Nomor ganda putra ditargetkan bisa meraih gelar juara turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka. Namun, target itu tak bisa hanya dibebankan pada Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto meski mereka berperingkat teratas dunia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ganda putra nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, berada pada fase penurunan performa karena terganggu cedera. Dengan tuntutan gelar juara dari ganda putra pada turnamen Indonesia Terbuka Grup Kapal Api BWF World Tour Super 1000, target itu tak seharusnya hanya dibebankan pada Fajar/Rian.
Setelah tersingkir pada babak pertama turnamen Malaysia Masters Super 500 dan Singapura Terbuka Super 750 dalam tiga pekan terakhir, Fajar/Rian setidaknya selangkah lebih baik saat tampil di rumah sendiri. Pada turnamen Indonesia Terbuka di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, mereka melaju ke babak kedua. Lawan pertama yang dikalahkan adalah pasangan Denmark, Jeppe Bay/Lasse Molhede, dengan skor 21-15, 21-11, pada Selasa (13/6/2023).
Namun, ketika nomor ini ditargetkan untuk menjadi juara, seperti yang biasa terjadi pada turnamen lain, perjalanan masih sangat panjang. Apalagi, dengan level turnamen Super 1000, persaingan akan sangat ketat. Pada paruh undian yang sama dengan Fajar/Rian ada unggulan ketiga, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang), Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India/7), dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia/8).
Rian pun mengatakan bahwa dia masih merasakan sakit pada bahu kanan yang ternyata ditemukan robekan, sebagai hasil pemeriksaan dokter. Cedera itu adalah cedera lama dengan sakit yang hilang-timbul.
“Memang ada dilema. Singapura dan Indonesia Terbuka adalah turnamen penting, tetapi saya harus menjaga kondisi. Waktu bermain di Singapura, cedera ini selalu ada pikiran. Di sini, saya akan tetap berusaha bermain sebaik mungkin,” tutur Rian.
Tekad untuk bermain sebaik mungkin itu dikemukakan setelah performa juara All England tersebut menurun dalam sebulan terakhir. Mereka kalah dari Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan) pada laga awal di Malaysia Masters dan disingkirkan Ben Lane/Sean Vendy (Inggris) dalam babak pertama di Singapura. Kekalahan itu terjadi pada awal masa kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang dimulai 1 Mei hingga setahun ke depan.
Pelatih ganda putra pelatnas Herry Iman Pierngadi tak memungkiri bahwa hasil Fajar/Rian dan ganda putra secara umum berada di bawah target pada tur Asia Tenggara, Mei. Namun, ekspektasi untuk sektor itu tetap tinggi pada Indonesia Terbuka.
“Oleh pengurus PBSI, kami memang dituntut juara. Namun, target itu tentu tak bisa hanya dibebankan pada Fajar/Rian karena kondisi mereka tidak fit. Masih ada pemain lain, Indonesia punya lima pasangan yang bermain di sini,” tutur Herry.
Target itu tentu tak bisa hanya dibebankan pada Fajar/Rian karena kondisi mereka tidak fit. Masih ada pemain lain, Indonesia punya lima pasangan yang bermain di sini.
Semula, tuan rumah diwakili enam ganda putra. Akan tetapi, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon batal bertanding karena cedera kaki kanan yang dialami Marcus.
Salah satu pasangan yang menjalani babak pertama pada Selasa adalah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Mereka berhadapan dengan Ayato Endo/Yuta Takei (Jepang) dengan skor 23-21, 8-21, 21-12.
Ganda putra juara dunia 2019 itu tampil dengan kondisi lengan kanan Daniel cedera sehingga tenaga yang dilepaskan saat melancarkan smes tidak maksimal. Apalagi, Daniel adalah pemain belakang yang peran utamanya menyerang, terutama melalui smes.
Daniel mengalami sakit di lengan sejak tur Asia Tenggara dalam tiga pekan terakhir.
Sebelum tampil di Istora, ganda putra peringkat kesepuluh dunia itu mencapai semifinal Malaysia Masters, tersingkir pada babak pertama Thailand Terbuka, dan kalah di perempat final Singapura Terbuka.
“Sebelum pertandingan, lengan kanan saya sempat diterapi. Namun, karena waktunya terlalu mepet, jadi kurang ada tenaga. Kondisinya sekarang baru 70 persen,” ujar Daniel. Dengan kendala kondisi lengan itulah, pemain berusia 21 tahun itu menilai penampilannya tidak memuaskan.
Leo juga tak puas dengan penampilannya karena terbawa pola permainan lawan, terutama pada gim kedua. Mereka sering melakukan kesalahan dengan pukulan yang tak akurat dan pertahanan yang kurang rapat dalam menghadapi serangan lawan. Pada gim ini, mereka hanya sekali unggul pada poin 1-0, setelah itu tertinggal jauh.
Setelah melewati babak pertama dalam tiga gim, Leo/Daniel akan bertemu Ong/Teo. Leo/Daniel dua kali kalah dari tiga pertemuan dengan pasangan Malaysia itu dan kekalahan tersebut terjadi pada dua pertemuan terakhir, setahun lalu. Dengan tekad tak ingin kalah untuk tiga kali beruntun, Daniel bertekad tampil sebaik mungkin.
Pada nomor tunggal putri, Putri Kusuma Wardani harus bermain satu jam 32 menit untuk mendapatkan kemenangan pertama dalam debut pada turnamen Super 1000. Putri, bahkan, menjadi satu-satunya tunggal putri Indonesia yang tersisa setelah mengalahkan Iris Wang (Amerika Serikat) 15-21, 22-20, 23-21. Pada laga lainnya, Gregoria Mariska Tunjung kalah dari Pusarla V Sindhu 19-21, 15-21 setelah menang dua kali pada tahun ini, yaitu di Spanyol Masters dan Malaysia Masters.
"Tidak ada perasaan tegang pada laga ini. Dari awal, saya sudah mempersiapkan diri untuk bisa bermain lebih kuat melawan Iris. Dia merupakan pemain yang kuat dan ngotot, saya harus lebih dari dia di laga ini," ujar Putri yang menang setelah tertinggal 14-19 pada gim ketiga.
Setelah ini, tunggal putri peringkat ke-39 dunia itu akan menghadapi pemain nomor satu dunia, Akane Yamaguchi, atau Zhang Yi Man. Babak pertama antara pemain Jepang dan China itu akan berlangsung Rabu.
Kemenangan dalam laga ketat juga didapat ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, saat melawan unggulan ketujuh, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie. Rehan/Lisa menang 13-21, 26-24, 21-17 setelah menggagalkan enam match point lawan pada gim kedua. Ini menjadi pembalasan dari kekalahan pada babak pertama Singapura Terbuka, pekan lalu.