Mantan pebalap MotoGP Andrea Dovizioso, menilai mustahil Marc Marquez berlabuh di Ducati. Tim pabrikan Italia itu sudah memiliki banyak pebalap muda potensial, sehingga tidak memerlukan Marquez untuk menjuarai MotoGP.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SACHSENRING, KAMIS – Marc Marquez berjuang keras kembali meraih kemenangan yang terakhir kali dia raih di Misano, pada 24 Oktober 2021. Juara enam kali MotoGP itu akan genap 602 hari tanpa kemenangan jika tidak berdiri di podium tertinggi MotoGP Jerman di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Minggu (18/6/2023). Marquez yang kini sudah pulih dari cedera, terus berjuang memeras potensi motor Honda RC213V untuk kembali ke puncak. Namun, jika Honda belum kompetitif hingga kontraknya berakhir pada 2024, Marquez berpotensi pindah ke pabrikan lain.
Ke mana Marquez akan berlabuh jika dia meninggalkan Honda, memang masih teka-teki. Namun, mantan pebalap MotoGP Andrea Dovizioso menilai, mustahil Marquez bergabung dengan Ducati. Tim pabrikan asal Italia itu, kini mendominasi persaingan juara dengan delapan pebalap. Mereka rata-rata pebalap usia muda, kecuali Johann Zarco, dan semuanya sangat kompetitif.
Selain juara bertahan Francesco Bagnaia, musim ini performa solid ditunjukkan oleh Marco Bezzecchi dan Jorge Martin. Jika Enea Bastianini pulih dari cedera dan kembali ke performa terbaiknya, pebalap berjuluk The Beast itu menambah panjang daftar pebalap pesaing juara dari Ducati.
"Terasa sulit melihat Marc berjuang meraih juara bersama Honda, seperti Fabio (Quartararo) bersama Yamaha, pada saat ini. Marc tidak memiliki motor untuk melakukan itu. Pada saat ini motor-motor Jepang tidak sebagus dahulu karena berbagai alasan," ungkap Dovizioso kepada MotoGP.
"Mereka bekerja dengan cara yang berbeda dan harus mengubah banyak hal di dalam struktur untuk meningkat pesat seperti pabrikan-pabrikan Eropa. Untuk melakukan itu, perlu bertahun-tahun," lanjut Dovi yang baru saja masuk dalam daftar Hall of Fame MotoGP.
Mantan pebalap Ducati itu menilai, Marquez bisa saja meninggalkan Honda jika dia mencari tim yang bisa menyediakan motor untuk juara. Namun, pebalap asal Italia itu menilai, Marquez tidak mungkin bergabung dengan Ducati.
"Itu mustahil. Itu tidak mungkin karena Ducati tidak memerlukan Marc. Saya pikir satu-satunya cara untuk menang adalah pindah ke pabrikan lain," ungkap Dovizioso.
General Manajer Ducati Corse Luigi Dall'Igna, juga menegaskan, Ducati saat ini senang dengan formasi pebalap yang dimiliki, dan tidak berniat mengubah itu. Peluang Marquez membela tim satelit Ducati pun sangat tipis, karena tim-tim yang menggunakan Ducati Desmosedici GP kini sedang dalam momentum positif dengan formasi pebalap masing-masing. Apalagi, Marquez adalah juara dunia, sehingga tidak mungkin akan bersedia membela tim satelit.
Marquez sendiri menegaskan, dirinya masih menempatkan Honda sebagai pilihan pertama. Dia masih yakin tim tersukses di MotoGP itu akan mampu bangkit dan kembali bersaing di papan atas. Setahap demi setahap RC213V membaik, dan dirinya masih memiliki waktu hingga kontraknya selesai pada akhir musim 2024.
Itu tidak mungkin karena Ducati tidak memerlukan Marc.
"Saya memiliki kontrak untuk tahun dengan Honda dan saya berkomitmen penuh pada mereka. Mereka akan selalu menjadi rencana A saya, tetapi saya selalu mencari proyek kemenangan, tidak masalah warnanya apa, nama, atau di mana. Saya tahu tahun-tahun berlalu, dan ini sesuatu yang sudah diketahui oleh setiap pebalap," ungkap Marquez di Mugello.
Sejak promosi ke kelas MotoGP pada musim 2013, Marquez belum pernah berganti tim. Dia selalu berkomitmen membela Honda dan meraih enam gelar juara MotoGP. Bahkan, pada 2019 dia menandatangani perpanjangan kontrak yang akan berakhir pada 2024. Honda juga berkomitmen penuh pada Marquez dengan membantu proses pemulihan panjang cedera humerus kanan yang diderita dalam balapan pertama musim 2020.
"Apa pun itu, saya berusaha sebaik mungkin dan saya menjalani operasi keempat pada lengan saya untuk berusaha dan kembali ke kondisi fisik terbaik saya, dan saat ini saya (bugar). Saya siap bertarung untuk kejuaraan tetapi rencana A saya adalah bersama Honda," lanjut Marquez.
"Itu selalu menjadi prioritas saya. Ketika saya menandatangani kontrak dengan Honda pada 2019, kami menyelesaikan semua balapan di podium tahun itu, kecuali satu yang lepas di Austin," ujar pebalap berusia 30 tahun itu.
"Saya masih yakin pada Honda. Benar, kami dalam momen sulit dan kami perlu lebih baik untuk melawan rival-rival kami. Meskipun seperti ini, kami kompetitif di Le Mans. Saya tidak melihat hasil (pebalap) Honda lainnya. Saya melihat pada diri saya dan berusaha melakukan 100 persen," tegas Marquez dikutip Crash.
Komitmen Marquez itu dia tunjukan dengan selalu tampil maksimal dalam setiap sesi yang dia jalani. Namun, memang motor RC213V musim ini belum kompetitif dan perilakunya sulit diprediksi. Itu kembali dialami oleh Marquez di Mugello akhir pekan lalu, di mana dia terjatuh di tikungan tujuh, padahal tidak sedang di limit pengendalian.
Marquez akan kembali berjuang meningkatkan level persaingan di Sachsenring akhir pekan ini. Sirkuit berkebalikan arah itu bak lahan perburuan kemenangan milik Marquez dengan 11 kemenangan di berbagai kelas. Dia terakhir kali menang di Sachsenring pada musim 2021, dalam kondisi fisik belum pulih dari cedera dan motor kurang kompetitif. Akhir pekan ini, dia akan berusaha meraih kemenangan kesembilan di Sachsenring di kelas MotoGP, meskipun dia juga sadar bahwa RC213V belum siap untuk itu. Target realistis saat ini adalah finis di posisi kelima hingga ketujuh.
"Kami belum siap untuk meraih kemenangan meskipun itu di Sachsenring, menurut saya. Namun, kami akan berusaha. Pasti kami akan berusaha melakukan yang terbaik,” tegas Marquez.