Simulasi Wajah Baru Liverpool
Juergen Klopp enggan membebani anak asuhannya dengan target empat besar di Liga Inggris musim ini. Setelah keluar dari masa yang buruk, "Si Merah" telah bersiap menghadapi musim depan.
LEICESTER, MINGGU — Liverpool sudah meneguhkan diri untuk menatap kompetisi edisi 2023-2024 pada dua pekan terakhir musim ini. Meski masih berpeluang mengejar zona empat besar untuk bersaing dengan Newcastle United dan Manchester United, Manajer Liverpool Juergen Klopp ingin memaksimalkan tiga laga tersisa untuk meramu wajah baru timnya.
Liverpool berada di peringkat kelima jelang menjalani duel ke-36 di liga menghadapi Leicester City, Selasa (16/5/2023) pukul 02.00 WIB. ”Si Merah” mengemas 62 poin atau berselisih empat poin dari Newcastle dan MU yang duduk di peringkat ketiga serta keempat.
Kemenangan dari Leicester akan memangkas jarak poin dengan dua pesaing menjadi hanya satu poin. Akan tetapi, Newcastle dan MU masing-masing masih memiliki tabungan satu laga. Alhasil, peluang Liverpool tampil di Liga Champions musim depan tidak hanya didasari performa mereka, tetapi juga amat bergantung dengan hasil laga kedua tim tersebut.
Meski masih berpeluang menembus empat besar, Klopp sudah menyebut musim ini perjalanan yang patut dilupakan oleh Si Merah. Performa mereka amat kontras dibandingkan musim 2021-2022 dengan raihan dua trofi.
Baca juga : Tekad Liverpool Menembus Empat Besar Liga Inggris, Mampukah?
Manajer asal Jerman itu meminta pasukannya untuk bermain lepas karena mereka tengah dalam proses transisi untuk persiapan musim baru. Jika bisa lolos ke Liga Champions, itu menjadi bonus menurut Klopp.
Setelah memastikan tidak bisa merebut satu pun trofi di musim ini, April lalu, Klopp berinisiatif melakukan evaluasi atas kegagalan itu. Pulihnya mayoritas pemain utama dari cedera panjang, misalnya Diogo Jota dan Luis Diaz, membantu Klopp untuk segera bergegas mempersiapkan timnya menghadapi musim depan.
”Kami memiliki delapan atau sembilan hari latihan di antara laga sehingga kami ingin memanfaatkan waktu itu semaksimal mungkin untuk menatap musim baru. Kesempatan (istirahat) itu ibarat menghirup udara yang segar, baik untuk pemain dan staf pelatih, sehingga kami sudah memulai perubahan,” ujar Klopp kepada Sky Sports, Minggu (14/5/2023).
Baca juga : Pisau Guillotine Tak Sempurna Liverpool
Tak hanya menerapkan pola latihan baru untuk memberikan penyesuaian pada kondisi fisik pemainnya, Klopp juga mulai memperkenalkan taktik baru agar performa terbaik Liverpool bisa segera kembali di awal musim 2023-2024. Pemain seperti Trent Alexander-Arnold mendapat tugas baru untuk tampil mempertebal lini tengah.
Kemudian, Cody Gakpo, yang didatangkan musim dingin lalu, diberi kesempatan untuk kembali ”fitrahnya” sebagai gelandang serang, alih-alih berperan sebagai penyerang tengah darurat di bulan-bulan awalnya berseragam Si Merah.
Ia menambahkan, ”Kami bekerja dengan pendekatan berbeda, meskipun dengan dasar permainan yang sama, yaitu intensitas, counter-pressing, dan sepak bola intensif. Tetapi, kami ingin mengontrol laga dengan cara berbeda, melindungi permainan dengan formasi berbeda, hingga membangun serangan dengan cara baru.”
Persiapan dini itu seakan menjadi penebusan bagi Klopp dan skuad Liverpool atas minimnya masa latihan pramusim mereka di awal musim ini. Si Merah relatif hanya memiliki masa kurang dari sebulan rehat pada musim panas lalu setelah menjalani 63 pertandingan di kompetisi 2021-2022.
Baca juga : Liverpool Terbang Bersama Revolusi Alexander-Arnold
Kondisi itu membuat Klopp tidak banyak memiliki waktu untuk meramu inovasi strategi untuk skuad Si Merah. Alhasil, taktik Liverpool mudah diantisipasi lawan-lawan di musim ini. Tak hanya itu, pemain utama Liverpool pun menjadi rentan cedera akibat masa istirahat yang terlalu minim.
Dampak terlihat
Klopp menyatakan, persiapan mereka untuk musim baru mulai terlihat dampaknya dengan tren enam kemenangan beruntun. Hasil itu ingin dipertahankan Liverpool demi bisa finis di posisi sebaik mungkin di liga.
Saya ingin melihat hasil latihan bersama kami sepanjang pekan ini di pertandingan melawan Leicester. Kami telah mencoba solusi dari beberapa masalah yang kami hadapi di musim ini, lalu kami akan terus berbenah agar bisa langsung tampil baik di awal musim depan.
”Saya ingin melihat hasil latihan bersama kami sepanjang pekan ini di pertandingan melawan Leicester. Kami telah mencoba solusi dari beberapa masalah yang kami hadapi di musim ini, lalu kami akan terus berbenah agar bisa langsung tampil baik di awal musim depan,” ucap Klopp.
Secara terpisah, Manajer Leicester Dean Smith ingin memanfaatkan dengan baik performa buruk Liverpool pada laga tandang di liga musim ini. Meski mengemas dua kemenangan tandang beruntun, Si Merah telah menelan delapan kekalahan bermain di markas lawan. Kondisi itu membuat mereka hanya mendapatkan 19 poin dari 51 poin yang tersedia.
Baca juga : Liverpool Versus Arsenal, Ziarah Terangker ”Si Meriam”
”Kami tentu akan mengalami masa-masa sulit ketika menghadapi Liverpool, tetapi mereka tidak menjalani musim yang normal saat ini. Kami harus bisa menduplikat performa Brighton atau Brentford yang sukses mengalahkan Liverpool di kandang mereka,” kata Smith dilansir BBC.
Dean menegaskan, timnya wajib meraih poin dari Liverpool demi menjaga asa bertahan di Liga Primer. ”Si Rubah” berpeluang keluar dari zona degradasi jika bisa menumbangkan Liverpool.
Baca juga : Lubang Tersembunyi Pertahanan Liverpool
”Untuk menang, kami harus menampilkan keseimbangan yang gagal kami terapkan selama ini. Kami harus lebih tajam dan tidak membuang-buang peluang, kemudian kami juga perlu menampilkan organisasi pertahanan yang lebih baik,” kata Smith.
Magis Guendogan
Pada laga Minggu malam, Ilkay Guendogan menjadi sosok penting bagi kemenangan 3-0 Manchester City atas Everton di Stadion Goodison Park. Pemain berpaspor Jerman itu mengemas dua gol dan satu asis.
Guendogan membuka keunggulan City melalui sepakan dengan badan membelakangi gawang di menit ke-37. Hanya berselang 118 detik, Guendogan memberikan umpan lambung yang disambut sundulan oleh Erling Haaland untuk memperbesar keunggulan ”The Citizens”.
Eksekusi sepakan bebas Guendogan mengunci kemenangan sang pemuncak klasemen ketika babak kedua baru berjalan enam menit. Kemenangan ke-11 secara beruntun itu membantu City menjaga kendali persaingan titel juara dengan Arsenal berkat torehan 85 poin dari 35 laga.
Baca juga : Aral Bayangi Manchester City di Liverpool
Di sisi lain, Manajer City Pep Guardiola mencetak kemenangan ke-15 dalam 16 duel menghadapi Sean Dyche, Manajer Everton. Skor akhir di Goodison Park pun sesuai dengan rerata tiga gol yang dicetak City di era Guardiola ketika menghadapi tim yang diasuh Dyche. (AFP)