Bima Perkasa punya kapabilitas untuk mengejutkan Pelita Jaya pada gim pertama perempat final IBL 2023 di Yogyakarta. Mereka hanya perlu tampil lebih tenang pada pengujung laga.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di atas kertas, Bima Perkasa Jogja memang kalah segalanya dibandingkan dengan finalis Liga Bola Basket Indonesia pada musim lalu, Pelita Jaya Bakrie Jakarta. Namun, berkat pelajaran berharga dari duel terakhir dan dukungan suporter, sang ”kuda hitam” siap memberikan kejutan.
Bima (tim unggulan keenam) akan menjamu Pelita (ketiga) dalam gim pertama perempat final IBL 2023 di GOR Pancasila, Yogyakarta, Jumat (30/6/2023) malam. Laga itu adalah pembuka playoff berformat best of three (terbaik dari tiga gim).
Kondisi psikologis para pemain Bima kini sedang bagus-bagusnya. Masalah tunggakan gaji yang membayangi mereka di seri Jakarta, pekan lalu, sudah diselesaikan. ”Pemilik sudah mengambil alih (masalah gaji). Semua persoalan nonteknis sudah selesai,” kata Pelatih Bima Perkasa Efri Meldi.
Namun, tak mudah mengalahkan Pelita Jaya yang dipimpin pelatih asal Serbia, Djordje Jovicic. Mereka tengah percaya diri seusai menumbangkan juara bertahan, Satria Muda Pertamina Jakarta, pada laga terakhir musim reguler, Sabtu lalu. Pelita berisikan banyak pemain tim nasional, antara lain Andakara Prastawa dan Muhamad Arighi. Di lain pihak, tidak satu pun anggota skuad Bima berstatus pemain timnas. Musim lalu, Pelita menembus final, sedangkan Bima juru kunci.
Menariknya, pertemuan kedua tim itu selalu sengit. Pelita menang dua kali, tetapi dengan margin tipis, 75-71 (pertemuan pertama), dan 61-54 (kedua). Pada duel terakhir, pertengahan Juni lalu, Bima masih unggul 10 poin di kuarter keempat.
Menurut Meldi, timnya telah belajar banyak dari kesalahan di pertemuan kedua. Mereka tidak mengantisipasi barisan guard lawan yang terkenal punya tembakan jitu. Pelita pun berbalik unggul setelah membuat 17 poin beruntun.
”Anak-anak harus lebih fokus sampai akhir. Mental akan sangat penting, apalagi kami mendapat kesempatan bermain di kandang dulu. Setelah itu, harus dua kali bertandang,” kata Meldi tentang urgensi merebut kemenangan di gim pertama.
Center Bima, Argus Sanyudy, menilai timnya harus tampil lebih ”kejam” pada kuarter terakhir. Mereka selalu kalah dramatis di menit-menit akhir melawan tim-tim besar, seperti Pelita dan Satria Muda. ”Selalu itu saja masalahnya. Kami harus perbaiki,” ujarnya.
Bima tidak cukup hanya mengandalkan Cameron Coleman, forward asing yang mencatat rerata 17,8 poin dan 8,2 rebound selama musim reguler. Mereka juga butuh wujud terbaik dari para pemain lokal, seperti Ikram Fadhil, Nuke Tri Saputra, dan Andre Adrianno. Permainan tempo tinggi khas mereka juga wajib dipertontonkan.
Dukungan publik Yogyakarta juga bisa menjadi pembeda. Daerah berjuluk ”Kota Pelajar” itu merupakan salah satu basis terbesar pencinta bola basket di Indonesia. Terbukti, di seri Yogyakarta pada Mei lalu, ribuan pendukung selalu memadati GOR Among Raga setiap kali Bima tampil.
Bima Perkasa harus tampil lebih ”kejam” pada kuarter terakhir. Mereka selalu kalah dramatis di menit-menit akhir melawan tim-tim besar, seperti Pelita dan Satria Muda.
Pelita akan lebih berbahaya dari duel terakhir dengan Bima. Sempat absen akibat pemulihan cedera, kapten tim, Prastawa (30), kini dalam kondisi terbaiknya. Sang guard adalah pencetak rerata poin (15,7) dan asis (4,3) terbanyak di tim itu.
”Tentu tak ada yang mudah di playoff. Musim ini persaingan sangat sengit, apalagi mereka menyulitkan kami di pertemuan terakhir. Tim mereka kuat, terutama pemain asingnya. Hal positifnya, Prastawa siap tampil di playoff,” tutur Jovicic.
Sebanyak lima pemain Indonesia Patriots atau timnas muda akan kembali memperkuat klubnya masing-masing di playoff. Mereka adalah Daniel Salamena (Bima Perkasa), Gede Elgi (Bali United), Julian Chalias (Satria Muda), serta Karl Patrick dan Ida Bagus Ananta (RANS PIK).
RANS versus Dewa
Pada hari yang sama, RANS (unggulan kelima) akan melawan Dewa United (keempat) pada gim pertama di Surakarta. Kedua tim akan memainkan seluruh laga di sana. Mereka sama-sama memilih Arena Sritex sebagai tempat laga selama playoff.
Menurut pelatih RANS, Bambang Asdianto Pribadi, jadwal playoff kurang menguntungkan bagi tim-tim peringkat ketiga sampai keenam. Mereka harus tampil di tengah pekan, hanya berselang kurang sepekan dari laga terakhir di seri Jakarta.
”Jadi, kami hanya punya persiapan lima hari. Tentu, persiapannya harus fokus langsung ke masalah yang harus diperbaiki. Kita semua tahu keunggulan Dewa. Progresmereka cukup luar biasa setelah ganti pelatih. Saya sendiri hanya ingin fokus ke tim sendiri dengan harapan kami berkembang di setiap gim,” tutur Bambang.
Format kandang-tandang kembali dimainkan pada musim ini, setelah absen sejak 2019. Tim-tim berperingkat lebih tinggi akan sekali bertandang lebih dulu, kemudian dua kali tampil di kandang jika seri itu berlanjut sampai tiga gim.