Siswa Wajib Ikut Ekskul Olahraga
Desain Besar Olahraga Nasional tak hanya menyasar prestasi olahraga, tetapi juga memasyarakatkan olahraga. Gerakan Masyarakat Sehat akan dipopulerkan dan anak-anak sekolah wajib mengikuti ekstrakurikuler olahraga.
—
”Saya ingin olahraga ini dimulai ke depan itu, dari sekolah-sekolah. Semua kita harus melakukan olahraga di semua sekolah dari SD sampai perguruan tinggi. Ini harus kita bangun dari mulai dari sekolah,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin seusai memimpin rapat tertutup mengenai Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Hadir dalam rapat ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri BUMN yang juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Saya ingin olahraga ini dimulai ke depan itu, dari sekolah-sekolah. Semua kita harus melakukan olahraga di semua sekolah dari SD sampai perguruan tinggi. Ini harus kita bangun dari mulai sekolah.
Baca juga: DBON Jadi Desain Indonesia Membangun Olahraga Nasional
Muhadjir menjelaskan, olahraga diharapkan bisa membuat masyarakat sehat dan bangsa Indonesia secara umum sehat, kuat, dan cerdas. Karena itu, DBON mencakup tiga hal, yakni olahraga masyarakat, olahraga pendidikan, dan olahraga prestasi. ”Tanpa tiga-tiganya itu dibangun secara utuh terintegrasi, maka target kita untuk menciptakan Indonesia sehat, kuat, dan cerdas itu bisa tidak tercapai. Ini yang menjadi komitmen dari DBON. Jadi, Desain Besar Olahraga Nasional itu mencakup tiga-tiganya, tidak boleh salah satu dikejar habis-habisan menegasikan yang lain,” tuturnya.
Dalam rapat diputuskan bahwa olahraga nasional akan berbasis sekolah. Karena itu, peranan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama menjadi sangat strategis.
Selain itu, akan direalisaskan Desain Besar Olahraga Daerah (DBOD). DBOD sampai sekarang, menurut Muhadjir, belum bisa direalisasikan. Karena itu, Mendagri akan mendorong pemerintah daerah menyiapkan DBOD. Selain itu, akan ada pula dana alokasi khusus (DAK) olahraga yang akan diawasi Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Tanpa tiga-tiganya itu dibangun secara utuh terintegrasi, maka target kita untuk menciptakan Indonesia sehat, kuat, dan cerdas itu bisa tidak tercapai. Ini yang menjadi komitmen dari DBON. Jadi, Desain Besar Olahraga Nasional itu mencakup tiga-tiganya, tidak boleh salah satu dikejar habis-habisan menegasikan yang lain.
Kementerian Kesehatan juga akan menyiapkan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) guna mendorong olahraga untuk kesehatan masyarakat. Adapun gerakan olahraga yang dipersiapkan Kemenpora seperti Senam Kesegaran Jasmani di tahun 1990-an.
”Untuk masyarakat, kita ingin membangun semacam demam olahraga melalui pemerintah pusat, melalui daerah,” kata Wapres.
Dito menambahkan, DBON sekaligus memasukkan fungsi koordinasi dalam memasyarakatkan olahraga. ”Dari sektor pendidikan (olahraga) dimasukkan kepada kurikulum dan juga kewajiban para siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler olahraga,” ujarnya.
Adapun Mendagri akan menerbitkan surat edaran kepada pemerintah-pemerintah daerah dan mewajibkan penyelenggaraan festival olahraga baik untuk pelajar maupun masyarakat. ”Itu kebijakan yang mungkin bisa kita lakukan dalam rangka mendorong budaya olahraga ini lebih semarak dari Sabang sampai Merauke,” kata Dito.
Karena itu, evaluasi berbagai hambatan yang ada dalam pelaksanaan DBON dibahas dalam rapat, baik aspek kelembagaan, aspek pembinaan, maupun koordinasi antar-kementerian dan lembaga, serta pemerintah daerah.
17 cabang olahraga
Untuk mendorong olahraga prestasi, Dito menjelaskan, DBON tetap fokus pada tujuh belas cabang olahraga. Ketujuhbelas cabor ini adalah bulu tangkis, angkat besi, panahan, atletik, menembak, panjat tebing, senam artistik, balap sepeda, renang, dayung, karate, taekwondo, wushu, pencak silat, sepak bola, voli, dan basket.
”Kita lihat potensi olahraga itu banyak, tetapi untuk kemampuan kita harus fokus karena kita juga melihat negara-negara maju itu dalam pembinaan cabang olahrganya fokus. Jadi, tidak menggarami air lautan dan ini sementara 17 cabang olahraga. Ke depan tiap ada (pertemuan) reguler waktunya kita evaluasi. Jadi cabang-cabang olahraga ini juga kompetitif dalam menyiapkan roadmap dan pembinaannya masing-masing, jadi prestasi tetap kita prioritaskan,” ujar Dito.
Kita lihat potensi olahraga itu banyak, tetapi untuk kemampuan kita harus fokus. Karena kita juga melihat negara-negara maju itu dalam pembinaan cabang olahrganya fokus, jadi tidak menggarami air lautan dan ini sementara 17 cabang olahraga. Ke depan, tiap ada (pertemuan) reguler waktunya kita evaluasi.
Untuk sepak bola, menurut Erick Thohir, peta biru sudah siap dan sudah dipresentasikan di FIFA. ”Semoga peta biru ini juga bisa menjadi percontohan untuk cabor-cabor lain sehingga ketika pemerintah hadir memberikan pendanaan ataupun masyarakat hadir membantu olahraga nasional, tentu cabang olahraga, termasuk tentu yang saya pimpin PSSI, punya pertanggungjawaban dari pada prestasi itu sendiri,” katanya.
Baca juga: Cetak Biru Pembinaan Olahraga
Selain itu, Indonesia akan segera mengirimkan kontingen atlet Para SEA Games ke-12 di Kamboja. ”Targetnya lumayan optimis, yaitu juara umum dengan 121 medali emas. Jadi target paling dekat adalah kontingen Para Games kita dan setelah di September-Oktober kita ada Asian Games di China dan juga lanjut juga Asian Para Games juga di China,” kata Dito.
Setelahnya, Indonesia menarget bisa meloloskan atlet-atletnya ke Olimpiade 2024. (INA)