PSM Madiun Meniti Asa Kebangkitan
PSM Madiun adalah klub pendiri PSSI yang sudah terlalu lama mati suri. Jelang usia satu abad, ”Banteng Wilis” menerbitkan harapan untuk mengubah garis nasib.
Sebagai salah satu dari tujuh klub pendiri Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, nasib Perserikatan Sepak Bola Madiun atau PSM Madiun paling tidak berjejak. Sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 1945, disusul PSSI menggelar Kejuaraan Nasional sejak 1951, PSM tidak pernah hadir di kompetisi kasta terbaik Tanah Air.
Legitimasi eksistensi PSM yang dibentuk dengan nama Madioenshce Voetbal Bond (MVB) adalah ikut serta pada turnamen antarkota (stedenwestrijden) PSSI di Jakarta, Mei 1932. Kala itu, PSM tumbang dua kali dari PSIM Yogyakarta dan VIJ (Voetbalbond Indonesiche Jacatra), cikal bakal Persija Jakarta.
Dua tahun kemudian, PSM juga ikut serta, tetapi tidak berdaya oleh VIJ dan Persis Solo. Setahun berselang, tim yang berdiri pada 29 Mei 1929 itu gagal menembus ke putaran final turnamen, karena kalah 1-5, dari Persis pada final babak kualifikasi Timur Jawa.
Baca juga: Persib Bandung, Penjaga Marwah ”Bumi Pasundan”
Adapun ”perhatian” terakhir yang ditunjukkan PSSI kepada tim berjuluk ”Banteng Wilis” itu ditunjukkan dengan mengundang PSM pada Turnamen Setengah Abad PSSI di Stadion Kridisono, Yogyakarta, April 1980. Pada turnamen mini itu, PSM berada di posisi ketiga dari empat kontestan. Mereka hanya sekali mengalahkan Persis Solo, lalu tumbang dari PSIM Yogyakarta dan PPSM Magelang.
Setelah 93 tahun menjadi ”artefak” sejarah perkembangan PSSI dan sepak bola di Indonesia, PSM memasuki era baru seiring pembentukan perseroan pada 22 Juli 2022. Manajemen Banteng Wilis bersiap menerbitkan baskara harapan untuk klub kebanggaan warga Madiun itu.
Perseroan itu diberi nama PT Perkasa Sakti Madiun. Dengan perseroan, PSM pun sudah menempuh jalan awal untuk menjadi klub profesional.
Melalui perseroan itu, PSM sudah memenuhi persyaratan tampil di Liga 2. Sebelumnya, akta pendirian PSM dengan akronim Perserikatan Sepak Bola Madiun juga telah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Mei 2019 .
”Kami ingin membangkitkan PSM Madiun agar tidak sekadar dikenal sebagai pendiri PSSI, tetapi bisa konsisten bersaing di kompetisi. Kami menargetkan bisa meraih tiket promosi Liga 2 di Liga 3 musim 2023 ini,” ujar Ketua Umum PSM Madiun Nono Djati Kusumo di Madiun, Jumat (21/7/2023).
Baca juga: Pasang Surut Pelayaran PSM Makassar
Sejatinya, skuad PSM telah dipersiapkan menjadi salah satu kontestan Liga 3 Nasional sebagai duta Liga 3 zona Jawa Timur 2022. Hanya, akibat Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022, Asosiasi Provinsi PSSI Jatim membatalkan penyelenggaraan Liga 3 Jatim.
Untuk menembus Liga 3 Nasional 2023-2024, PSM harus mampu menembus babak final pada Liga 3 Jatim yang diikuti lebih dari 50 tim. Sesuai program Asprov PSSI Jatim, Liga 3 Jatim diselenggarakan mulai Oktober 2023.
Liga 3 Nasional direncanakan melibatkan 80 tim dari perwakilan 38 Asprov PSSI yang digelar Januari-Maret 2024. Tim amatir terbaik di setiap provinsi itu akan memperebutkan enam kuota tiket promosi untuk tampil di Liga 2 musim 2024-2025.
Kami ingin membangkitkan PSM Madiun agar tidak sekadar dikenal sebagai pendiri PSSI, tetapi bisa konsisten bersaing di kompetisi.
PSM terakhir kali berkiprah di Liga 3 Jatim pada 2019. Kala itu, mereka didapuk sebagai tuan rumah Grup A di Stadion Wilis, Kota Madiun.
Meski mendapat dukungan suporter, PSM gagal meraup satu pun hasil positif saat jumpa empat lawan, yakni Nganjuk Ladang, Persibo Bojonegoro, Putra Sinar Giri, dan Bumi Wali. PSM mengakhiri kompetisi di peringkat keempat dari lima kontestan. Pada edisi Liga 3 Jatim 2021, PSM tidak ikut serta akibat kendala finansial.
Napas kebangkitan klub yang identik dengan warna kuning-hitam itu tidak lepas juga dari kehadiran investor, yaitu Bobby Habibie, pengusaha asal Madiun yang bermukim di Malang. Nono mengatakan, Bobby berkomitmen mengelola klub selama 20 tahun.
”Target jangka menengah PSM menembus Liga 1 setidaknya dalam 10 tahun. Untuk itu, kami terlebih dahulu harus promosi ke Liga 2, kemudian membangun tim untuk menjadi pesaing naik ke Liga 1,” kata Nono yang juga eks pemain PSM periode 1980-an.
Perhatian suporter
Kebangkitan PSM menjadi mimpi bagi pencinta sepak bola Madiun, terutama fans PSM. Kelompok suporter tim Banteng Wilis tetap beregenerasi meskipun tim kebanggaan mereka lama mati suri.
Perhatian pendukung itu ditunjukkan oleh Madioensche Vokoid Brigade (MVB), kelompok suporter PSM yang berdiri pertengahan dekade 2010-an. Martin John Hutabarat, pendiri MVB, mengisahkan, lebih dari 400 anggota MVB hadir pada Kongres Asosiasi Kota PSSI Madiun pada 2018.
Kala itu, mereka menuntut pengurus Askot PSSI Madiun 2018-2022 menghidupkan kembali PSM yang sudah lupa berkompetisi. Sejak pergantian milenium, PSM hanya empat kali berkompetisi di kasta keempat kompetisi binaan PSSI. Prestasi terbaik adalah juara Grup C Divisi Empat Zona Jatim 2004 sehingga sempat ikut babak kualifikasi zona Jatim untuk merebut tiket ke Divisi Tiga di musim itu.
”Tuntutan itu adalah wujud perhatian kami yang mencintai PSM secara tulus. Kami ingin PSM menjadi kebanggaan dan ikon Kota Madiun seperti klub-klub lain yang merepresentasikan identitas kota mereka melalui sepak bola,” kata pria yang disapa Johny itu.
Andrik Suprianto, penulis buku Sepak Bola di Madiun 1918-1942 (2019), berharap PSM bisa benar-benar bangkit dan berkiprah di kompetisi profesional Tanah Air. Ia mengungkapkan, Madiun memiliki kultur sepak bola kuat sejak awal abad ke-20.
Baca juga: Tekad Persis Solo Menuju Usia Seabad
Menurut arsip De Indishce Courant, 2 Mei 1928, laga sepak bola antarkota pertama di Madiun yang tercatat ialah duel anggota militer Madiun melawan militer Solo. Adapun laporan perdana duel sepak bola di Madiun oleh media berbahasa Belanda itu ialah pertandingan warga melawan pegawai perusahaan gula pada 17 Januari 1922.
Selain MVB, yang menjadi awal kemunculan PSM, Madiun memiliki enam bond yang menjadi wadah klub lokal. Bond itu mewakili etnis sosial di Madiun, seperti bumiputera, Belanda, dan Tionghoa.
”Untuk melestarikan sejarah panjang sepak bola di Madiun, sudah sepatutnya ada tim Madiun bisa tampil di kancah nasional. Ketersedian kultur dan infrastruktur sepak bola menjadi modal awal PSM untuk bangkit,” tutur Andrik.
PSM telah memiliki markas Stadion Wilis yang telah dilengkapi tribune beton yang bisa menampung sampai 20.000 orang. Stadion itu bisa memainkan laga malam karena pencahayaan yang layak. Dua pertandingan PSM di Liga 3 Jatim 2019 dilaksanakan setelah matahari terbenam. Dengan kondisi terkini, Wilis sudah bisa pula menyelenggarakan Liga 2.
Kami ingin PSM menjadi kebanggaan dan ikon kota Madiun seperti klub-klub lain yang merepresentasikan identitas kota mereka melalui sepak bola.
Pemerintah Kota Madiun rutin melakukan perawatan Wilis. Terakhir, Wilis dilengkapi mushala, toilet di luar arena tribune, penataan taman, hingga pembenahan pagar masuk tribune. Renovasi itu dilakukan pada November 2018.
Selain itu, Kota Madiun juga memiliki Lapangan Gulun sebagai tempat latihan rutin bagi PSM. Ada pula mes tim di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kota Madiun. Jarak dua fasiltas penunjang itu kurang dari 1 kilometer dari Wilis.
”Selama ini, masalah kami adalah tidak adanya dana untuk membentuk skuad dan operasional menjalani kompetisi. Dengan kehadiran investor, kami sudah merekrut pemain yang mulai berlatih pada Agustus ini,” ucap Nono.
Sekretaris Askot PSSI Madiun Adhimas Kencana Saputra menuturkan, pihaknya mendukung ambisi besar PSM Madiun untuk naik kasta di musim ini. Dari dua tim Liga 3 asal Kota Madiun, PSM adalah tim yang paling serius mempersiapkan diri. Satu klub lainnya adalah Madiun Putra.
”Manajemen PSM telah berkomunikasi dengan kami untuk persiapan mengikuti Liga 3. Kami berkomitmen mendukung langkah PSM untuk membangkitkan nama Madiun di kancah sepak bola. Dukungan itu utamanya memastikan PSM bisa memanfaatkan seluruh fasilitas yang ada di Madiun,” ujarnya.
Baca juga: Perjuangan Abadi Persebaya Surabaya
Berkat langkah perubahan yang telah digagas manajemen dan dukungan dari seluruh pihak, PSM meniti jalan menuju takdir baru jelang menyambut usia ke-100. Sakmatine!