Wimbledon identik dengan hujan yang kerap turun pada musim panas di Inggris. Tahun ini, hujan membuat jadwal Wimbledon berantakan sejak hari pertama.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Hujan pada musim panas di Inggris selalu terkait dengan penyelenggaraan turnamen tenis Grand Slam Wimbledon di All England Club pada pertengahan tahun. Lapangan licin, jadwal berantakan, hingga pengembalian dana untuk pembeli tiket mewarnai Wimbledon 2023 sejak hari pertama.
Awal persaingan petenis profesional pada hari pertama, Senin (3/7/2023) siang, sebenarnya berjalan lancar hingga hujan mulai turun pada sore hari. Salah satu laga yang terdampak adalah ketika juara bertahan tunggal putra, Novak Djokovic, menghadapi Pedro Cachin. Laga itu digelar di Lapangan Utama, lapangan beratap selain Lapangan 1.
Namun, rumput yang lembap membuat lapangan terlalu bahaya untuk digunakan hingga harus dikeringkan dengan mesin pengering. Kedua petenis itu dan penonton di Lapangan Utama harus menanti 1,5 jam sebelum laga dilanjutkan dan dimenangi Djokovic.
Pada hari itu, sebanyak 13 laga yang berlangsung di lapangan luar, yaitu selain Lapangan Utama dan Lapangan 1, ditunda. Pada umumnya, laga-laga yang dipindahkan ke hari kedua, Selasa, itu adalah pertandingan yang seharusnya berlangsung pada urutan ketiga atau keempat di 16 lapangan luar yang tak beratap.
Salah satu dari 13 laga yang ditunda itu adalah Sloane Stephens (Amerika Serikat) versus Rebecca Peterson (Swedia) pada tunggal putri. Ada pula laga antara Donna Vekic melawan Zhang Shuai. Mereka tidak jadi bertanding karena hujan turun kurang dari satu jam saat pertandingan pertama di lapangan luar berlangsung, Selasa. Pada hari itu bahkan hanya ada delapan laga yang selesai dari 77 yang seharusnya berlangsung.
Tak pelak, jadwal hari ketiga, Rabu (5/7), pun dijejali laga-laga babak pertama yang ditunda dari Selasa, bahkan, Senin. Stephens, Peterson, Vekic, Shuai, dan enam petenis lainnya akhirnya menginjakkan kaki di lapangan untuk bertanding pada Rabu. Laga-laga itu pun digelar setelah menanti hujan reda. Hujan sempat menunda semua laga awal di lapangan luar selama 1,5 jam.
Namun, baru sekitar 20 menit bertanding, mereka masuk lagi ke ruang ganti pemain karena hujan kembali turun. Prakiraan cuaca yang dirilis BBC memperlihatkan, hujan pada Rabu diperkirakan terjadi hingga menjelang malam waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Hujan disertai kilat bahkan diperkirakan terjadi pada akhir pekan ini dan pekan depan.
Saat hujan mulai turun, pertandingan yang berlangsung di lapangan luar dihentikan wasit begitu selesainya perebutan poin yang berlangsung. Jika hujan tak juga reda atau membesar, petugas lapangan akan menutup lapangan dengan cepat. Setelah ini, yang bisa dilakukan petenis, panitia, dan penonton adalah menanti hujan reda. Panitia akan mengumumkan dimulainya kembali pertandingan secara berkala, tergantung dari perkembangan cuaca.
Penonton pada hari kedua Wimbledon tahun ini akan menerima uang penuh karena pertandingan di lapangan luar berlangsung kurang dari sejam.
Di saat petenis yang tampil di lapangan luar hanya bisa menanti dengan durasi yang tak pasti, petenis yang mendapat jadwal bertanding di Lapangan Utama dan Lapangan 1 memiliki waktu tunggu lebih cepat. Dengan waktu yang diperlukan untuk menutup atap selama 15 menit, mereka biasanya bisa bertanding kembali sekitar 20-30 menit setelah laga dihentikan.
Efek hujan
Hujan saat Wimbledon bisa memunculkan berbagai efek, termasuk di lapangan beratap. Dijelaskan The Guardian, ketika atap ditutup, dibutuhkan sistem sirkulasi udara untuk menjaga temperatur dan kelembaban dalam level yang bisa ditoleransi, terutama untuk keselamatan petenis.
Jika kondisinya menjadi terlalu lembap, seperti yang terjadi pada laga Djokovic versus Cachic, lapangan menjadi licin. Udara yang lembap membuat laju bola melambat. Bagi petenis, kelembaban udara yang terlalu tinggi membuat mereka berkeringat lebih banyak hingga bisa berdampak dehidrasi.
Bermain saat hujan gerimis juga menambah tantangan petenis. Bola akan lebih berat sekitar 1 persen. Pantulan bola pun lebih sulit diantisipasi jika lapangan basah. Permainan di lapangan rumput, yang seharusnya berlangsung dalam ritme cepat, pun menjadi lebih lambat.
Hujan, yang membuat jadwal menjadi berantakan, juga berdampak pada penonton yang datang ke All England Club. Panitia pun ikut terdampak. Banyak orang dengan tiket lapangan luar menjadi batal menonton. Adapun untuk menyaksikan laga Lapangan Utama dan Lapangan 1, mereka harus membeli tiket dengan harga lebih mahal. Tiket-tiket di kedua lapangan itu pun sulit didapat karena dijual daring sejak jauh-jauh hari.
Untuk penonton yang tak bisa menyaksikan pertandingan sesuai jadwal, panitia mengembalikan dana sesuai peraturan yang telah disusun. Mereka akan menerima pengembalian uang separuh jika pertandingan yang ditonton kurang dari dua jam.
Adapun jika pertandingan berlangsung kurang dari sejam, mereka akan menerima uang penuh. Penonton pada hari kedua Wimbledon tahun ini akan menerima uang penuh karena pertandingan di lapangan luar berlangsung kurang dari sejam. (AFP)