Magnet Pemain Muda, Asa bagi Timnas Usai Terpukul di SEA Games
Kegagalan timnas basket Indonesia mempertahankan emas SEA Games turut disebabkan ketergantungan kepada sejumlah pemain. Belenggu itu perlu diatasi dengan memberi kesempatan pemain lain di kolam pemain kompetisi lokal.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·7 menit baca
Kegagalan tim nasional bola basket Indonesia mempertahankan medali emas SEA Games tidak sepenuhnya karena performa menurun. Hal itu lebih karena ketergantungan kepada sejumlah pemain yang membuat kelelahan saat kalah dari Filipina yang skuadnya merata di semifinal SEA Games Kamboja 2023. Belenggu itu perlu diatasi dengan keberanian pelatih untuk memberikan kepercayaan lebih kepada pemain lain, terutama pemain muda di Liga Basket Indonesia atau IBL.
Pada seri keenam IBL 2023 di GOR Amongraga, Yogyakarta, 24-31 Mei, misalnya, guard Pelita Jaya Bakrie Jakarta, Yesaya Alessandro Saudale, menjadi pemain muda yang performanya cukup stabil. Pemain berusia 23 tahun itu mampu menggantikan peran guard andalan Pelita Jaya sekaligus timnas Indonesia, Andakara Prastawa Dhyaksa, yang absen karena menjalani pemulihan kebugaran saat Pelita Jaya menang 79-58 atas Indonesia Patriots, Kamis (25/5/2023).
Yesaya menjadi pemain paling produktif dalam laga itu, termasuk lebih baik dibandingkan dua pemain asing asal Amerika Serikat, yakni guard Dashaun Najee Wiggins dan forward Dominique Leondras Sutton. Yesaya mencetak 15 poin, 5 asis, 3 rebound, dan 3 steal. Walau Prastawa sudah bisa bermain ketika Pelita Jaya menang 88-52 atas Tangerang Hawks Basketball Club, Sabtu (27/5/2023), Yesaya mampu melengkapi kehadiran kapten timnas Indonesia di SEA Games 2023 tersebut. Dia membukukan 8 poin, 3 asis, 2 rebound, dan 1 steal.
Praktis, Yesaya hanya kesulitan mencetak poin saat Pelita Jaya menang 89-64 atas Satya Wacana Salatiga, Senin (29/5/2023). Pemain kelahiran Denpasar, Bali, 14 Januari 2000 itu cuma mengemas tiga poin. Namun, dia berkontribusi besar dengan cara berbeda, yaitu dengan mencetak sembilan asis dan empat rebound. Ketika Pelita Jaya menang 97-70 atas Dewa United Banten, Rabu (31/5/2023), dia kembali menemukan produktivitasnya dengan membukukan 11 poin, 2 rebound, 2 asis, dan 1 steal.
Banyak yang perlu diimprovisasi dari cara menyerang dan bertahan saya. Saya belum puas dengan penampilan saya sekarang. Target saya bisa bermain lebih baik di playoff nanti. (Yesaya Alessandro Saudale)
Yesaya mengaku belum puas dengan penampilannya saat ini. Dia berjanji untuk bisa tampil lebih baik, khususnya saat babak playoff IBL 2023. ”Banyak yang perlu diimprovisasi dari cara menyerang dan bertahan saya. Saya belum puas dengan penampilan saya sekarang. Target saya bisa bermain lebih baik di playoff nanti,” ujar Yesaya, Sabtu.
Pelatih Pelita Jaya Djordje Jovicic mengatakan, Yesaya adalah salah satu pemain muda yang terus berkembang. Dengan usianya yang masih muda dan kemauan yang kuat, dirinya percaya Yeyasa akan terus menjadi lebih baik. ”Dia adalah pemain penting untuk kami dan untuk timnas Indonesia ataupun basket Indonesia di masa depan,” katanya.
Potensi Ikram Fadhil
Selain Yesaya, small guard Bima Perkasa Jogja, Ikram Fadhil, pun menjadi pemain muda yang cukup menyita perhatian selama seri keenam. Pemain berusia 24 tahun itu mencetak 11 poin, 1 rebound, 1 asis, dan 1 steal ketika Bima Perkasa menang 101-76 atas Elang Pacific Caesar Surabaya, Rabu (24/5/2023).
Saat Bima Perkasa kalah 68-71 dari Prawira Harum Bandung, Jumat (26/5/2023), Ikram membukukan 7 poin, 4 rebound, 3 asis, dan 3 steal. Ikram mencapai puncak permainan dengan menjadi pemain paling produktif ketika Bima Perkasa menang 75-53 atas West Bandits Solo, Minggu (28/5/2023), yakni mengemas double-double dengan 17 poin dan 11 rebound yang dilengkapi oleh empat asis dan satu steal.
Pemain kelahiran 3 Agustus 1998 itu menutup konsistensinya dengan mencetak 11 poin dan lima rebound saat Bima Perkasa kalah 66-86 dari RJ Amartha Hangtuah Jakarta, Selasa (30/5/2023). ”Ini belum performa terbaik saya. Masih banyak yang harus saya eksplorasi dari diri saya, terutama dalam mengambil keputusan. Saya masih sering terbawa gaya bermain 3x3 yang cenderung terburu-buru,” tutur Ikram yang sempat menjadi calon pemain timnas basket 3x3 Indonesia untuk SEA Games 2023.
Dengan grafik positif itu, Ikram menargetkan bisa masuk timnas 5x5 Indonesia cepat atau lambat. ”Kalau sekarang, level saya mungkin masih di bawah senior atau rekan saya di posisi yang sama di timnas, seperti Muhamad Arighi (guard Pelita Jaya). Namun, dengan berlatih keras, saya yakin bisa mendapatkan peluang untuk masuk ke timnas. Selebihnya, saya berharap pola perekrutan timnas bisa lebih terbuka, bisa melihat secara luas permainan di lapangan selain data statistik,” ungkap mantan pemain Indonesia Patriots musim 2020/2021 tersebut.
Yesaya dan Ikram adalah dua nama dari beberapa pemain muda yang patut dicoba oleh timnas usai gagal mempertahankan emas yang diraih pada SEA Games Vietnam 2021 di SEA Games 2023. Sejauh ini, Yesaya sempat mengikuti pemusatan latihan timnas di Australia tetapi dicoret menjelang SEA Games 2023, sedangkan Ikram memang belum pernah dilirik ikut pelatnas.
Mencoba dan memberikan jam terbang untuk nama baru di timnas akan membuat jajaran pelatih memiliki sumber daya pemain yang lebih luas. Dengan begitu, timnas tidak bergantung dengan pemain itu-itu saja yang bisa menjadi bumerang.
Sebagai contoh, kelelahan adalah faktor utama kekalahan 76-84 timnas dari Filipina di semifinal SEA Games 2023, Senin (15/5/2023). Ketika itu, timnas sempat unggul empat poin dalam empat menit terakhir laga. Namun, karena fisik pemain terkuras, timnas tidak bisa mempertahankan keunggulan tersebut.
Tim ”Merah-Putih” nyaris hanya mengandalkan pemain itu-itu saja hingga mereka kekelahan, khususnya tiga pemain naturalisasi, yaitu point guard Jerome Anthony Beane Jr, small forward Brandon Jawato, dan center Lester Prosper. Filipina bisa melihat celah itu dan memanfaatkannya untuk memutar balik keadaan.
Evaluasi bersama
Menurut Pelatih RJ Amartha Hangtuah Jakarta Antonius Ferry Rinaldo, materi pemain timnas kemarin cukup mewakili nama-nama terbaik yang ada di IBL saat ini. Praktis, cuma tidak ada point guard Arki Dikania Wisnu, forward Derrick Michael, dan center naturalisasi Marques Bolden yang absen karena sejumlah alasan, cedera ataupun kepentingan klub.
Di sisi lain, hasil kurang memuaskan dalam SEA Games 2023 patut menjadi evaluasi bersama bukan hanya jajaran pelatih timans melainkan pula pelatih dan pengurus klub IBL. Keterbatasan pemain yang bisa dipilih pelatih timnas karena ketersediaan pemain yang siap bersaing di level internasional juga tidak banyak pada kompetisi lokal atau IBL.
”Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga pemain-pemain lokal yang akan menjadi aset timnas, mulai dari klub harus membina dengan lebih baik hingga pengelola liga mesti menciptakan kompetisi yang lebih baik. Dengan begitu, pemain-pemain baru atau muda akan bermunculan. Kalau dipanggil timnas, pelatih tinggal mengelola chemistry di antara pemain,” ujar asisten pelatih timnas di SEA Games Malaysia 2017 tersebut.
Pelatih timnas Indonesia Milos Pejic menyampaikan, cuma 20 pemain yang siap untuk mengisi roster atau skuad timnas saat ini. Dari semua itu, ada beberapa yang tidak bisa bergabung karena cedera dan kepentingan klub. Sebaliknya, Filipina memiliki sumber daya pemain yang siap untuk membela timnas jauh lebih besar.
”Untuk bisa bermain di level SEA Games dan mempertahankan emas, kita butuh pemain yang benar-benar berada di top level. Namun, ketersediaan pemain kita yang siap untuk itu tidak banyak. Kita tidak harus sama seperti Filipina yang punya basis pemain sangat besar, paling tidak kita bisa melahirkan bakat baru, pemain muda baru, ataupun nama baru setiap tahunnya,” ujar pelatih yang mempersembahkan emas untuk Indonesia di SEA Games 2021 tersebut.
Terlepas dari itu, Pejic berkomitmen untuk mencoba nama-nama baru selepas SEA Games 2023. Dia memastikan semua pemain memiliki kesempatan yang sama untuk masuk timnas, pemain yunior dan senior asalkan bisa membuktikan kualitasnya, konsisten, dan mampu bersaing di level internasional.
Sejauh ini, pelatih asal Serbia itu terus memantau nama-nama baru, seperti Yesaya dan beberapa pemain muda lainnya. Bersama federasi, mereka pun akan mencari pemain-pemain berdarah campuran yang punya masa depan bagus untuk timnas, seperti di Australia dan Amerika Serikat. Mereka berpeluang dicoba mulai dari kompetisi pra Olimpiade Paris 2024 pada Agustus mendatang.
”Kami akan mencari setiap pemain bagus yang bisa bermain untuk timnas. Karena tidak memiliki potensi yang cukup saat ini, kami bakal memperluas basis pemain. Kami butuh lebih banyak pemain yang potensial untuk timnas. Maka dari itu, kita butuh liga yang lebih kuat dan lebih baik,” kata Pejic.