Indonesia Patriots ditunjukkan cara bermain bola basket di level tertinggi oleh Suriah. Para pemain Patriots, yang minim pengalaman internasional pun, belajar banyak pada laga di Stadion Indonesia Arena itu.
Oleh
KELVIN HIANUSA, REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Milos Pejic, pelatih tim nasional bola basket Indonesia, sering berkata, Indonesia tertinggal jauh dari Filipina karena perbedaan "kolam" talenta. Filipina punya sekitar 50 pemain di level sama yang siap tampil, sementara timnas Indonesia hanya satu tim. Realitas itu terpampang jelas di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (4/8/2023).
Indonesia Patriots, skuad lapis kedua timnas Indonesia, ditaklukkan Suriah, 43-84, pada hari kedua Invitasi Bola Basket Internasional Indonesia (IIBI). Mereka kalah dari Suriah dalam segala aspek di lapangan, yaitu mulai dari kecerdasan, pengalaman, teknik, serta postur dan kekuatan tubuh. Laga itu berjalan satu arah sejak tepis mula.
Di antara seluruh pemain Patriots, nyaris hanya Dame Diagne (18) yang bisa berbicara banyak dengan sumbangan 15 poin dan 8 rebound. Dame sudah sering membela timnas senior, termasuk saat meraih medali emas di SEA Games Vietnam 2021. Tidak seperti para pemain Patriots lainnya yang baru pertama kali bertanding di level internasional.
"Pengalaman yang baik buat para pemain, saya juga sebagai pelatih, untuk refleksi. Pertama kali bertemu tim level internasional. Bukan sadar diri ya, lebih tepatnya kami jadi tahu apa yang harus dilakukan agar bisa satu level dengan tim-tim Asia Timur dan Asia Barat," kata Pelatih Patriots Youbel Sondakh.
Di IIBI, Patriots diisi oleh para pemain yang sedang naik daun di Liga Bola Basket Indonesia (IBL), seperti guard Fisyaiful Amir (27) serta center Pandu Wiguna (27) dan Agus Salim (26). Mereka bisa bersaing di level teratas IBL, tetapi tidak berkutik saat bertemu Suriah. Mereka seperti digurui oleh para pemain lawan.
Suriah, tim peringkat ke-72 dunia, mendominasi mutlak di area dalam dengan para pemain bertubuh kokoh setinggi lebih dari 2 meter. Pemain Suriah Brandon Peterson (20 poin, 7 rebound) dan Hani Adribe (15 poin, 7 rebound) berkali-kali merundung para lawan di area dekat keranjang. Terbukti, Suriah menang telak dalam poin dari area berwarna atau point in paint, 52-16.
Transisi kilat
Patriots juga kerepotan dengan permainan super-cepat tim tamu. Suriah memainkan rotasi bola secepat kilat di area luar, sebelum menyerang ke dalam, memanfaatkan keunggulan postur tubuh para pemainnya. Tempo tinggi itu juga membuat Suriah bisa menghasilkan 20 poin dari transisi kilat atau fast break point.
Kami belum pernah bertemu Indonesia sebelumnya. Jika menang, kami bisa bermimpi besar dan membawa modal besar untuk pertemuan berikutnya. (Nadim Issa)
Sebaliknya, Patriots tidak mampu memecah teka-teki pertahanan agresif Suriah. Tim asuhan Youbel itu hanya mencatat akurasi tembakan total 19,4 persen, tertinggal jauh dibandingkan Suriah (53 persen). "Pasti menjadi tolak ukur, kami ada di titik mana saat ini," tutur Pandu.
Menurut Youbel, kolam talenta timnas masih sangat dangkal. Tidak lebih dari 10 pemain Indonesia yang bisa bersaing di level internasional. "Oleh karena itu, kita harus kejar dari generasi berikutnya. Pemain muda harus diberikan kesempatan seperti ini, pertandingan internasional, tetapi lebih banyak agar mereka bisa berkembang, " katanya.
Selain Dame, hanya guard Antoni Erga (13 poin) yang mampu menciptakan dua digit angka di kubu Patriots. Namun, efisiensi tembakan Erga terbilang rendah. Akurasi tembakannya hanya 20 persen (3-15), 5 kali kehilangan bola atau turnover, dan 7 kali melanggar pemain lawan.
Suriah bermain jauh lebih baik ketimbang saat kalah versus Uni Emirat Arab di hari pembuka, Kamis lalu. Mereka dalam kondisi bugar setelah beristirahat cukup dan sempat berlatih di Indonesia Arena. Sebelumnya, tim asuhan pelatih Javier Crespo itu harus bertanding melawan UEA, meskipun baru belasan jam tiba di Indonesia.
"Kemenangan ini sangat penting. Saya turut bahagia untuk para pemain. Bukan karena kami menang telak, tetapi tim ini bermain jauh lebih baik dari pertandingan pertama. Kami sangat agresif dalam bertahan dan lebih sabar saat menyerang. Kemenangan adalah yang kami butuhkan untuk meningkatkan kepercayaan diri tim," kata Crespo.
Suriah akan berhadapan dengan timnas senior Indonesia di hari terakhir IIBI, Sabtu. Laga itu merupakan pertemuan awal kedua tim sebelum bersinggungan di pra-kualifikasi Olimpiade Paris 2024, 12 - 20 Agustus. Maka itu, duel nanti akan sangat penting untuk membaca kekuatan masing-masing, walaupun hanya bertajuk uji coba.
"Laga besok akan sangat baik untuk melihat di mana posisi kami berada. Level seperti apa tim kami saat ini. Kami belum pernah bertemu Indonesia sebelumnya. Jika menang, kami bisa bermimpi besar dan membawa modal besar untuk pertemuan berikutnya. Kami berharap bisa membuat kesalahan hingga sedikit mungkin," ujar kapten Suriah, Nadim Issa.
Peringkat dunia Suriah lebih tinggi dibandingkan Indonesia (85). Suriah juga berstatus tim 12 besar dalam gelaran Piala Asia terakhir. Meskipun begitu, peringkat itu tidak bisa mencerminkan kekuatan skuad Indonesia sepenuhnya. Timnas Indonesia datang dengan tambahan wajah baru, seperti pemain keturunan campuran, Zane Adnan.