Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan melawan ketakutan dan melaju ke babak kedua Indonesia Terbuka. Trauma cedera Yeremia dan bayang-bayang penurunan performa ganda putra menjadi momok yang harus mereka taklukkan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bayang-bayang cedera masa lalu dan tren penurunan performa sektor ganda putra Indonesia membayangi benak pasangan ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, pada babak pertama turnamen Indonesia Terbuka 2023 di Istora Senayan. Mereka melawan ketakutan itu dan sukses melaju ke babak kedua setelah mengandaskan perlawanan pasangan Inggris, Ben Lane/Sean Vendy.
Pertandingan antara Pram/Yere dan Lane/Vendy berlangsung ketat dan harus diselesaikan dalam tiga set, 21-15 13-21 dan 21-14. Kemenangan ini memperpanjang dominasi Pram/Yere atas pasangan berperingkat 17 dunia tersebut. Sebelumnya, Pram/Yere juga sukses menaklukkan Lane/Vendy sebanyak dua kali, yaitu di Indonesia terbuka 2021 dan 2022. Seperti kali ini, kedua pertemuan sebelumnya itu juga terjadi di babak pertama atau 32 besar.
Setelah mengalahkan Lane/Vendy di Indonesia Terbuka 2022, insiden buruk menimpa Yere yang menderita cedera lutut di babak perempat final. Memori buruk dan trauma akibat cedera lutut tersebut masih membekas di benak Yere bahkan hingga saat ini meski ia sudah berhasil menaklukkan rasa takut untuk kembali bermain.
Masih ada trauma sedikit. Ya, pasti, kan, ada pikiran takut kenapa-kenapa di kaki. Tapi itu sudah tidak memengaruhi performa. Kalau main, sih, sudah normal.
”Masih ada trauma sedikit. Ya, pasti, kan, ada pikiran takut kenapa-kenapa di kaki. Tapi itu sudah tidak mempengaruhi performa. Kalau main sih sudah normal,” kata Yere dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Kata-kata itu bukan omong kosong dari Yere. Sepanjang pertandingan, Yere bermain sangat bagus di area depan lapangan. Ia mampu menutupi area yang ditinggalkan Pramudya yang lebih sering bertarung di belakang. Kombinasi kekuatan pukulan, kecermatan pengamatan Pramudya, dan kelincahan Yere dalam menyambar bola-bola di dekat jaring mampu menyulitkan Lane/Vendy.
Yere tampak bermain lepas seolah tidak pernah mengalami cedera lutut parah yang ia alami tahun lalu. Bermain bagus di set pertama, Pram/Yere lengah di set kedua. Mereka cenderung berupaya memancing kesalahan-kesalahan lawan dengan mengarahkan bola ke area belakang garis meski punya pilihan untuk menyerang. Strategi itu harus dibayar mahal oleh Pram/Yere lantaran Lane/Vendy tidak terpancing.
Pram merasakan, ada perbedaan angin di bidang lapangan pada set kedua. Menurut Pram, angin berembus lebih tidak terkontrol dan mengganggu pergerakan bola serta akurasi pukulan. Kondisi itu menguntungkan Lane/Vendy yang terus memimpin perolehan poin sejak awal set kedua.
”Set kedua mungkin kita merasa enggak enak di lapangan sini, ya. Terus juga jadi perbedaannya ada banyak. Terus banyak melakukan kesalahan di set kedua,” ujar Pramudya.
Di set ketiga, Pram/Yere berupaya mengambil banyak poin di awal permainan. Tujuannya untuk melepaskan tekanan sehingga beban untuk bermain di area lapangan yang kurang menguntungkan bisa berkurang. Upaya itu berhasil, perolehan poin Pram/Yere terus mengungguli Lane/Vendy kendati selisih poin mereka berdua sangat tipis.
Setelah perolehan poin ke-10, perlawanan Lane/Vendy mengendur. Perbedaan poin yang diperoleh Pram/Yere dengan Lane/Vendy semakin jauh. Pram/Yere bahkan sempat mencatatkan empat poin beruntun yang menjadi keunggulan beruntun terbanyak di set ketiga. Hingga akhir pertandingan, Lane/Vendy tidak mampu menandingi permainan dari Pram/Yere.
”Kelihatan di poin 11 match ketiga, pasangan Inggris mungkin terlalu percaya diri terus banyak melakukan kesalahan dan itu menjadi keuntungan buat kita,” kata Pram.
Sebagaimana Yere, Pram juga dibayang-bayangi ketakutan, yaitu penurunan performa sektor ganda putra Indonesia. Terakhir kali ganda putra Indonesia merebut gelar juara adalah saat turnamen All England pada Maret 2023 oleh pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Setelah prestasi di All England itu, sektor ganda putra Indonesia nirgelar di enam turnamen.
Pram/Yere turut merasakan surutnya prestasi ganda putra. Sepanjang 2023, prestasi terbaik pasangan berperingkat 25 dunia itu hanya sampai perempat final, yaitu pada Thailand Master dan Spain Masters. Selebihnya, Pram/Yere terhenti di babak pertama dan kedua.
Selanjutnya, Pram/Yere akan menghadapi senior mereka, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di babak kedua. Ahsan/Hendra sudah empat kali pernah bertemu Pram/Yere dan selalu menang. Catatan pertemuan yang kurang menguntungkan itu kembali membayangi Pram/Yere. Namun, dengan tekad dan semangat yang tinggi dari hasil bagus di babak pertama ini, Pram/Yere siap melangkah lebih jauh di Indonesia Terbuka.