Jonatan Christie memiliki masalah yang sama pada dua babak yang dijalani dalam turnamen bulu tangkis Australia Terbuka, yaitu kehilangan gim pertama setelah unggul. Namun, Jonatan tak bertahan pada babak kedua.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
SYDNEY, KAMIS — Jonatan Christie mengalami hal yang sama pada babak pertama dan kedua di turnamen bulu tangkis Australia Terbuka, yaitu unggul lalu kehilangan gim pertama. Namun, kali ini, dia tak bisa bertahan hingga tersingkir pada babak kedua.
Tunggal putra Indonesia peringkat kesembilan dunia itu kalah dari pemain Malaysia, Ng Tze Yong, dalam pertandingan di Quay Centre, Sydney Olympic Park, Kamis (3/8/2023), dengan skor 20-22, 15-21. Jonatan kehilangan gim pertama setelah mendapat game point 20-19.
Hal yang sama terjadi pada babak pertama saat melawan Kento Momota. Jonatan juga kehilangan gim awal setelah mendapat game point 20-16. Dia kehilangan gim itu meskipun akhirnya menang 21-23, 21-14, 21-12.
Jonatan mengatakan bahwa penampilannya tak sesuai ekspektasinya. Ada beberapa hal yang harus diperbaiki, tetapi Jonatan tak mau mengatakannya. ”Yang pasti, banyak yang harus diperbaiki untuk menghadapi Kejuaraan Dunia nanti,” kata Jonatan.
Dalam turnamen, kadang permainan bisa enak, kadang tidak keluar sama sekali. Intinya, kekalahan terjadi karena saya tidak bisa keluar dari tekanan lawan.
”Dalam turnamen, kadang permainan bisa enak, kadang tidak keluar sama sekali. Intinya, kekalahan terjadi karena saya tidak bisa keluar dari tekanan lawan,” tutur pemain peringkat kelima dunia itu.
Sebelum bertanding di Australia Terbuka, Jonatan bermain di Jepang Terbuka dan mencapai final. Dia pun kecewa ketika tak bisa menambah banyak poin dari turnamen Australia Terbuka karena tersingkir awal.
”Saya tentu kecewa karena harusnya dapat melangkah lebih lanjut di turnamen ini agar bisa mendapat poin dan ranking dunia bisa naik,” kata pemain berusia 25 tahun itu.
Kekecewaan itu beralasan karena peluang untuk melangkah jauh sebenarnya sangat terbuka. Australia Terbuka tak diikuti empat tunggal putra peringkat sepuluh besar dunia, yaitu Viktor Axelsen, Kunlavut Vitidsarn, Li Shi Feng, dan Shi Yu Qi. Dua pemain top juga tersingkir pada babak pertama, yaitu Kodai Naraoka dan Loh Kean Yew.
Faktor lain yang membuka peluang bagi Jonatan adalah kemenangannya atas mantan pemain nomor satu dunia, Kento Momota, pada babak pertama. Meski performanya menurun sejak 2022, Momota masih menjadi pemain yang ulet dan sulit ditaklukkan.
Berikutnya, seperti dikatakan Jonatan, dia akan bersaing di Kejuaraan Dunia yang akan berlangsung di Denmark, 21-27 Agustus. Jonatan menjadi salah satu dari tiga tunggal putra yang lolos ke Kejuaraan Dunia berdasarkan daftar peringkat dunia selain Anthony Sinisuka Ginting dan Chico Aura Dwi Wardoyo. Namun, Chico tak bermain di Australia setelah bermain di Korea dan Jepang Terbuka.
Di Australia, tunggal putra Indonesia diwakili Jonatan, Anthony, dan Shesar Hiren Rhustavito. Dari ketiganya hanya Anthony yang lolos ke perempat final untuk berhadapan dengan pemain India, Prannoy HS. Pemain yang ditempatkan sebagai unggulan teratas itu menang atas Kiran George (India) 21-15, 21-18.
Anthony menjadi salah satu dari hanya empat wakil Indonesia yang lolos dari babak kedua. Pemain lainnya adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Berbeda dengan Jonatan, Anthony berada dalam upaya untuk memperbaiki performa setelah tampil buruk di Jepang Terbuka. Dia langsung tersingkir di babak pertama karena kalah dari Kanta Tsuneyama.
Hasil tak sesuai harapan juga didapat ganda putri nomor satu Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Setelah tersingkir pada babak pertama Jepang Terbuka, mereka hanya bertahan hingga babak kedua di Australia karena kalah dari pasangan Thailand, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, 19-21, 21-23.
Kekalahan itu dialami karena Apriyani/Fadia tak bisa tampil konsisten saat momen-momen menjelang akhir gim meski unggul lebih dulu. ”Kami tidak bisa menjaga keunggulan meski mendapat kesempatan mudah untuk mendapat poin. Itu juga membuat lawan makin percaya diri,” kata Apriyani.
Apriyani/Fadia, yang berstatus ganda putri nomor satu Indonesia, menjalani upaya untuk bangkit setelah performa mereka menurun sejak Juni. Ganda putri peringkat ke-12 dunia itu menjalani kembali latihan untuk membangun daya tahan fisik, mempertajam pukulan, dan menumbuhkan kembali rasa percaya diri sejak kalah pada perempat final Indonesia Terbuka pada pertengahan Juni.
Seperti diceritakan pelatih ganda putri pelatnas, Eng Hian, target utama mereka setelah Indonesia Terbuka adalah Kejuaraan Dunia. Jepang dan Australia Terbuka dijadikan panggung untuk menilai perkembangan latihan mereka.