Indonesia akan menghadapi Jepang, Irak, dan Vietnam pada fase grup Piala Asia 2023. Ketua Umum PSSI Erick Thohir yakin tim ”Garuda” bisa menghadirkan kejutan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional Indonesia masuk ke dalam Grup D pada ajang Piala Asia Qatar 2023 yang akan dimulai pada 12 Januari 2024. Jepang, Irak, dan Vietnam akan menghadirkan ujian mahasulit bagi skuad ”Garuda” yang bermimpi bisa bersaing demi memperebutkan jatah ke fase gugur.
Piala Asia 2023 akan berlangsung pada 12 Januari hingga 10 Februari 2024. Tujuh stadion Piala Dunia 2022 akan menyelenggarakan turnamen kontinental itu, yakni Stadion Lusail, Stadion Al Bayt, Stadion Internasional Khalifa, Stadion Ahmad bin Ali, Stadion Education City, Stadion Al Thumama, dan Stadion Al Janoub. Satu stadion lain ialah Stadion Jassim bin Hamad.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan, Indonesia masuk kategori tim yang tidak diunggulkan di Grup D. Ia menilai, Jepang adalah tim yang sudah berada di level dunia, sedangkan Irak dan Vietnam memiliki tradisi bagus dalam keikutsertaan di Piala Asia dalam beberapa edisi terakhir.
Jepang adalah ”raja” Asia dengan koleksi empat trofi Piala Asia. Irak juga pernah sekali menjadi juara Asia ketika menjalani laga final bersejarah pada edisi 2007 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Adapun Vietnam, rival sengit Indonesia di Asia Tenggara, selalu mampu menembus babak perempat final dalam dua partisipasi terakhir.
Timnas Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang positif. Tampil di Piala Asia yang diikuti tim berlevel dunia menjadi tantangan sekaligus peluang kita untuk meningkatkan level permainan timnas.
”Timnas Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang positif. Tampil di Piala Asia yang diikuti tim berlevel dunia menjadi tantangan sekaligus peluang kita untuk meningkatkan level permainan timnas,” ujar Erick seusai menghadiri pengundian fase grup Piala Asia 2023 di Doha, Qatar. Dalam kesempatan itu, Erick didampingi pula oleh Pelatih Indonesia Shin Tae-yong.
Setelah absen selama tiga edisi terakhir atau sejak 2007, Indonesia akhirnya bisa kembali berpartisipasi dalam turnamen paling bergengsi di Asia. Asa Indonesia mencetak sejarah lolos dari babak penyisihan untuk pertama kali amat terbuka dengan format baru Piala Asia yang diperkenalkan sejak edisi 2019.
Pada Piala Asia 2019, yang merupakan edisi ke-17, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menambah kontestan menjadi 24 dari 16 tim sebelumnya. Dengan kondisi itu, tidak hanya dua tim teratas dari enam grup yang lolos ke fase gugur, tetapi juga empat tim peringkat ketiga terbaik.
Butuh empat poin
Merujuk hasil Piala Asia 2019, empat tim yang lolos dengan predikat peringkat ketiga terbaik mengoleksi maksimal empat poin dari tiga laga. Hanya Bahrain yang mengemas empat poin, sedangkan tiga tim lain, yaitu Kyrgyzstan, Oman, dan Vietnam, menembus babak 16 besar dengan mengemas sekali kemenangan atau tiga poin.
Indonesia akan memulai perjalanan di Piala Asia 2023 dengan menghadapi Irak, lalu Vietnam, dan menutup babak penyisihan dengan menantang Jepang. Peluang Indonesia cukup terbuka untuk mendapatkan empat poin apabila mampu menahan imbang Irak, kemudian mengalahkan Vietnam.
Dalam empat partisipasi terakhir pada periode 1996 hingga 2007, Garuda maksimal mendapatkan tiga poin di fase grup. Hasil itu tercipta pada edisi 2004 dan 2007. Indonesia mengalahkan Qatar di partai pembuka China 2004, lalu menumbangkan Bahrain ketika menjadi tuan rumah pada 2007.
Namun, meraup poin dari Grup D tidak mudah jika melihat rekor pertemuan terakhir Indonesia dengan tiga tim pesaing. Indonesia belum pernah mengalahkan Vietnam pada enam duel terakhir dengan catatan tiga seri dan tiga kalah.
Indonesia terakhir kali jumpa Irak di kualifikasi Piala Asia 2015 pada awal 2013. Garuda menelan kekalahan pada dua laga yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, dan Jakarta.
Sementara itu, duel Indonesia dengan Jepang di ajang resmi berlangsung lebih dari tiga dekade lalu, tepatnya pada kualifikasi Piala Dunia 1990 tahun 1989. Dalam dua pertemuan, Indonesia sekali menahan Jepang di Jakarta, lalu dilibas 0-5 di Tokyo.
Meski dibayangi rekor buruk melawan tiga pesaing, Erick optimistis skuad Garuda bisa tampil lebih baik dibandingkan empat partisipasi terdahulu. ”Kita punya kualitas untuk membuat kejutan,” ucapnya.
Secara terpisah, Pelatih Jepang Hajime Moriyasu enggan menganggap remeh tiga lawan mereka di babak penyisihan. Setelah hanya menjadi runner-up di edisi 2019 akibat ditumbangkan Qatar pada partai puncak, ”Samurai Biru” berambisi mengejar trofi Asia kelima di Qatar.
”Saya pikir kami berada di grup yang sangat sulit. Tiga tim lawan kami sudah mengenal permainan Jepang dengan baik, sedangkan kami perlu mempersiapkan diri untuk mengenal kekuatan lawan di fase grup,” ucap Moriyasu kepada AFC.com.
Moriyasu menambahkan, dirinya akan mengirim tim analis untuk memantau dan mengumpulkan video pertandingan Irak, Vietnam, dan Indonesia. Pada Piala Asia 2011 yang diselenggarakan di Qatar, Jepang merengkuh gelar keempat setelah mengalahkan Australia, 1-0.
Tim kelima
Qatar, tim tuan rumah sekaligus juara bertahan, bertekad untuk menjadi tim kelima yang bisa merengkuh juara Asia dalam dua edisi beruntun. Rekor itu pernah dikoleksi Korea Selatan, Iran, Arab Saudi, dan Jepang.
Selain itu, Qatar juga mengejar predikat tim rumah kelima yang bisa menjadi juara di rumah sendiri. Korsel (1960), Iran (1968 dan 1976), Kuwait (1980), dan Jepang (1992) adalah tim yang pernah mengangkat trofi juara di hadapan pendukung sendiri.
”Mempertahankan gelar juara di rumah sendiri akan menjadi momen spesial bagi kami. Saya sudah tidak sabar bermain di hadapan pendukung yang fantastis dan ingin membuat mereka bangga,” kata Hassan al-Haydos, gelandang dan kapten tim nasional Qatar.
Qatar akan memulai perjalanan di Piala Asia 2023 dengan menghadapi Lebanon, 12 Januari 2024, di Stadion Al Bayt, Al Khor, yang merupakan lokasi pesta pembukaan Piala Dunia 2022. Untuk mempertahankan trofi Asia, Qatar telah merekrut Carlos Queiroz sebagai juru taktik baru.