Juara bertahan IBL, Satria Muda, menatap babak ”playoff” musim ini dengan pelajaran berharga. Tim-tim ”kuda hitam”, seperti Bumi Borneo, bisa membuat kejutan kapan saja.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Laga sengit antara juara bertahan Satria Muda Pertamina Jakarta versus tim ”kuda hitam” Bumi Borneo Pontianak memperlihatkan kian tipisnya jarak antara tim unggulan dan non-unggulan pada ajang Liga Bola Basket Indonesia atau IBL musim ini. SM menang susah payah, 73-69, lewat babak tambahan waktu pada laga di Arena BritAma, Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Bumi Borneo, tim peringkat kedelapan, nyaris mengejutkan tuan rumah. Namun, saat tertinggal 69-70 di 46 detik tersisa, mereka melakukan pelanggaran yang berujung hilangnya penguasaan bola. Randy Bell, pemain asing Borneo yang bersinar sepanjang laga itu dengan total sumbangan 27 poin dan 9 rebound, dikeluarkan dari lapangan seusai terkena pelanggaran teknis.
Bell terlalu keras memprotes keputusan wasit. Dia tidak sadar sudah mengantongi empat pelanggaran sehingga hanya perlu sekali lagi foul darinya untuk keluar dari laga. Pelatih Bumi Borneo, Tondi Raja Syailendra, juga melakukan protes dan diganjar pelanggaran. Akibat dua pelanggaran teknis itu, SM pun mendapat hadiah dua tembakan bebas.
Kapten Satria Muda, Hardianus Lakudu (9 poin, 4 asis), mengeksekusi sempurna dua tembakan itu. Tim tamu pun tidak bisa bangkit lagi karena tertinggal tiga poin dan kehilangan Bell. ”Belum beruntung saja. Kami kurang disiplin dan pengalaman untuk menyudahi gim ini,” kata Ngurah Wisnu, guard Bumi Borneo, yang menyumbang 13 poin.
Meskipun tidak diperkuat dua pemain penting, Arki Wisnu dan Sandy Ibrahim, Satria Muda semestinya tetap bisa menang mudah atas tim tamu. Namun, di lapangan, keunggulan telak kualitas tim asuhan pelatih Youbel Sondakh itu tidak terlihat. Laga berlangsung ketat dan saling susul poin sejak tepis mula. Keunggulan sampai berganti sebanyak 18 kali.
Bumi Borneo tidak takut meladeni pertarungan di area dalam yang merupakan spesialisasi Satria Muda. Kedua tim mencetak sebanyak 52 persen dari paint area atau area berwarna. Satria Muda, dengan dua center asing, Elijah Foster dan Richard Jackson, hanya unggul tipis, 38-36, di sektor tersebut.
Persaingan ketat
Youbel mengatakan, persaingan musim ini sangatlah ketat, terutama antara tim-tim di peringkat sepuluh besar. Kualitas antartim semakin dekat karena faktor pemain asing. Pertarungan sengit SM dengan Bumi Borneo sebenarnya sudah terjadi saat SM menang 77-69 di pertemuan pertama mereka pada Maret lalu.
”Memang, delapan tim (yang lolos playoff), termasuk 10 tim keseluruhan, bersaing banget. Itu positif untuk liga. Semua itu soal kecocokan antara pemain asing dan tim. Kalau klop, mereka bisa berubah drastis (seperti Bumi Borneo dengan Bell). Apalagi, semua tim ingin mengalahkan kami (sebagai tim juara bertahan). Karena itu, kami harus selalu siap,” ucap Youbel, pelatih SM.
Pertarungan kedua tim masih bisa berlanjut dalam waktu dekat. Jika posisi klasemen tidak berubah sampai seri Jakarta berakhir, Satria Muda sebagai tim pemuncak klasemen sementara dengan koleksi 56 poin (27 menang-2 kalah) akan bertemu dengan Bumi Borneo di babak awal playoff. Babak itu akan berlangsung kurang dari dua pekan mendatang.
Selain kualitas para tim kuda hitam, menurut Youbel, kekhawatiran juga datang dari kondisi internal skuad asuhannya. Kualitas eksekusi tembakan mereka menurun jauh setelah jeda liga selama dua bulan. Penurunan drastis dalam akurasi tembakan semakin terlihat di seri terakhir, khususnya dalam tiga laga terbaru SM.
Kunci keberhasilan kami lolos playoff, menurut saya, adalah kerja keras. Bisa ditanyakan kepada pemain betapa lelahnya mereka berlatih di Bumi Borneo. Kerja keras itu yang memangkas jarak kualitas kami dengan tim-tim unggulan lainnya. (Rimbun Sidahuruk)
Pada laga kemarin, misalnya, Satria Muda hanya mencatatkan akurasi tembakan sebesar 33,8 persen. Tembakan tiga angka mereka hanya masuk tiga kali dari total 18 percobaan. Saking ragunya dengan kualitas tembakan itu, beberapa pemain mereka sampai batal menembak tiga angka saat berada pada posisi terbuka. Adapun pencetak terbanyak di laga itu adalah forward Laurentius Oei dengan torehan hanya 13 poin.
”Banyak masalahnya, sedang kami rapikan (kualitas tembakan). Kami belum bisa enak bermain sebagai sebuah tim. Jeda berbulan-bulan membuat kami main dari nol lagi, belum mencapai puncaknya. Dari sisi teknis, salah satu yang paling terlihat bermasalah saat ini adalah (tembakan) tiga angka. Anak-anak kurang percaya diri menembak,” kata Youbel.
Tidak takut
Terkait potensi pertemuan kembali dengan SM di playoff, Wisnu mengatakan, timnya tidak takut. ”Melawan siapa pun kami akan bertarung sampai habis. Pastinya, faktor mental harus lebih bagus. Kami sadar secara kualitas dan pengalaman tim ini jauh di bawah Satria Muda. Akan tetapi, dengan kerja keras, kami pasti bisa (membuat kejutan),” ujarnya.
Bagi Bumi Borneo, musim ini terasa sangat spesial. Satu-satunya tim asal Kalimantan itu berhasil lolos ke playoff untuk pertama kali di IBL pada musim kedua sejak didirikan. Kepercayaan manajemen mereka terhadap proses membangun tim yang kompetitif terbayar lunas. Mereka memilih tetap menggunakan Tondi sebagai pelatih dan Bell sebagai pemain asing meskipun tidak lolos ke playoff pada musim pertama di IBL.
”Kunci keberhasilan kami lolos playoff, menurut saya, adalah kerja keras. Bisa ditanyakan kepada pemain betapa lelahnya mereka berlatih di Bumi Borneo. Kerja keras itu yang memangkas jarak kualitas kami dengan tim-tim unggulan lainnya,” kata Rimbun Sidahuruk, asisten pelatih Bumi Borneo.
Pada laga terakhir hari Rabu, Prawira Harum Bandung menang atas RJ Amartha Hangtuah Jakarta dengan skor 87-70. Tim asuhan pelatih David Singleton itu terus menempel pemuncak klasemen dengan catatan 53 poin (25 - 3). Adapun Prawira, Satria Muda, dan Pelita Jaya masih mungkin menyudahi musim reguler di peringkat teratas.