Kawah Candradimuka bagi Ganda Campuran Lapis Kedua
Indonesia Terbuka 2023 menjadi wahana ganda campuran lapis kedua Indonesia menyerap ilmu dari pemain-pemain top dunia agar bisa meningkatkan kualitas.
Oleh
REBIYYAH SALASAH, YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Alih-alih menjadi wahana bertarung, Indonesia Terbuka 2023 justru menjadi kawah Candradimuka bagi ganda campuran lapis kedua Indonesia. Melawan pemain-pemain top dunia, pemain lapis kedua memetik pelajaran berharga soal pola permainan, ketajaman fokus, keuletan, dan soliditas tim. Elemen-elemen tersebut penting guna peningkatan kualitas agar bisa bersaing dengan pemain level atas.
Hal itu tampak pada hari pertama penyelenggaraan Indonesia Terbuka 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (13/6/2023). Dua pasangan ganda campuran Indonesia, Adnan Maulana/Nita Violina Marwah dan Zachiriah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela, berkesempatan menantang penghuni tiga besar dunia.
Adnan/Nita lebih dulu bermain melawan pasangan China nomor satu dunia, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Kedua pemain yang baru dipasangkan pada paruh kedua 2022 ini memang kalah dua gim langsung, 21-15, 21-9. Namun, mereka sempat memberikan perlawanan yang membuat Zheng/Huang kewalahan, terutama pada gim pertama.
Setelah interval, Adnan/Nita berhasil mengumpulkan setidaknya lima poin dari serangan-serangan cepat dan terarah. Tak jarang, smes Adnan membuat kok menukik tajam ke area lawan dan sulit diantisipasi Zheng/Hang. Vita juga mampu melihat celah dan mengarahkan kok ke area kosong tersebut. Zheng bahkan memuji penampilan ganda Indonesia itu dengan menyebut Adnan agresif dan Nita aktif.
Namun, Adnan/Nita juga kerap kehilangan poin karena kesalahan-kesalahan sendiri. Bahkan, dua poin untuk menuntaskan gim kedua pun dihasilkan lawan setelah Adnan melakukan kesalahan beruntun. Pemain 23 tahun ini gagal mengembalikan kok dengan baik ke area lawan karena keluar lapangan dan tersangkut net.
Sementara kesalahan serupa terus dilakukan Adnan/Nita pada gim kedua, Zheng/Hang menunjukkan kualitasnya dengan bermain tenang dan penempatan kok yang brilian. Laga perdana melawan jawara All England 2023 itu pun berakhir dalam waktu 45 menit.
“Dari permainan tadi, kami belajar untuk lebih sabar karena pemain top seperti mereka tidak gampang mati sendiri permainannya,” ujar Adnan seusai pertandingan.
Bagi Adnan/Nita, penampilan di Indonesia Terbuka 2023 merupakan penampilan pertama mereka di turnamen berlevel Super 1000. Meski demikian, pada level lebih rendah, mereka pernah berhadapan dengan pemain top dunia lain ketika mengikuti Thailand Terbuka 2023 Super 500, Juni lalu. Pada babak kedua ajang itu, Adnan/Nita juga bertemu ganda campuran peringkat tiga dunia, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand). Mereka kalah dua gim langsung, 16-21, 11-21.
Dari pertandingan melawan pemain top dunia, Nita mengaku memetik pelajaran soal tampil ulet, fokus, dan solid. Selain itu, pebulu tangkis yang sebelumnya bermain di sektor ganda putri ini belajar untuk mengurangi kesalahan.
Dari permainan tadi, kami belajar untuk lebih sabar karena pemain top seperti mereka tidak gampang mati sendiri permainannya.
“Pemain-pemain dunia ini luar biasa karena fokus mereka seperti tidak pernah kendor. Kami harus belajar untuk bisa demikian. Yang jelas, latihan kami harus lebih ekstra supaya bisa bersaing dengan mereka,” ujar Nita.
Hal serupa disampaikan Hediana Julimarbela seusai menelan kekalahan kedua kalinya dari pasangan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Di Denmark Open 2022 Super 750, mereka takluk 14-21, 9-21. Sementara di Indonesia Terbuka 2023, pasangan ini menyerah 17-21, 9-21.
Bela, sapaan akrab Hediana Julimarbela, menyampaikan, akan mencontoh permainan rapi, sabar, solid, dan penuh konsenstrasi dari Dechapol/Sapsiree. Elemen-elemen itu gagal diwujudkan oleh Bela dan Zachariah saat takluk dari pasangan Thailand tersebut.
Adapun Zachariah menegaskan perkataan pelatih ganda campuran, Amon Sunaryo, bahwa mereka harus istirahat setelah Indonesia Terbuka untuk evaluasi menyeluruh. Keputusan itu cukup beralasan mengingat dari 11 tur BWF yang diikuti, delapan kali pasangan ini tersingkir pada babak pertama.
“Nggak tahu akan istirahat berapa lama, tetapi karena hasil sejak awal tahun kurang bagus, kami benar-benar butuh evaluasi. Kami harus berubah total dari segala aspek,” tutur Zachariah.