Tidak banyak hal yang bisa diambil timnas dari laga versus Patriots. Namun, laga itu memperlihatkan potensi timnas ke depan, terutama dari pemain asal AS, yaitu Zane.
Oleh
KELVIN HIANUSA, REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Potensi tim nasional bola basket Indonesia tampak sangat menjanjikan dengan beragam wajah para debutan. Namun, performa timnas masih jauh dari maksimal karena para pemain masih beradaptasi dan mencari harmoni. Selain itu, mereka belum bertemu lawan sepadan.
Timnas menang mudah atas Indonesia Patriots, 82-56, dalam laga pembuka Invitasi Bola Basket Internasional Indonesia (IIBI) di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, pada Rabu (2/8/2023). Semestinya, timnas menghadapi Suriah lebih dulu sore ini, tetapi ditunda karena tim lawan mengalami keterlambatan penerbangan.
Pelatih timnas Milos Pejic menampilkan tiga pemain debutan sekaligus, yaitu Zane Adnan, Althof Satrio, dan Reza Guntara. Zane, guard keturunan campuran Amerika Serikat, langsung menjadi pencetak poin terbanyak dengan 13 poin selama tampil 18 menit 26 detik meskipun memulai dari bangku cadangan.
Saya merasa bersemangat. Laga yang menyenangkan, membuat saya nyaman. Semua (pemain) menyambut kedatangan saya di tim ini, terutama (Anthony) Beane yang banyak mengajarkan saya di latihan dan lapangan.
”Saya merasa bersemangat. Laga yang menyenangkan, membuat saya nyaman. Semua (pemain) menyambut kedatangan saya di tim ini, terutama (Anthony) Beane yang banyak mengajarkan saya di latihan dan lapangan. (Pelatih) Terlihat ingin menguji semua pemain,” kata Zane, pemain NCAA Divisi 1 dari University at Albany itu.
Namun, Zane tampak masih beradaptasi dengan pola permainan Pejic selama paruh pertama. Dia tercatat kehilangan bola atau turnover sebanyak lima kali. Jumlah turnover itu merupakan yang terbanyak di laga ini dan hampir berjumlah separuh turnover timnas (11 kali). Dia, dengan akurasi tembakan 57,1 persen (4-7), baru unjuk gigi di paruh kedua.
Reza dan Althof juga belum klop sepenuhnya dengan Marques Bolden dan rekan-rekan. Reza (6 poin), Defensive Player of The Year dan Most Valuable Player Final IBL 2023, masih sering ragu dalam skema di dua sisi lapangan. Althof yang berperan sebagai penembak andal tim hanya menyumbang 3 poin dari total empat kali percobaan lemparan tiga angka.
Pejic memainkan seluruh pemain dari 12 pemain dalam skuad. Menit bermain dibagi rata. Tidak ada yang lebih dari 24 menit. Berbagai kombinasi lima pemain di lapangan pun terus berganti. Bukan hanya para debutan, pemain veteran timnas, seperti Bolden, pun masih mencari ritme. Sudah setahun sejak center naturalisasi itu terakhir kali membela timnas.
”Kami belum sepenuhnya melakukan apa yang diharapkan. Dari statistik terlihat pertahanan masih kurang rapi. Lawan bisa memanfaatkan pick and roll sangat mudah. Serangan juga belum menyatu. Memang belum optimal karena ada pemain yang datang lebih awal dan terlambat,” kata asisten pelatih timnas Wahyu Widayat Jati.
Timnas menang telak karena kualitas mereka jauh lebih unggul dibandingkan Patriots. Patriots, tim pelapis timnas, hanya bertumpu pada tiga pemain, yaitu Dame Diagne (21 poin), Hendrick Xavi Yonga (11 poin), dan Antoni Erga (9 poin). Adapun tim yang dipimpin Pelatih Satria Muda Pertamina Jakarta Youbel Sondakh itu juga baru dibentuk.
Skuad Patriots saat ini banyak yang berbeda dengan di IBL 2023. Banyak pemain yang juga baru pertama kali dipanggil, seperti Fisyaful Amir dan Pandu Wiguna, serta pemain keturunan campuran Xavier Ford. Mereka juga masih mencari harmoni. ”Ini menjadi pengalaman yang berharga buat pemain kami,” kata Youbel.
Forward andalan timnas, Derrick Michael Xzavierro, akhirnya kembali membela timnas setelah terakhir di Piala Asia FIBA 2022, Juli lalu. Derrick juga bermain di kompetisi resmi untuk pertama kali setelah operasi paru-paru yang mengharuskannya istirahat selama tujuh bulan.
Derrick seperti biasa bermain sangat eksplosif sejak tepis mula. Dia menjadi penjaga keranjang timnas dengan kontribusi 7 rebound dan 4 blok. Pemain tim NCAA Divisi I Grand Canyon University (GCU) itu juga menyumbang 9 poin, tetapi kurang efisien. Akurasi tembakan tiga angkanya hanya 16,7 persen (1-6).
”Masih banyak yang kurang, tetapi aku senang bisa balik ke sini, main sama timnas lagi. Senang juga banyak pemain baru. Untuk pemulihan sudah 100 persen. Aku hanya masih mencari jati diri. Kalau dari sisi mental tidak masalah (setelah menepi lama). Aku bersyukur bisa kembali,” ujar Derrick.
Derrick seharusnya memainkan musim pertama bersama GCU pada akhir tahun lalu. Namun, dia terpaksa menepi akibat operasi. Dia pun berkomitmen untuk kembali dengan kondisi terbaik dalam persiapan musim depan. ”Karena itu, aku hanya ikut sampai test event ini. Setelah itu aku kembali ke AS lagi,” pungkasnya.
Di laga selanjutnya, timnas baru akan menghadapi ujian dari negara lain. Mereka ditantang Uni Emirat Arab pada Jumat dan Suriah pada Sabtu. Adapun Suriah merupakan calon lawan timnas di prakualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang akan berlangsung pada pertengahan Agustus.