Putri Kusuma Wardani kalah saat bertemu pemain Jepang, Akane Yamaguchi, pada babak kedua turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka. Namun, ini menjadi kesempatan Putri untuk belajar dari pemain nomor satu dunia itu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Melawan atlet nomor satu dunia pada babak awal turnamen bisa dinilai dari sudut pandang berbeda. Bagi atlet yang masih berada di level bawah atau medioker, momen tersebut menjadi kesempatan untuk berguru.
Setidaknya itu yang dirasakan Putri Kusuma Wardani dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi saat berhadapan dengan pemuncak peringkat dunia pada babak kedua turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka Grup Kopi Kapal Api. Di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (15/6/2023), mereka kalah, tetapi mendapat banyak pengalaman untuk mengembangkan kemampuan.
Putri mendapat kesempatan pertama bertemu tunggal putri nomor satu dunia, Akane Yamaguchi. Pemain Jepang itu adalah juara dunia 2021 dan 2022 setelah menjadi juara dunia yunior pada 2013 dan 2014.
Sementara itu, Putri masih meniti kariernya pada turnamen level rendah. Gelar juaranya baru didapat dari turnamen Spanyol Masters BWF World Tour Super 300 pada 2021 dan Orleans Masters BWF Tour Super 100, setahun lalu.
Terkadang Putri, yang saat ini di peringkat ke-39 dunia, bisa tampil pada turnamen level tinggi, yaitu pada Super 500, 750, dan 1000. Namun, pemain berusia 20 tahun itu bisa mendapatkan tiket pada turnamen level tersebut jika ada pemain dengan peringkat lebih baik yang tidak mendaftarkan diri atau menunggu atlet yang mengundurkan diri.
Maka, bermain dalam turnamen Indonesia Terbuka yang berlevel Super 1000 dan bertemu pemain nomor satu dunia menjadi keberuntungan bagi Putri. Dia pun memetik pelajaran berharga soal daya tahan fisik, keakuratan, dan ketajaman serangan dalam pertandingan yang dimenangi Yamaguchi dengan skor 21-15, 21-11 tersebut.
Putri bahkan tidak merasa grogi saat berhadapan dengan Yamaguchi. Status lawan tak menjadi beban, justru membuatnya bisa bermain tanpa beban. Dia bahkan berharap bisa bertemu lagi dengan pemain berusia 26 tahun itu.
”Akane jelas jauh lebih kuat dan berpengalaman dibandingkan aku. Namun, dari pertemuan tadi, aku juga bertekad untuk jauh lebih kuat lagi,” ujarnya.
Pelatih tunggal putri Indra Widjaja pun memuji penampilan tanpa beban peraih perunggu tunggal putri SEA Games Vietnam 2021 tersebut. Terlepas dari hasil, menurut Indra, pengalaman bertanding dengan pemain top dunia menjadi proses yang harus dialami Putri untuk bisa meningkatkan level permainan.
”Putri bisa melihat dan merasakan bagaimana Akane, misalnya, berbadan lebih kecil, tapi mampu membuat Putri tertekan. Hal seperti itu penting dirasakan agar setelah turnamen, dia latihan lebih rajin lagi. Ini proses penting yang harus dijalani,” kata Indra.
Indra juga berharap Putri bisa lebih konsisten dalam bermain. Dengan performa yang naik-turun dari turnamen ke turnamen, Indra menyoroti pentingnya Putri menemukan dan menembus batasan-batasan agar bisa bermain lebih stabil. Hal itu juga berlaku bagi pemain tunggal putri lainnya, termasuk Gregoria Mariska Tunjung.
Pada turnamen level Super 300 tahun ini, Putri bisa menembus perempat final Swiss Terbuka, pada Maret. Namun, sebulan berselang, dia tersingkir pada babak kedua Spanyol Masters. Setelah itu, dia kembali tampil hingga perempat final Orleans Masters, tetapi belum bisa bersaing pada turnamen Super 500 dengan tersingkir pada babak pertama Malaysia Masters dan Thailand Terbuka.
Langka
Pemain Indonesia lainnya yang mendapat kesempatan langka seperti Putri adalah ganda campuran Adnan Maulana/Nita Violina Marwah. Tampil untuk pertama kalinya sebagai pasangan dalam turnamen Super 1000, undian mempertemukan mereka dengan Zheng Siwei/Huang Yaqiong, ganda campuran nomor satu dunia asal China, pada babak pertama.
Hal itu bisa saja menjadi kerugian bagi pasangan yang berduet sejak Oktober 2022 tersebut. Namun, mengingat posisi dalam ranking dunia masih sulit untuk menempatkan Adnan/Nita dalam turnamen level Super 750 dan 1000, pertemuan itu menjadi kesempatan baik untuk mendapat ilmu.
”Pemain level dunia ini luar biasa karena fokus mereka seperti tidak pernah kendur. Kami harus belajar untuk menjadi seperti itu dengan latihan ekstrakeras supaya bisa bersaing dengan mereka,” tutur Nita yang kalah dengan skor 15-21, 9-21, pada Selasa.
Akane jelas jauh lebih kuat dan berpengalaman dibandingkan aku. Namun, dari pertemuan tadi, aku juga bertekad untuk jauh lebih kuat lagi.
Berbeda dengan Putri dan Adnan/Nita, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi bertemu untuk keempat kalinya dengan pasangan peringkat pertama dunia, Chen Qingchen/Jia Yifan, pada babak kedua ganda putri. Seperti pada tiga pertemuan sebelumnya, Febriana/Amalia kalah dalam dua gim, kali ini dengan skor 11-21, 12-21.
”Kami selalu penasaran saat melawan, penasaran untuk bisa mengalahkan mereka,” ujar Amalia. Namun, keinginan tersebut belum tercapai karena kualitas permainan ganda putri nomor dua Indonesia itu berada di bawah Chen/Jia.
Dalam pertandingan selama 39 menit, Febriana/Amalia kesulitan membendung serangan tiga kali juara dunia dan peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 itu meski telah berusaha mengantisipasinya. Mereka juga tak bisa mengimbangi kecerdikan lawan dalam membaca pola permainan, lalu meraih poin dengan penempatan kok yang akurat meski dengan pukulan yang pelan.
Dari pengalaman melawan Chen/Jia dan ganda putri elite dunia lainnya, Febriana/Amalia mengevaluasi diri bahwa mereka harus meningkatkan kualitas pukulan. ”Pemain top dunia punya gaya permainan berbeda, tetapi semuanya punya persamaan, yaitu bisa bermain konsisten dengan pukulan yang berkualitas,” tutur Febriana.
Duel Anthony-Jonatan
Persaingan tunggal putra akan diwarnai pertemuan dua pemain terbaik Indonesia, yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie pada perempat final. Keduanya harus melewati laga tiga gim untuk melaju ke perempat final. Anthony mengalahkan pemain India, Priyanshu Rajawat, 20-22, 21-15, 21-15. Adapun Jonatan menang atas Toma Junior Popov (Perancis) 19-21, 21-11, 21-11.
Laga Anthony melawan Jonatan, yang akan berlangsung Jumat, menjadi pertemuan kesembilan sejak pertama kali bersaing pada babak pertama Malaysia Terbuka 2017. Jonatan memenangi pertemuan pertama itu, tetapi Anthony menang pada tiga pertemuan terakhir. Tiga kemenangan itu termasuk dalam lima kemenangan Anthony dari teman latihannya di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, Jakarta itu.
”Kami sama-sama ingin menang, apalagi di turnamen Indonesia Terbuka yang menawarkan poin besar. Tetapi, saya ingin fokus pada persiapan diri sendiri dibandingkan keinginan untuk menang,” kata Anthony.
Memiliki gaya bermain yang berbeda dan saling mengenal karakter masing-masing membuat persaingan mereka begitu ketat. Enam pertandingan berlangsung dalam tiga gim. Anthony pun menjanjikan pertandingan melawan Jonatan akan menjadi suguhan menarik bagi pencinta bulu tangkis.