Desain Besar Olahraga Nasional dan Kampanye Tolak “Mager” Alias Malas Gerak
Desain Besar Olahraga Nasional bagian komitmen pemerintah untuk mengembangkan olahraga. Di sisi praksis, hal yang juga penting adalah mengampanyekan gemar olahraga agar rakyat tidak malas gerak atau "mager"
Tepat di 30 Juni lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merilis telah rampungnya pembangunan Indoor Multifunction Stadium di Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Stadion multifungsi dalam ruang ini dibangun untuk menyambut pelaksanaan Federasi Bola Basket International (FIBA) World Cup 2023.
Pada ajang yang akan digelar 25 Agustus - 10 September 2023 mendatang tersebut, Indonesia – bersama dengan Jepang dan Filipina – terpilih sebagai tuan rumah bersama. Saat ditunjuk sebagai tuan rumah FIBA World Cup 2023, Indonesia belum memiliki bangunan yang representatif untuk menyelenggarakan kegiatan bola basket kelas dunia.
Presiden Joko Widodo pun kemudian menugaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyiapkan fasilitas sarana multifungsi dalam ruang tersebut. “Karena itu, IMS (Indoor Multifunction Stadium) dibangun sebagai fasilitas sarana multifungsi indoor yang terbesar di Indonesia,” kata Direktur Prasarana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR Essy Asiah dalam kegiatan BCI – Construction+ Focus: Sustainable Design, Construction & Safety for Indoor Stadium di IMS GBK, Jakarta, Selasa (27/6/2023) lalu.
Baca juga: Presiden Joko Widodo Meninjau Proyek Indoor Multifunction Stadium
Meski awalnya dibangun untuk penyelenggaraan FIBA World Cup 2023, IMS juga dapat dimanfaatkan untuk sarana olahraga selain basket seperti voli, bulutangkis, tenis, MMA, atletik, dan lain-lain. IMS seluas 50.398 meter persegi dan berkapasitas 16.000 orang penonton tersebut juga dapat difungsikan untuk sarana non-olahraga seperti konser, pertemuan, konvensi, maupun pameran.
IMS telah diserahterimakan untuk dikelola ke Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno pada Juni 2023. Adapun konstruksinya telah selesai 100 persen dan menunggu peresmian oleh Presiden Jokowi.
Selama ini dukungan Presiden Jokowi terhadap kemajuan dunia olah raga di Tanah Air diwujudkan melalui berbagai hal. Salah satunya lewat kehadiran fisiknya di lapangan ketika mendung menyelimuti persepakbolaan Indonesia. Ketika Indonesia batal menjadi tuan rumah dan batal tampil di Piala Dunia U-20, misalnya, Presiden hadir langsung di sela latihan Timnas U-20 di Stadion Gelora Bung Karno atau GBK, Sabtu (1/4/2023).
Baca juga: Presiden Ajak Tim U-20 Kembali Bersemangat
Presiden pun memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-20 dan tampak berbincang cukup lama dengan Pelatih Indonesia Shin Tae-yong maupun anggota Timnas U-20. Presiden sempat mendengarkan keinginan dari anggota Timnas yang kehilangan peluang untuk tampil di Piala Dunia U-20. Beberapa dari mereka ingin kuliah, masuk ke TNI/Polri, maupun menjadi PNS.
“(Pemain) U-20 ini, karena masih muda, masih memiliki banyak kesempatan. Bisa nanti main di Sea Games, bisa di Asian Games, masih bisa di AFF, masih bisa main di Olimpiade 2024. Saya kira kesempatan itu masih panjang sehingga tadi saya sampaikan ke mereka, jangan patah semangat”
“(Pemain) U-20 ini, karena masih muda, masih memiliki banyak kesempatan. Bisa nanti main di Sea Games, bisa di Asian Games, masih bisa di AFF, masih bisa main di Olimpiade 2024. Saya kira kesempatan itu masih panjang sehingga tadi saya sampaikan ke mereka, jangan patah semangat,” ujar Presiden Jokowi di GBK.
Kala itu, di Stadion GBK, Presiden terlihat mengenakan jaket olahraga berwarna merah putih dengan didampingi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Wakil Ketua Umum I PSSI Zainudin Amali, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo.
Suntikan semangat
Presiden Jokowi menegaskan bahwa kehadirannya di GBK terutama untuk memberikan semangat kepada Tim U-20 agar mereka tidak larut terus dalam kekecewaan dan kesedihan. Selain menyuntikkan semangat kepada Timnas U-20, Presiden Jokowi juga sempat memberikan arahan bagi Timnas U-22 yang akan bertanding di Sea Games 2023 yang kala itu juga sedang berlatih di Stadion GBK.
Seiring waktu, pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 ternyata terbukti tidak berdampak pada sanksi dari FIFA bagi Indonesia. Indonesia bahkan secara resmi telah ditunjuk oleh Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA sebagai tuan rumah FIFA U-17 World Cup 2023. “Itu kepercayaan yang diberikan internasional, kepercayaan yang diberikan FIFA kepada Indonesia,” ucap Presiden Jokowi di Pasar Palmerah, Jakarta, pada Senin (26/6/2023).
Baca juga: Ditunjuk Tuan Rumah Piala Dunia U-17, Presiden Bilang Banyak Pilihan Stadion
PSSI pun lantas diminta menyiapkan perhelatan internasional tersebut dengan sebaik-baiknya. “Saya sudah perintahkan kepada Ketua PSSI untuk betul-betul disiapkan betul, kalau venue-nya, kan, memang sudah ada dari yang kemarin, yang sudah kita perbaiki. Artinya, tinggal digunakan, tetapi manajemen semuanya harus disiapkan betul,” ucapnya.
Saya sudah perintahkan kepada Ketua PSSI untuk betul-betul disiapkan betul, kalau venue-nya, kan, memang sudah ada dari yang kemarin, yang sudah kita perbaiki. Artinya, tinggal digunakan, tetapi manajemen semuanya harus disiapkan betul.
Komitmen pemerintah memajukan kualitas olahraga dalam negeri juga ditunjukkan melalui penetapan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Olahraga sebenarnya tak pernah lepas dari keseharian Presiden Jokowi. Di masa awal menjabat, sekitar tahun 2018, Presiden Jokowi giat berlatih memanah. Sekelumit kisah pun sempat dibagikannya saat bersilaturahmi dengan anggota komunitas dan klub panahan serta peserta Kejuaraan Panahan Bogor Open II 2018 di halaman belakang Istana Kepresidenan Bogor.
Presiden Jokowi sempat menceritakan dirinya menyukai dan sering melihat orang berlatih panahan di Lapangan Manahan, Surakarta. Kala itu, Jokowi kecil tak pernah belajar panahan karena orang tuanya tak mampu membelikan alat panahan. Baru saat menjabat Presiden, dia berlatih di bawah bimbingan Muhammad Rizal Barnadi.
Baca juga: Anak Panah Jokowi Awali Hitung Mundur Asian Games 2018
Selain itu, lari pagi atau bersepeda kerap dilakukan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Kebun Raya, ataupun saat hari bebas kendaraan di sekitar Monas sampai Jalan Thamrin, Jakarta. Dukungan serius Presiden Jokowi untuk penyelenggaraan ajang olahraga besar - mulai Asian Games 2018, ASEAN Para Games 2023, Piala Dunia U-20 yang semestinya diselenggarakan 2023 tetapi gagal karena isu politik, sampai Pesta Olahraga Pantai Dunia (World Beach Games) Agustus 2023 mendatang - dinilai bukan isapan jempol.
“Saya ingin olahraga ini dimulai, ke depan itu, dari sekolah. Kita harus melakukan olahraga dari SD sampai perguruan tinggi. Ini harus kita bangun dari mulai sekolah"
Tak pelak, Komite Olimpiade Indonesia pun kemudian memberikan predikat “Bapak Olahraga Indonesia” kepada Presiden Jokowi pada Rapat Anggota dan Kongres Luar Biasa NOC Indonesia 2023, awal Maret lalu.
Gemar berolahraga
Di sisi lain, DBON yang disiapkan Indonesia pun tak hanya menyasar pada olahraga prestasi. DBON juga mendorong masyarakat gemar berolahraga. Seperti dibahas dalam rapat tertutup terkait DBON di Istana Wapres, Selasa (30/5/2023) lalu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan harapannya supaya masyarakat gemar berolahraga.
Selain menyiapkan Gerakan Masyarakat Sehat, siswa di sekolah juga akan diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Keberhasilan para atlet pun mesti didorong sejak dini melalui pendidikan di sekolah.
Baca juga: Wapres Amin Mengingatkan Desain Besar Olahraga Nasional Membutuhkan Peta Jalan
Terkait hal tersebut sekolah diharapkan mampu memfasilitasi keperluan olahraga, baik dari sisi kurikulum, infrastruktur, dan sumber daya manusia. “Saya ingin olahraga ini dimulai, ke depan itu, dari sekolah. Kita harus melakukan olahraga dari SD sampai perguruan tinggi. Ini harus kita bangun dari mulai sekolah,” kata Wapres Amin.
Olahraga masyarakat, menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, diperlukan seiring dengan olahraga pendidikan dan olahraga prestasi. Tanpa membangun ketiganya secara utuh dan terintegrasi, maka membangun Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas sulit tercapai.
Namun, gerakan masyarakat untuk hidup sehat relatif tak nyaring terdengar gemanya sampai sekarang. Ada pandangan bahwa tentu akan sangat baik apabila Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, bahkan Ibu Negara Iriana maupun Nyonya Wury Ma'ruf Amin ikut serta mendorong gerakan ini.
Baca juga: Hanya 20 Persen Penduduk Indonesia yang Mengerti Gaya Hidup Sehat
Sebagai komparasi dari Negeri Paman Sam, kesadaran generasi muda yang semakin “mager” alias malas gerak dan memerlukan olahraga juga pernah menjadi perhatian Michele Obama saat menjadi Ibu Negara Amerika Serikat. Gerakan Let's Move pun dikampanyekan luas dengan cara populer tahun 2010. Sayang, gerakan ini terhenti seiring pergantian kepemimpinan.
Indonesia saat ini sudah berada di pengujung kepemimpinan Presiden Jokowi-Wapres Ma'ruf Amin. Ketika menginginkan masyarakat semakin sehat dan tak “mager” dengan gemar berolahraga – sebagaimana halnya didorong DBON – maka gerakan untuk beraktivitas fisik atau olahraga pun mesti dikampanyekan secara meluas dan terus-menerus. (CAS/INA/WKM)