Inter Milan tidak ingin terlena dengan keunggulan dua gol atas AC Milan. Kembalinya Rafael Leao menjadi modal penting AC Milan untuk menjalani misi mustahil.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MILAN, SENIN — Duel kedua derby della Madonnina pada semifinal Liga Champions di Stadion Giuseppe Meazza, Rabu (17/5/2023) pukul 02.00 WIB, bakal menjadi malam yang panjang bagi Inter Milan. Dengan modal keunggulan 2-0 atas AC Milan, ”I Nerazzurri” bertekad mengejar rekor kemenangan sempurna beruntun atas rival sekota pada 2023 sekaligus menuju final keenam pada kompetisi antarklub terelite di Eropa.
Inter akan menjalani laga kedua dengan berstatus sebagai tim tuan rumah. Itu memberikan keuntungan karena Lautaro Martinez dan kawan-kawan bakal mendapat dukungan lebih dari 75.000 interisti, sebutan pendukung Inter, yang memadati tribune stadion.
Dalam lima pertandingan Liga Champions musim ini di kandang, Inter mengemas tiga kemenangan, sekali seri dari Benfica di babak perempat final, serta tumbang dari Bayern Muenchen di laga pembuka musim ini. Catatan kemenangan I Nerazzurri termasuk menumbangkan dua tim dengan tradisi bagus di Liga Champions, yaitu Barcelona dan Porto.
Francesco Acerbi, bek tengah Inter, menyatakan, laga kedua melawan Milan akan menjadi laga yang berat sekaligus istimewa. Ia menilai Milan akan berusaha sekuat tenaga untuk berjuang mengejar ketertinggalan skor. Tetapi, tambahnya, pemain Inter selalu memiliki motivasi ekstra setiap menghadapi laga istimewa seperti melawan Barcelona, lalu menyingkirkan Juventus di semifinal Coppa Italia.
Kami akan menjalani laga semifinal Liga Champions yang juga derbi Milan. Kami harus jauh lebih siap dari Milan untuk melakukan sesuatu luar biasa, yang tidak terpikirkan di awal musim.
”Kami akan menjalani laga semifinal Liga Champions yang juga derbi Milan. Kami harus jauh lebih siap dari Milan untuk melakukan sesuatu luar biasa, yang tidak terpikirkan di awal musim,” ucap Acerbi dalam konferensi pers sebelum laga, dilansir laman klub, Senin (15/5/2023).
Acerbi adalah benteng kokoh di jantung pertahanan Inter di Liga Champions musim ini. Ia mengawal penyerang Milan, Olivier Giroud, tanpa cela sehingga pemain asal Perancis itu gagal menghasilkan satu pun tembakan yang mengancam gawang Inter pada duel pertama.
Selain itu, Acerbi juga membantu I Nerazzurri mencatatkan tujuh nirbobol dalam 10 laga di Liga Champions musim ini. Sejak kalah dari Bayern, awal September 2022, Inter hanya kemasukan tiga gol dan mencetak 21 gol.
”Kami telah menunjukkan pertahanan adalah buah dari permainan kolektif seluruh anggota tim untuk saling membantu. Demi memastikan tempat di final, kami harus mengelola dengan baik adrenalin, menampilkan keseimbangan permainan, dan tampil dengan pendekatan yang tepat,” kata Acerbi yang menjadi bagian skuad Italia meraih juara Piala Eropa 2020.
Pelatih Inter Simone Inzaghi meminta skuadnya untuk tampil tidak ceroboh dan menganggap remeh Milan, meski memulai laga dengan keunggulan dua gol. Inzaghi berharap pasukannya tidak mengendurkan sedikit pun fokus bertanding, terutama dalam situasi bertahan.
”Kami tahu memiliki keuntungan, tetapi itu bukan berarti kami sudah ke final. Saya yakin dengan pemain yang saya miliki karena ada juara dunia, juara (Piala) Eropa, dan pemain yang pernah bermain di banyak final sehingga mereka tahu sikap yang harus ditunjukkan di pertandingan kedua,” kata Inzaghi.
Waspada tingkat tinggi memang wajib diterapkan Inter. Mereka tentu tidak ingin menjadi tim kedua setelah Barcelona di musim 2018-2019 yang gagal ke final setelah unggul minimal dua gol pada laga pertama semifinal.
Untuk itu, Inter ingin mempertahankan kekokohan pertahanan yang merupakan napas utama bagi penampilan di Liga Champions. Dengan catatan rerata 46,8 persen penguasaan bola, I Nerazzurri menjadi tim dengan koleksi penguasaan bola terendah di antara empat tim semifinal.
Pada laga pertama menghadapi Milan, Inter menerapkan zonal marking dan proses transisi cepat ketika mendapatkan penguasaan bola. Itu membuat Inter lebih banyak mengkreasi peluang dengan 16 tembakan berbanding 13 tembakan milik Milan, walaupun menguasai bola lebih inferior dengan 42 persen.
”Kami hanya berjarak 90 menit lagi untuk memenuhi mimpi tampil di final Liga Champions. Kami mengejar final lainnya (setelah Coppa Italia) untuk menutup musim ini dengan hasil positif,” ucap Inzaghi yang telah mempersembahkan tiga gelar juara untuk Inter.
Leao kembali
Setelah menelan dua kekalahan beruntun, Milan mendapat tambahan penting untuk meningkatkan moral tim dengan kembalinya Rafael Leao, penyerang sayap, setelah pulih dari cedera pangkal paha. Pemain asal Portugal itu telah berlatih dengan rekan setimnya secara penuh, Senin (15/5/2023).
Dengan kontribusi lima gol di Liga Champions, Leao sudah dipastikan akan langsung menjadi andalan Pelatih Milan Stefano Pioli untuk melahirkan harapan tampil ke final. Tanpa Leao di laga pertama, Milan baru bisa menghasilkan tembakan tepat sasaran ketika laga telah memasuki menit ke-81.
Leao memiliki peran yang lebih efektif sebagai pelayan bagi rekan setimnya di Liga Champions musim ini. Ia telah menghasilkan empat asis yang melebihi expected assisted goals (xAG) yang berada di angka 2,5.
Selain ingin memanfaatkan Leao, Pioli juga perlu mengembalikan moral tim yang terpuruk setelah tumbang dari Inter di Eropa dan Spezia di Liga Italia, akhir pekan lalu. Apalagi, tekanan kepada Pioli dan skuad Milan untuk menang amat besar.
Ribuan tifosi Milan yang hadir di Stadion Alberto Picco, markas Spezia, melakukan protes langsung kepada Pioli dan anak asuhannya setelah kekalahan memalukan itu. Akibat hasil negatif itu, tagar #PioliOut menjadi topik yang banyak dibahas di Twitter.
”Dorongan dari tifosi sangat berharga bagi kami. Mereka ingin kami mengeluarkan kemampuan terbaik di sisa musim ini. Itu akan kami lakukan demi memberikan kebahagiaan bagi mereka yang selalu mendukung tim,” kata Pioli dilansir Sky Sport Italia.
Kata Presiden Milan Paolo Scaroni, perbincangan dengan suporter itu mengubah suasana tim menjadi lebih positif pada persiapan menjelang derbi Milan. Ia menuturkan, Milan siap memberikan kejutan untuk bisa menjaga tradisi selalu menang atas Inter di fase gugur Liga Champions.
”Milan selalu bisa menciptakan kejutan. Anda bisa lihat ketika kami bisa mengalahkan Napoli, 4-0, di laga tandang (liga), kemudian menyingkirkan mereka di Liga Champions,” ujar Scaroni seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.
Ia menambahkan, ”Kami memiliki pemimpin seperti Pioli dan skuad kuat yang tetap optimistis untuk mengatasi situasi sulit saat ini.”