Persaingan Liverpool dan MU pada pengujung musim ini akan menentukan nasib masing-masing tim pada masa depan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT — Rival abadi sekaligus dua tim tersukses Inggris, Liverpool dan Manchester United, kembali saling bersinggungan pada penghujung musim. Mereka tidak akan bertanding lagi, tetapi saling berebut tiket Liga Champions yang dibutuhkan demi revolusi masing-masing.
Liga Inggris tersisa dua pekan. Liverpool (65 poin) dan MU (66 poin) hanya terpaut satu poin. MU, peringkat ke-4, unggul satu peringkat dan tabungan satu laga. Namun, posisi empat besar mereka bisa lenyap jika kehilangan poin versus Bournemouth di Stadion Vitality, Sabtu (20/5/2023) WIB.
Liverpool sudah siap mengudeta posisi ”Setan Merah” setelah menghabiskan sepanjang musim di papan tengah. Dengan modal tujuh kemenangan beruntun di liga, mereka akan menjamu Aston Villa dengan segudang keyakinan di Stadion Anfield, Sabtu malam.
”Saya tidak pikir seorang pun melihat kami berpeluang lolos Liga Champions pada enam pekan lalu, bahkan Liga Europa juga. Sekarang kami berada di titik ini dan terus akan mendorong pada dua laga terakhir. Namun, tentu nasib tidak ada di tangan kami,” kata bek Liverpool, Andy Robertson.
Bagi Liverpool dan MU, laga nanti terlihat mudah. Akan tetapi, kejutan sudah menanti mereka. Villa, misalnya, mereka sedang naik daun di tangan kandidat manajer terbaik tahun ini, yaitu Unai Emery. Gaya pragmatis Emery ketika menghadapi tim besar bisa mempersulit ”Si Merah”.
Di bawah Emery, sejak awal November, Villa berhasil memenangi separuh dari 8 laga versus tim ”klasik 6 besar”. Termasuk pekan lalu, Emiliano Martinez dan rekan-rekan baru saja menyudahi mimpi Tottenham Hotspur untuk finis empar besar. Mereka menang 2-1 atas Spurs di kandang.
Liverpool juga akan kehilangan sosok karismatik manajer Juergen Klopp di tepi lapangan. Klopp akan menjalani hukuman larangan mendampingi tim akibat kritik keras terhadap wasit Paul Tierney, saat laga versus Spurs, akhir April. Hal itu kurang ideal untuk Mohammed Salah dan rekan-rekan.
Liverpool akan bergantung pada tuah Stadion Anfield. Mereka baru kalah 1 kali dari 18 pertandingan kandang di liga. Laga kandang nanti juga akan sangat spesial karena merupakan yang terakhir kali pada musim ini. Di sisi lain, Villa tidak pernah menang dalam 3 laga terakhir.
Sekarang kami berada di titik ini dan terus akan mendorong pada dua laga terakhir.
”Para penonton pasti akan sangat ramai mendukung mereka. Itulah yang harus kami hadapi. Untuk bisa lebih sukses atas mereka selama 90 menit, kami perlu lebih klinis. Laga ini penting demi menjaga ambisi kami menembus kompetisi Eropa,” ujar Emery.
MU juga patut khawatir karena tidak bermain di depan publik sendiri. Sudah rahasia umum, tim asuhan manajer Erik ten Hag itu sering dilanda inkonsistensi saat bertandang. Terbukti, mereka selalu kehilangan poin dalam tiga kali laga tandang terakhir.
Beruntung, Bournemouth tidak punya urgensi lebih untuk memenangi laga. Mereka, peringkat ke-14, sudah pasti selamat dari jurang degradasi dan juga tidak mungkin lagi lolos ke zona kompetisi Eropa. Satu-satunya ambisi mereka meraih kemenangan hanya untuk mempersembahkan kepada para pendukung.
Hanya saja, MU berpotensi kembali tidak diperkuat penyerang andalan Marcus Rashford yang sudah absen akibat cedera pada laga sebelumnya. Dia sudah berlatih, tetapi kurang sehat untuk bertandang ke Bournemouth. Adapun Rashford merupakan pencetak gol terbanyak sementara MU dengan 16 gol.
Bagi kedua tim rival itu, momen saat ini adalah yang paling tepat untuk menghancurkan tim lawan. Pertaruhannya akan sangat besar. Tim yang kalah tidak akan lolos Liga Champions musim depan. Hal itu akan sangat berdampak terhadap pembangunan ulang kedua tim.
Seperti diketahui, Liverpool dan MU akan fokus membangun ulang tim pada musim depan. Liverpool berencana cuci gudang pemain seusai penurunan performa tim dalam musim ketujuh Klopp. Beberapa pemain veteran, antara lain, Roberto Firmino, Naby Keita, dan James Milner, akan hengkang pada musim panas mendatang.
MU akan memasuki musim kedua bersama Ten Hag. Jendela transfer musim panas pun menjadi kesempatan terbaik untuk mengisi pemain sesuai kemauan sang manajer. Adapun dua jendela transfer pertama Ten Hag terbilang kurang memuaskan.
Oleh karena itu, masuk Liga Champions akan sangat krusial. Bukan hanya untuk menambah jumlah pemasukan, tetapi juga untuk mengundang para pemain bintang. Banyak pemain kawakan yang hanya ingin pindah ke tim yang tampil di Liga Champions.
”Ketika saya melihat proyek kami, hal pertama yang terpenting adalah masuk Liga Champions lebih dulu. Karena itu saya hanya peduli dengan laga selanjutnya. Kami harus menang lawan Bournemouth dan lolos ke Liga Champions. Laga yang ada di depan mata adalah yang terpenting saat ini,” ucap Ten Hag. (AP/REUTERS)