Timnas gagal menutup IIBI dengan sempurna setelah ditaklukkan Suriah pada hari terakhir. Kehilangan Bolden menjadi akar masalahnya.
Oleh
KELVIN HIANUSA, REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Keunggulan 16 poin di awal laga tidak cukup mengantar tim nasional bola basket Indonesia menang atas Suriah. Timnas kehilangan momentum setelah center naturalisasi Marques Bolden cedera di paruh laga. Indonesia pun gagal menjadi tim terbaik di Invitasi Bola Basket Internasional Indonesia.Timnas semestinya bisa otomatis menjadi pemuncak klasemen akhir, jika menang atas Suriah dalam hari terakhir IIBI, Sabtu (8/5/2023) di Stadion Indonesia Arena, Jakarta. Namun, mereka justru ditaklukkan tim tamu 76-82 yang tampil spartan dan berhasil bangkit di paruh kedua.Suriah, tim unggulan teratas, memastikan diri sebagai peringkat pertama IIBI. Di laga terakhir, Uni Emirat Arab (UEA) menang atas Indonesia Patriots 86-74. Suriah, Indonesia, dan UEA pun memiliki hasil yang sama (2 menang - 1 kalah). Suriah melompat ke puncak karena lebih unggul dalam produktivitas poin.
"Selamat pada Suriah. Mereka adalah pemenangnya. Kami bermain hebat pada paruh pertama, mungkin yang terbaik sepanjang turnamen ini. Namun, kehilangan Marques membuat cara bermain kami berubah total. Kami jadi harus sangat fokus ke pemain besar mereka, (Brandon) Peterson," kata pelatih timnas Milos Pejic.
Bolden menjadi tulang punggung timnas selama bermain 22 menit dan 38 detik. Satu-satunya pemain Indonesia yang pernah tampil di NBA itu menciptakan 19 poin dan 4 rebound. Hanya guard Yudha Saputera yang mencetak lebih banyak darinya (21 poin). Duet itu yang mengantar timnas unggul cepat 20-4.Di paruh kuarter ketiga, saat Indonesia masih unggul 55-49, Bolden terpaksa ditarik keluar. Dia merasa tidak nyaman di bagian kaki. Pejic tidak mau mengambil risiko, mengingat riwayat Bolden yang rentan cedera. Selama sekitar 15 menit tersisa, mereka pun hanya bisa mengandalkan center cadangan, yaitu Vincent Kosasih.
Pejic tidak punya banyak pilihan. Tidak ada yang bisa mengisi kekosongan pemain setinggi 2,08 meter itu. Pemain "raksasa" lain, Derrick Michael Xzavierro, juga absen karena terlebih dulu cedera dalam laga versus Uni Emirat Arab, Jumat lalu. Dampak kehilangan Bolden terasa di dua sisi lapangan."Sangat sakit saat mereka bisa mencetak 15 poin beruntun (di tengah laga). Tanpa Bolden, kami kehilangan pelindung keranjang . Tim ini memperlihatkan bisa beradu fisik dengan pemain Suriah yang kuat-kuat. Namun, memang kecolongan saja di area dalam pada akhir-akhir," kata Yudha.
Kami bermain hebat pada paruh pertama, mungkin yang terbaik sepanjang turnamen ini.
Peterson berjaya di area dalam pertahanan Indonesia dengan mencetak total 20 poin. Saat pemain timnas fokus menjaga area dalam, mereka justru dihukum oleh para penembak Suriah di awal kuarter keempat. Tembakan tiga angka Nadim Issa Dan Omar Idelbi membuat Suriah berbalik unggul 66-65.Saat Bolden di lapangan, timnas tidak perlu fokus menjaga Peterson. Bolden bisa menahannya seorang diri. Semua berubah di kuarter keempat. Pelatih Suriah Javier Crespo sering menjadikan Peterson hanya sebagai jebakan. Alhasil, para penembak mereka mendulang banyak poin, antara lain Idelbi (19 poin), Issa (12 poin), dan Emilliano Basabe (21 poin).
Issa, kapten Suriah, mengakui, presensi Bolden sangat merepotkan timnya. "Kami mendapat keuntungan setelah pemain besar mereka keluar. Tetapi hal utama yang membuat kami menang adalah kebersamaan. Kami terus berjuang bersama, meskipun mengawali laga dengan buruk. Kebangkitan ini sangat manis," tuturnya.
Selain Bolden, timnas juga kalah akibat kontribusi minim dari bangku cadangan. Dari 5 pemain cadangan, hanya guard Zane Adnan yang mampu menyumbang poin. Itu pun hanya 3 poin. Jumlah itu sangat timpang jika dibandingkan kontribusi cadangan Suriah (22 poin). Timnas pun sangat bergantung pada formasi lima pertamanya.
Sempat kalah dari UEA di laga pertama, Suriah menutup IIBI dengan sempurna. Meskipun hanya bertajuk turnamen persahabatan, Issa dan rekan-rekan tampak sangat bahagia. Mereka merayakan kemenangan atas Indonesia dengan melompat-lompat di lapangan, di depan pendukung tuan rumah.
Crespo sampai meminta maaf karena reaksi sedikit berlebihan tim asuhannya. "Kami tahu ini hanya persahabatan, tetapi bagi mereka, hasil ini sangat berharga. Bermain untuk timnas sangat berarti bagi mereka. Seperti Issa saja, dia kehilangan waktu bertahun-tahun untuk bermain basket (karena perang)," ujarnya.
Laga Indonesia versus Suriah hanyalah pemanasan dari pertemuan sebenarnya kedua tim di pra-kualifikasi Olimpiade Paris 2024, pada 12 - 20 Agustus. Pejic cukup khawatir dengan kondisi skuad untuk ajang nanti. Mereka berpotensi tampil tanpa pemain andalan di posisi center. Derrick dipastikan absen karena harus kembali ke Amerika Serikat, menjalani persiapan musim baru dengan klub NCAA Divisi 1 Universitas Grand Canyon. Bolden belum tentu pulih dalam waktu sepekan. Meskipun begitu, Bolden bertekad tampil. "Kami akan bertarung bersama dan berusaha sebaik mungkin di sana,” jelasnya.