Indonesia dinanti lawan berat, yakni tuan rumah Thailand, yang belum menelan satu kekalahan pun sejauh ini. Performa para pemain di penyisihan grup belum memuaskan. Namun, ”Garuda Muda” punya kesempatan membuktikan diri dengan bangkit di semifinal.
Pelatih tim sepak bola Indonesia U-23, Shin Tae-yong, menyampaikan, empat tim, yaitu Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Malaysia, layak mencapai semifinal. Shin berharap laga semifinal di Stadion Provinsi Rayong, Thailand, Kamis (24/8/2023), pukul 20.00 WIB, akan berjalan baik untuk Indonesia.
Shin menginstruksikan para pemainnya untuk tampil dengan tekad tinggi demi meraih kemenangan, kendati Thailand sebagai tuan rumah akan mendapat dukungan penuh dari suporter. ”Saya kira Thailand punya skuad yang tangguh di turnamen ini. Kami akan mencoba menampilkan performa terbaik dan memenangi pertandingan,” kata Shin, dalam sesi konferensi pers jelang semifinal, Rabu (23/8/2023) siang.
Sebelum memastikan satu tiket semifinal, peluang Indonesia U-23 lolos teramat tipis. Garuda Muda harus menggantungkan nasib ke laga lainnya karena hanya mampu menang 1-0 atas Timor Leste. Di pertandingan pertama, Indonesia kalah 1-2 dari Malaysia.
Beruntung, Filipina dan Kamboja yang jadi pesaing Indonesia untuk mendapatkan satu tiket tim peringkat dua terbaik gagal menang di laga penentuan. Filipina takluk 0-1 dari Vietnam, sedangkan Kamboja menyerah 0-2 dari Thailand.
Keberuntungan itu tidak boleh disia-siakan ”Garuda Muda” di semifinal. Performa di fase grup yang masih belum maksimal mesti diperbaiki. Maka dari itu, setelah menggelar latihan pemulihan kondisi, Shin langsung memimpin para pemainnya menjajal lapangan untuk mematangkan strategi. Latihan berlangsung selama 1,5 jam dengan diisi materi persiapan dalam mengantisipasi permainan Thailand.
”Untuk menu latihan tadi tentu persiapan kita melawan Thailand. Soal taktikal bagaimana kita mempersiapkan lawan Thailand. Semoga nanti waktu lawan Thailand hasilnya baik,” kata pemain belakang tim sepak bola Indonesia U-23, Kadek Arel, dikutip dari laman PSSI.
Masih banyak kekurangan tim sepak bola Indonesia U-23 yang tecermin dari laga di penyisihan grup. Penyelesaian akhir, kreativitas serangan, dan juga transisi dari menyerang ke bertahan perlu lebih ditingkatkan. Selain itu, ada problem kesalahan mengantisipasi umpan silang lawan oleh pemain belakang yang menyebabkan Malaysia mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan.
Adapun masalah penyelesaian akhir terlihat ketika menghadapi Timor Leste di pertandingan sebelumnya. Sederet peluang yang diciptakan pemain Indonesia terbuang sia-sia. Indonesia tercatat memiliki enam tembakan tepat sasaran, tetapi hanya satu yang mampu dikonversi menjadi gol.
Persoalan efektivitas Indonesia ini berbanding terbalik dengan Thailand yang amat klinis di depan gawang. Sejauh ini, Thailand selalu mampu mencetak lebih dari satu gol di tiap pertandingan. Tim ”Gajah Perang” melumat Myanmar, 3-0 di laha pertama grup, setelah itu membungkam Brunei Darussalam, 3-0. Di pertandingan terakhir, Thailand mengalahkan Kamboja 2-0.
Evaluasi
Shin punya tanggung jawab berat untuk persoalan-persoalan di timnya jelang semifinal. Menurut Kadek, Shin telah menggelar sesi evaluasi terhadap penampilan para pemainnya di dua laga penyisihan grup itu. Dengan adanya evaluasi dan masukan, diharapkan kesalahan-kesalahan yang bisa menjadi bencana bagi Indonesia bisa ditekan seminimal mungkin.
Saya kira Thailand punya skuad yang tangguh di turnamen ini. Kami akan mencoba menampilkan performa terbaik dan memenangi pertandingan.
Kadek boleh dibilang merupakan pemain yang bertanggung jawab terhadap dua gol Malaysia. Pelanggaran Kadek terhadap Fergus Tierney berbuah hadiah penalti yang mampu dikonversi menjadi gol oleh pemain Malaysia itu. Setelah itu, Kadek kurang sigap dalam menghalau bola hasil umpan silang sehingga Tierney mampu menyambarnya dan menjadi gol.
”Pasti ada (evaluasi). Sebelum latihan kita ada rapat, pasti ada evaluasi juga (menyangkut) bagaimana cara bermain dan lebih sederhana saja, juga harus lebih tepat (dalam) mengambil keputusan,” ucap Kadek.
Melawan Thailand yang telah mencetak delapan gol dan belum pernah kebobolan, Indonesia memang perlu bermain sederhana dan minim kesalahan. Apalagi para pemain Thailand lebih bugar karena dari tiga laga di fase grup, pelatih Thailand U-23, Issara Sritaro, selalu melakukan rotasi. Rotasi ini dimungkinkan lantaran Thailand punya kualitas pemain yang merata.
Meski komposisi pemain kerap berubah, Sritaro cenderung tidak pernah menanggalkan formasi 4-3-3 favoritnya. Selain tiga pemain depan, serangan Thailand dari lini kedua juga kerap merepotkan barisan belakang lawan. Kekuatan ini yang mesti mendapat perhatian serius dari bek-bek Indonesia.
Sritaro memandang Indonesia sebagai lawan yang perlu diwaspadai walau menampilkan performa yang belum maksimal. Disinggung mengenai kekuatan Indonesia, Sritaro mengaku tidak tahu banyak dengan pemain-pemain yang dibawa Shin di Piala AFF kali ini. ”Tapi, saya tidak mewaspadai lawan secara individu. Kami mewaspadai Indonesia sebagai tim,” katanya.