Energi Terkuras, Basket Putra Gagal Pertahankan Gelar Juara
Tim basket putra Indonesia gagal melangkah ke final usai dikalahkan oleh Filipina. Mimpi untuk mempertahankan emas pun buyar. Perlu banyak koreksi soal konsistensi dan mental pemain untuk membentuk kembali permainan tim.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO dari Phnom Penh, Kamboja
·3 menit baca
PHNOM PENH, KOMPAS – Tim basket putra Indonesia tidak bisa mengulang kesuksesan tahun lalu karena harus menyerah di tangan Filipina dengan skor akhir 76-84, pada laga semifinal SEA Games Kamboja 2023. Mental pemain dan energi yang habis dinilai menjadi penyebabnya.
Kedua tim saling menekan sejak kuarter pertama. Tim “Garuda” putra bermain cukup dan baik bahkan terus unggul poin. Filipina dengan tim utamanya terus menempel poin Indonesia. Permainan ngotot mereka mempu membayangi Indonesia yang sedang unggul. Di kuarter pertama, Indonesia unggul dengan poin 24-20.
Kuarter kedua dimulai dengan suasana yang gegap gempita di Morodok Techo National Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Senin (15/5/2023). Ratusan pendukung Filipina datang mendukung tim kesayangannya berlaga. Walakin, pemain Indonesia tidak terpengaruh seruan-seruan pendukung Filipina. Mereka bahkan menguasai kuarter ini dan selalu unggul poin. Pemain tengah Indonesia, Lester Prosper bermain begitu dominan.
Selain Prosper, Beane, Jr. juga bermain apik dengan memasukkan beberapa tembakan tiga angka dan merebut rebound. Indonesia unggul di kuarter kedua dengan poin 45-38. Keunggulan itu berlanjut hingga kuarter ketiga yang dimenangkan oleh Indonesia dengan skor 65-60. Indonesia bermain apik di waktu 35 menit.
Sayangnya di kuarter keempat pemain Indonesia mulai kelelahan. Pelatih Milos Pejic terus menggunakan Beane Jr Lester Prosper dan pemain andalannya Brandon Jawato hingga mereka kelelahan. Brandon yang belum pulih betul dari cedera bahkan terlihat beberapa kali berlari pincang. Milos tampaknya tak berani memasukkan pemain-pemain pelapis seperti saat bermain melawan Laos maupun Thailand.
Filipina bisa memanfaatkan keadaaan itu dan memutar balik keadaan. Mereka menguasai lima menit terakhir di kuarter keempat. Prosper dan Beane kelelahan yang bahkan dalam dua menit tak bisa memasukkan bola. Prastawa juga beberapa kali memaksakan dirinya untuk menusuk ke pertahanan lawan atau melempar tiga angka yang keduanya gagal. Misi balas dendam Filipina pun terbayar dan mereka berhak melaju ke final berjumpa dengan tim Kamboja.
Milos, saat ditemui usai pertandingan, mengungkapkan, pemainnya kelelahan karena mereka baru bertanding 24 jam sebelumnya. Sedangkan, Filipina masih memiliki waktu satu hari istirahat. Hal itu sangat tidak menguntungkan Indonesia. Selain itu, menurut Milos, tim Filipina saat ini merupakan tim yang memiliki level jauh berbeda dibanding tahun lalu di Filipina. Mental para pemain jauh di atas pemain Indonesia.
“Kami bermain baik sejak awal, tetapi kami punya masalah energi. Lalu banyak pemain mulai cedera, kalau soal (mental) itu memang terlihat jelas dalam permainan,” ungkap Milos.
Kami bermain baik sejak awal, tetapi kami punya masalah energi.
Pemain yang selalu merepotkan pertahanan Indonesia adalah Brownlee. Ia mencetak setidaknya 34 poin, lima assist dan sembilan rebound. Di kuarter keempat saat Filipina mengejar ketertinggalan dua tembakan tiga angka Brownlee akurat menuju ring. Brownlee bahkan sempat istirahat selama setidaknya dua menit sebelum kembali membongkar pertahanan Indonesia dan merebut rebound-rebound penting.
Milos mengungkapkan, meskipun kalah dirinya mengapresiasi permainan tim basket putra Indonesia karena berhasil mendekati permainan tim Filipina yang sebelum SEA Games Vietnam 2023 menjadi juara bertahan setidaknya 33 tahun lamanya. “Kita mendekati mereka, itu perlu diapresiasi,” ujarnya.
Kekalahan ini membawa Indonesia kembali bertemu Thailand untuk memperebutkan medali perunggu. Pada fase penyisihan, Indonesia mengalahkan Thailand dengan skor akhir 87-69. Indonesia memiliki kans untuk mendapatkan perunggu.
Kapten tim basket putra, Andakara Prastawa mengungkapkan, timnya pernah melawan Thailand dan memenangkan pertandingan. Mereka akan belajar kembali dari kesalahan yang dibuat saat berjumpa dengan Thailand dan kesalahan di semifinal.
“Kesalahan yang lalu, soal komunikasi dan kesalahan malam ini harus dipelajari lagi. Satu juga yang penting harus pulih cepat supaya besok bisa bertanding lagi,” ungkap Prastawa.
Kesuksesan tim basket putri dengan membawa pulang medali emas tak bisa diikuti “Garuda” putra Indonesia. Persoalan mental pemain dan energi masih jadi perhatian Milos untuk diperbaiki pada ajang-ajang multicabang lainnya di kemudian hari.