Momentum Meneguhkan Dominasi Pemanjat Nomor "Speed" Indonesia
Pemanjat tebing putra nomor "speed" Indonesia diharapkan meraih emas seri ketiga Piala Dunia 2023 di Jakarta, 6-7 Mei. Itu penting untuk memperkuat dominasi di klasemen yang bisa meningkatkan peluang ke Olimpiade 2024.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH, REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Usai pemanjat tebing putra nomor speed Indonesia Veddriq Leonardo meraih emas sekaligus memecahkan rekor dunia dalam seri kedua Piala Dunia IFSC 2023 di Seoul, Korea Selatan, Jumat (28/4/2023), tim putra diharapkan bisa mengoptimalkan seri ketiga di Jakarta, 6-7 Mei untuk meneguhkan dominasi mereka pada musim ini. Itu akan menjadi modal penting untuk meningkatkan peluang wakil Merah-Putih lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Kita harap Veddriq bisa mempertahankan prestasi itu, terutama raihan emasnya. Kita ingin bisa menjadi tuan rumah yang sukses secara penyelenggaraan dan prestasi.
”Jelang seri ketiga Piala Dunia 2023 di Jakarta, kita dapat kabar gembira Veddriq baru saja meraih emas dan memecahkan rekor dunia (dengan waktu 4,90 detik dalam babak perempat final seri kedua, 28 April lalu). Kita harap Veddriq bisa mempertahankan prestasi itu, terutama raihan emasnya. Kita ingin bisa menjadi tuan rumah yang sukses secara penyelenggaraan dan prestasi,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) Yenny Wahid dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Yenny mengatakan, performa para pemanjat putra Indonesia terus meningkat dan cenderung seimbang. Yang membedakan mereka cuma konsistensi dan kebugaran saja. Saat ini, Veddriq sedang berada pada kondisi terbaik. Sebaliknya, Kiromal Katibin yang sempat lima kali berturut-turut memecahkan rekor dunia tengah cedera siku.
Cedera itu membuat Kiromal harus puas berada di urutan ke-32 dari 67 peserta yang bisa start dengan waktu terbaik 5,71 detik di seri kedua kemarin. Kiromal tetap didaftarkan untuk seri Jakarta tetapi kepastian ikut-tidaknya akan ditentukan oleh diskusi antara pelatih dan tim medis sebelum perlombaan.
Maka itu, dari 12 atlet putra yang diturunkan, Indonesia menaruh harapan kepada Veddriq agar bisa mempertahankan emas dari seri kedua. Kalau kembali menjadi yang terbaik, pemanjat asal Pontianak, Kalimantan Barat berusia 26 tahun itu bisa memperkokoh posisinya di urutan pertama klasemen speed Piala Dunia musim ini. Itu akan membuka jalan Veddriq mempertahankan gelar juara dunia yang direbut dalam musim terakhir.
Selain Kiromal dan Veddriq, Indonesia tidak bisa melupakan pemanjat senior Aspar Jaelolo yang meraih emas dengan 5,39 detik pada seri Jakarta musim lalu, 24 September 2022. Dengan tidak melupakan pemanjat lain, ketiganya ditargetkan bisa mengejar peringkat setinggi-tingginya hingga akhir musim ini.
”Seri Piala Dunia memang tidak berhubungan langsung dengan tiket ke Olimpiade. Namun, peringkat atlet dalam klasemen akhir Piala Dunia musim ini akan menjadi tolok ukur untuk ikut ajang kualifikasi Olimpiade (antara lain kualifikasi Asia di Jakarta, 9-12 November mendatang). Jadi, penting untuk atlet-atlet kita mengejar peringkat tertinggi hingga akhir musim ini (ditutup pada seri ke-12 di Wujiang, China, 22-24 September mendatang),” kata Yenny.
Di sisi lain, lanjut Yenny, pihaknya berharap tim putri yang terdiri dari 10 atlet bisa meningkatkan prestasi dalam seri ketiga. Pada seri sebelumnya, Desak Made Rita Kusuma Dewi berhasil merebut perunggu dengan 6,60 detik. Selepas era Aries Susanti Rahayu yang sempat memecahkan rekor dunia dengan 6,99 detik pada seri Piala Dunia 2019 di Xiamen, China, 19 Oktober 2019, Desak adalah andalan baru di kelompok putri.
”Secara umum, catatan waktu para yunior Aries di pelatnas sudah jauh lebih baik. Hanya saja, catatan waktu pemanjat dari negara lain pun jauh lebih tajam (khususnya pemanjat Polandia Aleksandra Miroslaw yang baru mempertajam rekor dunia putri atas namanya sendiri dengan 6,25 detik pada seri kedua musim ini, 28 April lalu),” tutur Yenny.
Cuma nomor speed
Terkait teknis perlombaan, seri Jakarta kali ini cuma menghelat nomor speed. Padahal, musim lalu, seri Jakarta menyelenggarakan nomor speed dan lead. Event Officer IFSC (Federasi Panjat Tebing Internasional) Alessandro Di Cato menjelaskan, keputusan itu karena Indonesia identik atau unggul dalam nomor tersebut. ”Kendati demikian, pada ajang kualifikasi Asia di Jakarta (9-12 November), kami tidak hanya memperlombakan nomor speed melainkan juga boulder dan lead,” terangnya.
Sekretaris Jenderal PB FPTI Florenciano Hendricus Mutter menuturkan, seri Jakarta hanya melombakan nomor speed karena slot yang tersisa untuk musim ini cuma untuk menghelat nomor tersebut. ”Selepas debut menjadi tuan rumah ajang ini tahun lalu, kami langsung mengajukan diri kepada Presiden IFSC Marco Maria Scolaris untuk mengambil slot itu walau hanya menyelenggarakan satu nomor. Lagi pula, kita kan unggul dalam nomor speed sehingga tidak masalah dengan kebijakan tersebut,” ucapnya.
Meski cuma melombakan nomor speed, Yenny memastikan empat atlet boulder dan empat atlet lead tetap dibina di pelatnas untuk persiapan seri-seri Piala Dunia selanjutnya yang menghelat nomor-nomor tersebut. FPTI akan mengupayakan mereka ikut kejuaraan demi menambah jam terbang.
Walau Indonesia tidak mendominasi lead, Raviandi Ramadhan bisa menembus final lead seri Jakarta musim lalu. Dia menjadi pemanjat pertama Merah-Putih yang tampil di final lead seri Piala Dunia. Untuk itulah, pemanjat lead perlu diberikan kesempatan lebih untuk meningkatkan kapasitasnya. ”Kita punya Raviandi yang potensial tetapi belum bergabung ke pelatnas karena terkendalan persoalan administrasi,” ungkap Yenny.
Secara keseluruhan, seri Jakarta kali ini akan diikuti oleh 72 atlet putra dan 48 putri dari 24 negara. Berbeda dengan musim lalu yang diselenggarakan di kawasan SCBD, seri Jakarta musim ini dilaksanakan di Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan. Selain itu, waktu perhelatan tidak ada yang di siang atau sore hari melainkan hanya di malam hari.
”Kenapa demikian, karena seri Jakarta kali ini cuma memperlombakan nomor speed. Untuk itu, IFSC menetapkan lomba dilakukan dua hari (babak kualifikasi, Sabtu, 6 Mei dan putaran final, Minggu 7 Mei) dan semuanya dihelat malam hari. Tujuannya, agar eksposur seri Jakarta tetap maksimal dan bisa menyesuaikan waktu siaran langsung di zona waktu berbeda di negara-negara lain. Tentunya, atlet turut diuntungkan karena ada waktu istirahat untuk tampil lebih maksimal,” kata Yenny.
Dari pantauan Kompas, seri Jakarta kali ini dihelat di dekat Lapangan Tenis Senayan. Hingga Jumat petang, dinding panjat telah berdiri dan segenap peralatan pendukung masih disiapkan. Pekerja lapangan mengutarakan, mereka ditargetkan membereskan semuanya paling lambat Jumat malam.