Kisah di Balik Kerusuhan Final Sepak Bola SEA Games Kamboja
Adu selebrasi dan saling provokasi mengawali kerusuhan laga final sepak bola SEA Games Kamboja 2023. Perang urat syaraf dari pemain Thailand sebelum pertandingan dimulai turut menjadi bumbu panas jelang pertandingan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA dan DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO dari PHNOM PENH, KAMBOJA
·5 menit baca
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Pemain dan tim pelatih kedua tim sempat saling memprovokasi bahkan hingga berkelahi saat skor pertandingan masih 2-2,dalam laga Indonesia saat melawan Thailand dalam final SEA Games Kamboja 2023 di Olympic National Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/5/2023).
Laga final cabang sepak bola SEA Games Kamboja 2023, Selasa (16/5/2023) malam, di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, berlangsung panas bahkan kasar. Wasit mengeluarkan empat kartu merah untuk pemain, yaitu satu kepada bek tengah Indonesia, Komang Teguh Trisnanda, dan tiga kepada pemain Thailand, Soponwit Rakyart, Jonathan Khemdee, dan Teerasak Poeiphimai. Selain itu, wasit juga mengusir sejumlah staf dari Indonesia dan Thailand karena dinilai terlibat adu fisik.
Final SEA Games Kamboja barangkali akan dikenang sebagai yang terpanas sepanjang sejarah. Total ada dua hingga tiga kali keributan di luar lapangan yang melibatkan staf kedua tim. Sebelum keributan terjadi, laga sebenarnya berlangsung menarik dan menghibur. Pemain kedua tim saling beradu strategi di atas lapangan tanpa terganggu friksi-friksi.
Indonesia mencuri gol pertama melalui Ramadhan Sananta yang memaksimalkan lemparan panjang Alfeandra Dewangga. Setelah gol tersebut, situasi masih sangat kondusif. Belum ada gesekan antara kedua tim. Situasi bertambah panas manakala wasit mengesahkan gol kedua Indonesia yang kembali dicetak Sananta. Saat itu, pertandingan sudah memasuki pengujung babak pertama.
Para pemain Thailand memprotes gol kedua Indonesia karena Sananta memanfaatkan situasi bola fair play. Akan tetapi, wasit bergeming dan tetap mengesahkan gol tersebut. Dari sanalah laga mulai berlangsung keras menjurus kasar. Di babak kedua, Thailand mampu memperkecil ketertinggalan melalui Anan Yodsangwal.
AFP/NHAC NGUYEN
Petugas keamanan berusaha mencegah perkelahian antara ofisial tim Indonesia dan Thailand dalam pertandingan final sepak bola SEA Games Kamboja di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/5/2023).
Sejak gol itu, para pemain Thailand semakin percaya diri untuk menggempur pertahanan Indonesia. Di sisi lain, “Garuda Muda” mulai mengendurkan tekanan agar lebih fokus mempertahankan keunggulan. Klimaks drama final terjadi ketika laga memasuki waktu tambahan tujuh menit. Saat itu, wasit meniup peluit panjang tanda lemparan ke dalam untuk Thailand.
Wartawan Kompas yang berada di lokasi mendengar tiupan peluit dari wasit kali ini terdengar lebih panjang untuk ukuran tanda lemparan ke dalam. Oleh sebab itulah para staf dan ofisial tim Indonesia merangsek masuk ke lapangan karena menyangka pertandingan telah usai. Tampak staf tim Indonesia, Tegar Diokta Andias dan pelatih Indra Sjafri berlari ke dalam lapangan untuk merangkul dan memeluk pemain.
Mereka sempat 20 detik berada di atas lapangan sebelum menyadari bahwa wasit belum meniup peluit pertandingan berakhir. Setelah laga, Indra mengakui salah mendengar peluit wasit sehingga refleks berlari ke lapangan. Ia juga mengaku sangat gembira begitu menyangka laga sudah usai dengan kemenangan 2-1 untuk Indonesia.
Nyatanya, perjuangan untuk Indonesia masih panjang karena Thailand sukses menyamakan kedudukan di detik-detik akhir babak kedua melalui Yotsakorn Burapha. Para pemain dan ofisial Thailand yang sudah tersinggung dengan selebrasi prematur Indonesia membalas dengan balik berselebrasi ke arah bangku pemain Indonesia.
AFP/MOHD RASFAN
Perkelahian antara ofisial tim Indonesia dan Thailand tak terhindarkan dalam pertandingan final sepak bola SEA Games Kamboja di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/5/2023).
Adu mulut pun terjadi dan berakhir dengan saling pukul. Situasi menjadi bertambah panas kala Irfan Jauhari mencetak gol ketiga Indonesia di babak perpanjangan waktu.
Para pemain dan staf Indonesia pun balas berselebrasi ke arah bangku Thailand. Mereka berselebrasi dengan memegang kedua telinga ke arah Thailand yang dibalas dengan menunjuk jari tengah ke arah bangku Indonesia.
Pada titik ini, kerusuhan semakin besar, bahkan membuat sejumlah staf Indonesia terluka. Tegar terlihat sampai terlibat perselisihan di depan bangku pemain Thailand. Di sana ia tampak dikeroyok para staf Thailand sehingga mengalami luka di pelipis kanan.
Tegar sempat ditandu ke arah mobil ambulans dan mendapat perawatan. Usai diperiksa Tegar masih bisa berdiri dan menceritakan kejadian yang menimpa dirinya. Ia mengaku kesulitan bernafas usai dikeroyok.
AFP/MOHD RASFAN
Suporter Indonesia memberikan dukungan sebelum pertandingan final sepak bola SEA Games Kamboja antara Indonesia dan Thailand di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/5/2023).
“Saya hanya seleberasi, mereka acungkan jari tengah wah ini udah personal bukan soal bola lagi ini. Tapi saya gak pernah memulai memukul, saya hanya berselebrasi ke arah bangku Thailand tapi mereka langsung mengeroyok," kata Tegar.
Situasi di dalam stadion saat kerusuhan saat itu benar-benar kacau. Para penonton berdiri dan mengumpat ke arah lapangan, tapi tidak sampai melemparkan botol minuman lantaran sudah disita panitia di pintu masuk tribune.
Saking hebatnya kerusuhan, manajer tim sepak bola U-22 Indonesia, Sumardji, turut menjadi korban. Sumardji yang menyaksikan para pemain mulai berlari ke arah bangku pemain Thailand, berusaha menahan mereka agar tidak terkena kartu merah. Namun, saat menahan para pemain Indonesia, Sumardji terkena pukulan yang dilayangkan ofisial tim Thailand.
“Selain memukul, mereka (staf Thailand) juga berteriak, sambil, mungkin mengumpat. Tapi saya tidak mengerti apa yang mereka katakan karena menggunakan bahasa Thailand. Padahal itu saya hanya berusaha untuk melerai jangan sampai ada masalah,” kata Sumardji ketika ditemui Kompas setelah pertandingan.
ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA
Pesepak bola Timnas Indonesia U-22 Muhammad Ramadhan Sananta melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Thailand pada final SEA Games 2023 di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/5/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Laga penuh emosi memang membuat para ofisial dan pemain Thailand hilang akal sehat. Situasi berubah jadi tidak terkendali. Kiper Thailand, Soponwit berlari dari gawang ke arah tribune hanya untuk melayangkan pukulan ke pemain Indonesia. Selain itu, fotografer resmi panitia SEA Games juga terlihat terkena dampak kerusuhan kendati tidak terlibat apa-apa. Adapun Sumardji mengalami luka di bagian kiri bawah bibirnya hingga berdarah.
Kendati mengalami kekerasan, Sumardji mengatakan tidak akan melayangkan protes atau keberatan ke panitia SEA Games, termasuk Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) mengenai perilaku tim Thailand. “Tidak perlu. Sudah dibalas (dengan gelar juara jadi milik Indonesia) ke mereka,” katanya.
Perang urat syaraf
Laga final antara Indonesia dan Thailand memang diprediksi akan berlangsung keras sejak awal. Prediksi itu muncul lantaran ada sinyal perang urat syaraf oleh pihak Thailand sebelum laga. Perang urat syaraf dimulai bek Thailand, Songchai Thongcham, yang berkata kepada suporter Indonesia agar tidak datang ke stadion saat partai final.
Kata-kata Songchai seakan mengatakan bahwa Thailand sudah pasti akan memenangi laga sehingga suporter Indonesia tidak perlu repot-repot datang untuk menyaksikan kekalahan timnya. Keangkuhan Songchai menjadi bumbu awal dari panasnya tensi pertandingan Indonesia dan Thailand.
FAKHRI FADLURROHMAN
Suporter Timnas Indonesia bernyanyi dan menari di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, saat merayakan kemenangan Timnas Indonesia di pertandingan final sepak bola SEA Games 2023, Selasa (16/5/2023) malam. Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Timnas Thailand dalam pertandingan final sepak bola SEA Games 2023.
Walakin, tim “Garuda Muda” Indonesia berhasil memenangi laga dan mendapatkan medali emas. Saat pluit panjang berbunyi, beberapa pemain Thailand masih bersalaman dan memberi selamat kepada pemain Indonesia. Begitu juga sebaliknya. Sayangnya masih ada beberapa pemain yang tak menerima kekalahan tersebut hingga melempar medali perak dan maskot yang diberikan ke arah penonton usai seremoni pengalungan medali.
Dengan raihan medali emas ini, Indonesia total sudah tiga kali menjuarai cabang sepak bola SEA Games, yaitu pada 1987, 1991, dan 2023. Adapun Thailand masih menjadi raja Asia Tenggara dengan koleksi 16 gelar SEA Games. Emas sepak bola kali ini barangkali akan menjadi yang paling dikenang Indonesia karena harus “berdarah-darah” dalam merebutnya.